Lagi dan lagi aku di hancurkan oleh harapanku yang berlebih.
Seluruh kenangan yang kita rajut bersama kini menjadi mimpi burukku seumur hidup. Terimakasih, terimakasih atas luka yang sakitnya tiada akhir ini." Yey!! dikit lagi pengumuman PTN trus lulussss!!! " teriak Nadira dengan intonasi tinggi dan terdengar begitu gembira.
Nadira Adelia Hussein atau kerap disapa Nadira, saat ini masih duduk dibangku SMA kelas 12 di daerah Jakata Barat, ia sedang menunggu hasil pendaftaran SNMPTN-nya di beberapa universitas yang ia impikan. Mengambil ilmu komunikasi dan sastra Arab sebagai pilihan kejurusannya, karna ia sangat ingin menjadi seorang jurnalis atau penulis yang hebat. Semangat juangnya ini selalu di dukung oleh kedua sahabatnya Diva Rinjani Putri dan Elva haneem.
" Ssst! biasa aja kali, Nad ngga usah teriak-teriak gitu ah malu gue liat lo begini. " Ujar El sambil menggelengkan kepalanya karna tidak menyangka sahabatnya ini memilki sifat yang menyebalkan di usianya yang ke 19 tahun, padahal cita-citanya menginginkan nikah muda.
" Tau nih, mau nikah muda tapi sifat nyebelinnya ngga bisa ilang, yang ada nanti malah kabur suami lo, Nad. " Ledek Diva.
" Tinggal cari la— "
" Woi, Nad minta air dong haus banget gue abis main futsal " Tiba-tiba datang salah satu teman prianya, Shaka. Ia menghampiri meja Nadira.
Jika di lihat baik-baik keringatnya memang membasahi setiap keindahan di wajahnya. Alisnya yang tebal, lesung pipinya yang membuat dirinya nampak manis, badannya yang tinggi dan gagah. Astagfirullahaladzim batin Nadira.
" E... eh.. iya nih boleh "
" Dih kok tiba-tiba lo jadi gugup gitu sih? ganteng ya gue makanya lo gugup." Ledek Shaka yang melihat pipi Nadira memerah seperti tomat.
" Apaan banget sih lo, Shaka. Udah buruan minumnya jangan dihabisin awas lo!" Ketusnya.
" Galak amat, neng."
Setelah beberapa tegukan menyegarkan tenggorokannya, Shaka memberikan kembali botol pink itu kepada Nadira seraya mengucapkan terima kasih lalu beranjak pergi ke lapangan untuk melanjutkan permainannya.
" Cie ada yang kesemsem nih sama Shaka haha " Kekeh El yang kemudian Diva ikut menertawakan wajah Nadira yang masih memerah. Kedua sahabatnya itu memang tahu jika Nadira dan Shaka sebenarnya memiliki perasaan yang sama, tapi bodohnya mereka tidak saling mengungkapkan.
Muhammad Shaka Alfarizi, setiap mendengar namanya jantung Nadira seakan berdetak kencang tak karuan. Sudah sangat lama ia memendam perasaannya pada Shaka tapi karna peraturan keluarganya yang melarang keras pacaran, ia tidak bisa berbuat apa-apa. toh, kalau di ungkapkan memang mau ngapain? minta di nikahin? begitu pikir Nadira.
" Aduh baper deh gue. "
" Eh baper sama siapa lo, Nad? " tanya El dan Diva dengan kompak.
" Shaka. " singkatnya.
" Ya Allah,Nad kenapa ga lo ungkapin aja sih? "
" Tau nih, lagian anak-anak juga sebenarnya udah pada tau kalau lo sama Shaka kunyuk itu sebenarnya punya perasaan. " jelas Diva
" Trus kalau gue ungkapin mao ngapain? jadian? gila ya lo bedua yang ada gue bisa dicoret dari KK karna ngelanggar aturan di keluarga gue. " gerutu Nadira.
" Nad, gimana kalau lo pacaran diem-diem aja? " Bisik El dengan tatapan wajah yang begitu serius.
" Engga ah dosanya double. "
" Lagian kalau emang lo diem-diem ngejalanin juga pasti bakal ketauan. Ibarat nih ya, mau sepandai apapun lo nutupin bangkai pasti bakal kecium juga baunya. you know what i mean, right? " Jelas Diva yang kemudian diberikan 2 jempol oleh Elva tanda setuju.
Shaka, kenapa sih kita tuh kaya senja dan daratan?
Saling menatap tapi tak saling menetap.
Saling melihat tapi tak saling terikat.••••
" Ayah...Nadira menerimanya sebagai suami Nadira." cicitnya lemah sambil menunduk dan sesekali mengusap air mata yang terus berjatuhan.
" Kenapa tiba-tiba Nadira menerimanya, sayang?" diusap sayang puncak kepala anak gadisnya itu, Fathur sangat heran mengapa tiba-tiba ia mau menerimanya? Bukan kah ia bilang padanya bahwa ia menolak di jodohkan oleh Abi?
" Nadira udah minta petunjuk sama Allah dan ternyata benar, dia jawabannya. Lagian kalau Nadira tolak pun Ayah tetep nikahin Nadira sama dia, kan? " matanya yang masih bengkak karna semalaman menangis
membuat Fathur ikut merasakan sakitnya. Apakah sebagai seorang Ayah dia sudah gagal untuk anak gadisnya ini? Tidak tidak, ini adalah jalan terbaiknya. Fathur hanya menginginkan kebahagiaan untuk Nadira dan Fathur percaya bahwa Abi bisa membantu Nadira melupakan luka lamannya dan membuat anaknya bahagia. Yah... dia berharap penuh pada Abi. Abidzar Tsaqif Hamadi. Laki-laki yang tidak dicintai sama sekali oleh putrinya, Nadira." Insha Allah, dia adalah laki-laki yang selama ini kamu cari. Cinta itu akan datang dengan sendirinya, percaya itu." peluk Fathur pada Nadira yang masih terisak karna kesedihan yang ia alami. Fathur memejamkan matanya, berdoa semoga ini adalah jalan terbaik untuk Nadira.
Hi gengs, maaf bgt part awal aku rombak karna lupa bikin prolognya wkwk tp jalan ceritanya masih tetep sama kok. fyi cerita ini setengahnya emg inspired by true story dri temenku dan sisanya real dri imajinasi aku sndiri.
penulisanya mungkin jauh dari kata sempurna, jadi monmaap yak.
semoga kalian bisa ambil pelajaranya dan suka sama jalan ceritanya, xixi. thankiess💗
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
Roman d'amourKamu datang disaat aku tidak percaya lagi pada Cinta manusia yang semu. Menawarkan begitu banyak kebahagiaan disaat kesenduanku telah menjadi candu. Aku menerimamu sebab aku menyerah pada takdir jenaka ini, tapi kamu memilihku karna kamu memang ben...