Introduction - Audrey

5 1 0
                                    

Panggil aku Audrey. Aku merupakan salah satu mahasiswi, yang, merasa cukup terkenal. Aku mungkin tidak pandai memasak—tapi, hey­­, pancake buatanku tidak pernah mengecewakan orang yang memakannya. Lain kali, aku akan ceritakan bagaimana terampilnya tanganku ketika menghias pancake apelku dengan whip cream dan saus caramel.

Panggil aku Audrey si Suara Emas. Aku pandai menyanyi. Oh, sangat! Kau akan kujamin tertidur dengan mimpi paling indah jika aku menyanyikan padamu lebih dulu lagu pengantar tidur yang merdu. Ah, bukan—lagu apapun akan menjadi merdu jika aku yang menyanyikannya.

Panggil aku Audrey si Bintang Kelas. Haha, tidak, aku tidak suka belajar dan jangan berani-beraninya membayangkan aku sebagai jenius kutu buku yang diam-diam tertawa jahat melihat teman-teman bodohnya yang lain kesusahan saat ujian. Maksudku, ehm, bintang kelas, itu artinya aku disukai oleh teman-temanku satu kelas ini. Tidak ada yang membenciku, kecuali, mereka yang tidak cocok berada di sebelahku. Haha, hanya bercanda. Aku akui, aku orangnya baik. Mencoba menjadi baik. Hanya pada orang tertentu. Uh... manusia itu normal bersifat seperti itu, kan?

Panggil aku Audrey si Anti Cinta. Aku tidak tertarik untuk mencari kekasih, walaupun, aku yakin sekali banyak diantara cowok sok angkuh disini yang menaruh mata dan hatinya padaku. Tapi, sungguh, apa itu komitmen? Aku bahkan belum mewujudkan mimpiku untuk naik kapal pesiar dan menikmati sore sendirian. Aku bahkan juga belum mewujudkan mimpiku untuk pergi berkeliling dunia dan menikmati me time ku sepuas-puasnya. Mungkin, saat aku memutuskan untuk memiliki kekasih pun, aku tetap ingin menikmati waktuku sendiri dengan tenang. Kapal pesiar, aku datang!

Panggil aku Audrey si anggota geng. Ah, tidak, tidak. Ini bukan gelar. Aku memang punya geng, yang, aku bangga dengannya. Aku juga tidak akan bohong kalau aku sering kali kesal dengan mereka. Juliet, Reuben, Nathan, dan Lizz. Karena apa aku dan mereka bisa jadi dekat seperti ini? Oh, aku yakin karena mereka tertarik dengan kepribadianku yang atraktif. Ayolah, siapa yang mau menolak berteman dengan Audrey Maddelena—mahasiswi impian dengan suara menawan namun, uh, muka yang pas-pasan. Wajahku tidak jelek kok, tapi aku akui Lizz dan Juliet jauh lebih cantik. Aku iri. Tapi, aku yakin kepribadian yang atraktif dapat mengalahkan wajah yang menggoda.

Hm? Kau bertanya tentang teman-temanku yang lain? Oh ayolah... kau membosankan! Bukankah berbicara denganku jauh lebih menarik?

Tapi apa boleh buat. Akan aku panggilkan teman-temanku yang lain. Kau bisa bertanya apapun pada mereka. Aku yakin tidak ada yang melebihi serunya bercerita denganku. Oh, ingat! Jangan pernah mengganggu Nathan dengan pertanyaan yang tidak berguna, dia nampaknya tidak akan suka dengan hal itu.

The Evil Among UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang