06

964 198 28
                                    






Hyunjin tersenyum seraya menatap plester pemberian seungmin kemarin, disebelahnya ada felix yang lagi lagi menggelengkan kepalanya dengan dramatis saat melihat hyunjin yang lagi lagi bertingkah gila

"Lukamu belum kau obati?" Tanya felix saat melihat luka diwajah hyunjin yang tak memudar

Hyunjin menatap felix lalu menggelengkan kepalanya, senyum bak anak kecil terbit diwajah tampan milik hwang membuat felix memutar bolamatanya malas

"Mamamu tidak marah??"

"Aku pulang malam, dan masuk kedalam rumah diam diam. Tadi aku berangkat sangat pagi untuk menghindari amukan mamaku" ujarnya

Felix menggelengkan kepalanya, "Mau ku antar ke unit kesehatan? Aku akan mengobati lukamu, itu harus diberi salep"

"Tidak perlu, hehe"

"Itu plester kenapa tidak kau pakai untuk menutupi lukamu??"

"Ah tidaaakkk mauu, ini plester yang sangat berharga"

Hyunjin mendekatkan plester itu kedada sebelah kirinya dengan dengan gerakan seperti memeluk tubuh seseorang

"Itu hanya plester biasa, hwang"

Hyunjin menggeleng cepat lalu menatap felix, "ini plester luar biasa tau"

"Hmm"

"Ini sangat berharga tau, karena yang memberi plester ini berharga" ujar hyunjin sambil tersenyum

"Dari seungmin??"

Anggukan yang diterima felix sebagai jawaban atas pertanyaannya, hembusan nafas terdengar.

"Kau sudah menyatakan cintamu padanya??"

"Tidak"

"Kenapa??"

"Tidak tau"

"Terserah kau saja hwang"

•••

Hyunjin menenteng paperbag, isinya adalah syal yang seungmin berikan kemarin kepadanya dengan payung yang ada digenggamannya

Hari ini entah kenapa turun hujan ketika jam pulang tiba, beruntung hyunjin yang memang meninggalkan payungnya di loker menjadi terbantu

Langkahnya terhenti saat menderngar pembicaraan antara seungmin dan seseorang dikelas. Kelas seungmin kosong dan sepertinya hanya ada mereka berdua disana

"Aku menyukaimu" ujar seorang

Hyunjin mendernyit ketika suara tak asing itu terdengar, ia lalu memberanikan diri untuk mengintip dan melihat Minho yang sedang menatap seungmin sembari menggenggam buket ditangannya

Tubuhnya lemas seketika, tangannya entah kenapa gemetar apa lagi saat melihat ekspresi malu malu milik seungmin

Sialan

"Bagaimana denganmu?? Aku tau kita pendekatannya baru selama 1 bulan belakangan ini. Tapi entahlah, aku merasa desiran aneh itu semakin memuncak saat bersamamu, kim"

Hyunjin lalu menunduk mendengar semua kata yang diucapkan oleh minho untuk cintanya membuat hati hyunjin remuk

Ditambah senyum yang menghiasi wajah seungmin membuat hyunjin semakin sakit saja

Hyunjin lalu menghela nafas, dan pergi dari sana. Memang benar, inilah resikonya ketika mencintai seorang dalam diam

Kalau sudah seperti ini, ia harus menyalahkan siapa?? Tidak ada yang harus disalahkan, hanya dirinyalah yang harus disalahkan karena telah memendam ini begitu lama

Tungkai jenjangnya membawa hyunjin kedepan loker dengan nama 'Kim Seungmin' itu

Berdiri sembari menatap loker itu nanar, "kenapa sesakit ini sih?" Lirihnya

Hyunjin tersenyum miris. "Kim seungmin, terimakasih karena telah hadir dalam hidupku"

"Aku mencintaimu ketika kau datang padaku pertama kali dan memberikanku plester untuk menutupi lukaku akibat terjatuh saat sekolah dasar"

"Itu adalah cinta pada pandangan pertama, dan itu adalah cinta pertamaku. Aku sangat mencintaimu bahkan sampai membuatku frustasi karena terus mengingatmu"

"Aku memasuki sekolah menengah pertama yang sama denganmu hanya karena ingin melihatmu, kamu sangat pintar jadi aku berusaha mengejar ketertinggalanku. Agar aku bisa bersanding denganmu ketika penyebutan peringat setiap semester"

"Ketika memasuki sekolah menengah atas, aku juga rela belajar fisika hanya untuk mengikuti olimpiade yang sama denganmu, aku muak dengan fisika. Bahkan kalau boleh jujur aku ingin mati ketika meihat rumus rumus yang bahkan sebelumnya tak benar benar aku mengerti, namun karenamu—aku juga ingin mengerti"

Hyunjin menangkupkan wajahnya, isakan mulai terdengar dari pemuda itu

"Aku bodoh, kenapa aku tidak mengatakannya seperti yang felix bilang??"

"Kau menyakiti hatiku karena aku tak bisa menghilangkan rasa ini! Bagaimana bisa aku menghilangkan rasa ini? Jika rasa ini telah tumbuh sangat lama???"

Kepalanya lalu tersandar dengan loker milik seungmin, "A-aku tak bisa begini"

"Pilihanku memang mencintaimu dalam diam, jadi aku harus menerima konsikuennya, seungmin"

Senyum itu mengembang diwajahnya, ia lalu menegakan tubuhnya dan kembali menatap loker milik seungmin

"Aku pergi, semoga kau bahagia"





B e r s a m b u n g







































:")

[✔] On Track || HyunminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang