• Epilepsy

717 76 5
                                    

To : Sehunku🌼

Pernah mendengar sebuah fakta bahwa jumlah pohon di bumi lebih banyak dibanding jumlah bintang di galaksi bima sakti?

Itu isi pesan yang kukirim 1 jam lalu, namun sampai saat ini Sehun belum juga membalasnya. "Aku bosan, hmm." Selalu mengeluh adalah kebiasaanku. Aku berlalu mengambil handuk dan berniat berendam jika saja Ayah tidak tiba-tiba masuk dan berucap riang, "Ayah pulang!"

Ayah menghampiriku, lalu memelukku dengan begitu erat. Aku balas memeluknya ketika sadar aku juga begitu merindukannya yang sudah pergi bertugas selama 7 hari lamanya. "Istirahatlah. Ayah pasti lelah."

"Tidak. Ayah tidak lelah setelah memelukmu."

Ayah menggiringku untuk duduk dipinggir ranjang begitu pula dengannya. Aku tahu akan kemana pembicaraan ini. "Ayah senang sekali. Jadi Ayah ingin berbagi denganmu." Ayah menunjukan raut antusiasnya, jadi aku pun memasang raut penasaran semampuku.

Ayah kembali menceritakan keberhasilannya mendidik anak asuhnya sampai melaju ke perempat final dan memenangkan turnamen. Ini bahkan sudah ke sekian kali aku mendengarnya sampai hapal alurnya jika beliau hendak bercerita. Dan selama itu pula aku memasang tampang polos yang begitu iri pada anak didiknya, seolah aku juga mau berada di posisi itu. "Makanya, jika disuruh belajar itu harus rajin. Ayah hanya memintamu berhasil di bidang akademik. Karena Ayah tahu kelemahanmu itu di bidang non-akademik. Bagaimana lesmu? Ingat jangan bolos dan berusahalah yang terbaik."

Tak pernah sekalipun aku benar-benar membuat bangga Ayah dan Ibu. Pernah saat aku duduk di bangku kelas 1, aku dibawa Ayah ke Konselor yang merupakan teman kerjanya untuk memberikan konseling padaku. Di situ aku dituntut untuk mengetahui apa bakatku yang bisa dikembangkan, dan aku sama sekali tidak menunjukan ketertarikan pada apapun itu kecuali mengutarakan jika aku ingin jadi Atlet renang. Ayah tentu saja langsung melarangnya karena kondisiku yang tidak memungkinkan. Menjadi penderita epilepsi kadang membuatku sangat sedih karena di bidang akademik pun aku tidak pandai sama sekali.

To : Sehunku🌼

Aku sedang sedih. Kau tidak mau menghiburku?

Dett..dett..

Sehun melirik notifikasi yang muncul di ponselnya. Walaupun malas, tetapi Sehun selalu punya waktu untuk membaca pesan yang dikirimkan oleh Nami. Terkadang Sehun merasa perlu tahu kondisi mental Nami, karena pesan yang dikirim gadis itu mengungkapkan perasaan yang selalu berubah-ubah. Meski begitu, Sehun selalu saja masa bodoh dan mengabaikan pesan Nami. Sehun kembali pada catatan yang dia tulis sejam lalu.

Untuknya pesan ke -  546 (A) :

Pernah.

Untuknya pesan ke - 546 (B) :

Mengapa mengeluh padaku? Aku benar-benar tidak ahli dalam menghibur.



🔜

Me after You - [Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang