Hai, aku Reuben! Kau pasti sudah menemui Audrey dan Juliet sebelumnya. Tenang, jangan grogi di hadapanku! Aku tidak menggigit, aku juga tidak akan menelanmu hidup-hidup. Ayo, ayo, duduk disini dan dengarkan cerita menyenangkan tentangku!
Hm? Kau bilang aku ceria? Haha, terimakasih! Sebenarnya, aku sudah terbiasa dengan sebutan seperti itu. Aku bahkan sampai-sampai menganggapnya pujian~ kau tahu, kata orang-orang, cowok hyper sepertiku sudah mulai langka di dunia. Bener nggak sih? Haha.
Kau bisa bilang aku adalah yang paling ceria diantara teman-temabku. Iya, teman-temanku--Audrey, Juliet, Nathan, dan Lizz. Aku tidak suka menutup-nutupi sesuatu, jadi mari kubilang satu hal padamu: Aku suka pada Lizz.
Hm, kau tanya kenapa? Hahaha, aku juga tidak tahu! Yah, mungkin, kepribadian Lizz sangat bertolak belakang denganku, sampai-sampai aku menganggap itu sebagai suatu hal yang atraktif. Lizz juga cantik. Semuanya cantik. Hanya saja, Lizz terlebih dahulu ada di pikiranku Jangan anggap itu berlebihan, aku hanya jujur, kok!
Yah, hanya saja, mungkin Lizz tidak terlalu suka dengan semua ini. Haha. Tidak, itu tidak mengapa. Tenang saja.
Uh... boleh aku bilang sesuatu? Kau mungkin melihatku sebagai cowok yang ceria. Yang bahagia. Aku... qku memang selalu tersenyum, tapi, tidak ada yang benar-benar tahu apa yang disembunyikan orang lain, kan?
Aku jadi teringat Audrey.
Dia anak baik, tapi aku masih saja kesal dengan dia sampai saat ini. Tapi kami masih berteman baik, kok. Orang seceria seperti aku tidak mungkin dapat menyimpan dendam berlarut-larut. ...kan?Aku tidak suka olahraga, jadi jangan menatapku dengan penuh harap seperti itu, haha. Badanku memang tinggi, tapi aku selalu minder ketika banyak orang memaksaku untuk ikut tim basket karenanya. Sungguh, aku tidak suka olahraga. Aku lebih suka memasak. Kemampuan memasakku jauh lebih bagus daripada Audrey, dan aku masih menyimpan rasa bangga sampai detik ini. Memasak jauh lebih ringan daripada olahraga. Aku tidak perlu mengalami kram otot. Andaikan aku kram sekalipun, paling tidak, kram ku dapat terbayar dengan perut yang kenyang. Win-win.
Aku tidak memiliki suara yang begitu bagus juga, maaf deh. Kalau kau mencari cowok yang jago menyanyi dan bermain gitar, kau bisa bertemu dengan Nathan. Cewek-cewek tergila-gila dengan dia. Aku tidak paham. Sungguh! Maksudku, bagaimana bisa mereka suka pada orang yang sedingin es batu? Padahal ada aku yang sehangat sup ayam. Hahaha, ngomong apa sih aku. Maaf deh, aku memang suka bercanda yang gak jelas.
Soal wajah? Wah, jangan ditanya! Kami spesies cowok di seluruh dunia, diam-diam setidaknya pernah satu kali merasa bahwa kami ini termasuk golongan ganteng! Tidak percaya? Aku contohnya. Tapi, mungkin kegantenganku itu tidak terlalu berpengaruh di mata cewek. Para cewek itu hanya memberi nilai plus pada attittude cowok, yang, sediingin es seperti Nathan. Aku pernah, mencoba menjadi dingin seperti Nathan untuk satu hari. Tapi, alih-alih para cewek tergila-gila, mereka malah mengerubungiku, menarikku dengan paksa ke ruang konsultasi dengan wajah khawatir, menyediakan teh hangat lengkap dengan minyak kayu putih, lalu diiringi dengan pertanyaan dari pegawai disitu yang juga khawatir: "Cerita saja kalau kamu punya beban hidup, ya, kami akan selalu ada disini untuk mendengarkan". Aku tidak mengerti. Para cewek yang membawaku kesitu juga tidak mengerti. Pegawai tersebut juga tidak mengerti. Dan aku lebih tidak mengerti lagi untuk apa mereka membawakanku teh hangat dan minyak kayu putih. Aku hanya ingin menjadu cool, girls, bukannya habis kemasukkan setan.
Oh, haha, aku keasyikan mengobrol sampai-sampai lupa waktu! Kau sudah bertemu Audrey dan Juliet, kan? Kenapa tidak bertemu Nathan selanjutnya? Dia tidak kalah keren, walaupun sebenarnya aku mengakui bahwa aku lebih keren daripada dia. Hahaha, hanya bercanda!
...Yang aku bilang sedingin es tadi, itu tidak main-main. Aku harap kau mengerti bagaimana rasanya dicampakkan begitu saja oleh seseorang. Siapkan dirimu, aku akan mendoakan yang terbaik dari sini