Author's POV
Senyum terukir di wajah seorang Kim Ye Rim ketika mendengar bel tanda istirahat berbunyi, ia merapikan bukunya lalu mengajak teman sebangkunya, Kim Sae Ron pergi ke kantin.
"Saeron-ah, kajja"
"Kau duluan saja Yerim-ah, Aku harus rapat osis dulu"
Saeron memajukan bibirnya beberapa cm.
"Aish kasihan sekali chairmate ku ini, mau titip makanan?"
"Ummm belikan Aku kukis coklat, boleh?"
"Tentu saja, semangat rapatnya hahahaha"
"Yayaya terserah kau"
.
.
.Yerim membawa kotak bekal berisi kimbap buatan Seulgi, kemarin sepulang dari tempat Seungwan, Seulgi mengajak Yerim membeli bahan kimbap untuk bekal.
Tetapi bukannya langsung ambil tempat duduk, Yerim malah pergi ke kedai makanan ringan, ia membeli beberapa homemade cookies yang dijual seorang yeoja cantik.
"Eonni, Aku mau vanilla choco chipsnya 5"
"Ah tunggu sebentar ya"
Yeoja yang ramah dengan mata bulat, hidung mancung, senyum manis, namun terlihat dingin saat sedang diam.
Bae Joo Hyun, perempuan yang hidup sebatang kara, seorang mahasiswi tahun pertama, seorang penjual kukis dikala jadwal kuliahnya kosong.
"Ini pesananmu"
"Ah iya, ini uangnya eonni"
Yerim pergi mencari tempat duduk, namun hasilnya nihil, semua tempat sudah penuh. Yerim pun memutuskan kembali ke kelas, namun, langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.
"Kau, vanilla choco chips, kau bisa makan disini"
Yerim menengok, ternyata yang memanggilnya adalah Joohyun. Yerim pun tersenyum, lalu kembali ke tempat Joohyun.
"Eonni, tidak apa Aku makan disini?"
"Kenapa tidak?"
"Gomawoyo"
"Ummm ngomong-ngomong siapa namamu?"
"Namaku Kim Ye Rim, kau bisa panggil Aku Yerim"
"Aku Bae Joo Hyun, kau bisa panggil aku Joohyun eonni"
"Eonni mau kimbapku?"
"Sepotong mungkin boleh-- hmmm enak! Siapa yang buat? Eomma?"
"Anni, eonni baruku yang buat"
"Eonni baru?"
Yerim menghela nafasnya.
"Eonni, boleh Aku bercerita, kau terlihat seperti orang baik, dan dapat dipercaya"
"Tentu, ceritalah"
Yerim menceritakan semuanya, awal masalahnya hingga bagaimana ia bisa tinggal bersama Seulgi. Joohyun tidak menyangka, anak sebaik Yerim bisa mendapat nasib yang hampir mirip dengannya.
"Yerim-ah, Aku juga sama denganmu"
"Eh?"
"Aku hidup sebatang kara, Aku dibuang oleh orang tuaku di Daegu saat Aku baru lahir, lucunya mereka membuangku beserta dengan surat kelahiranku, Aku dipungut oleh pemilik panti asuhan, Aku tinggal disana sampai sekarang, tetapi semenjak pemilik panti asuhan yang memungutku meninggal, suasana disana berubah, Aku tidak betah. Oh iya, Aku berkuliah, karena Aku dapat beasiswa--"
"Jinjja?! Woah daebak, kau pasti sangat pintar"
"Entahlah, hanya hoki saat mengisi soal, Aku bingung Yerim-ah, Aku harus mencari tempat baru untuk tinggal
"Eonni jangan sedih, Aku yakin eonni pasti bisa menyelesaikan semuanya, kita sama-sama berjuang, jangan menyerah, ok?"
Joohyun mengangguk pelan.
"Eonni, besok kau ada jadwal kuliah?"
"Anni"
"Kalau begitu, besok malam bisa kita bertemu disini?"
"Untuk apa?"
"Tidak salahkan kalau kau menambah teman?"
"Eonni barumu?"
"That's right"
"Ok, sampaikan salamku untuknya ya"
"Ne"
"Yerim-ah, terima ini"
Joohyun memberikan setoples vanilla choco chips cookies.
"Eonni, tidak--"
"Ssstt, terimalah, jangan lupa berbagi dengan eonni barumu, ne?"
"Gomawoyo, iya Aku akan berbagi, kalau Aku ingat"
"Aishh anak nakal"
"Anni"
"Kembali lah ke kelas, sebentar lagi bel berbunyi"
"Ne, arrasseo, paipai eonni"
"Paipai anak kecil"
Yerim tersenyum sembari berjalan ke kelas, namun langkahnya terhenti--
"Astaga! Chocolate cookies titipan Saeron!"
.
.
.Yerim pulang dengan suasana hati yang bagus, kedua tangan mungilnya memeluk toples berisi kukis buatan Joohyun.
"Annyeong, gom eonni"
"Annyeong squirtle"
"Eonni, lihat apa yang kubawa"
"Woahh, a jar of cookies"
"Let's eat together"
"Tunggu, darimana kau mendapatkannya?"
"Bercerita lebih enak kalau sambil makan camilan bukan?"
"Ah anak ini, baiklah, ganti bajumu dulu"
"Arrasseo eomma"
"Yak!"
.
.
.Seulgi dan Yerim duduk di pintu gerbong sambil memakan kukis, Yerim dengan semangat menceritakan semua tentang Joohyun.
"Yerim-ah, bagaimana kalau kau ajak Aku bertemu dengannya"
"Memang itu rencanaku"
"Wah sudah direncanakan"
"Humm"
"Oh iya, kau tau? Aku dapat kerja paruh waktu!"
"Benarkah?"
"Ya, Aku akan bekerja di kedai tempat kita eomuk kemarin, Seungwan yang memberi informasinya, tadi sepulang sekolah Aku pergi kesana, dan ya, Aku dapat part-time, Aku mulai bekerja lusa"
"Hwaiting eonni, saranghae"
"Nado"
Yerim kembali mengisi mulutnya dengan kukis hingga pipinya menggembung.
"Yerim-ah, kukis ini masih banyak, mungkin kita bisa berbagi dengan paman Shindong"
"Ah iya, tolong pisahkan eonni, biar Aku yang berikan"
"Baiklah anak kecil"
Seulgi mengusap kepala Yerim, Yerim benar-benar seperti adiknya sendiri, padahal mereka baru beberapa hari bertemu.
Seulgi percaya, Tuhan sudah mengatur semuanya. Dan pertemuan ini termasuk rencana Tuhan.
.
.
.Goodnight everyone, I love you
Don't forget to click ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity; red velvet
Fanfictiondisaat kamu gak sengaja nemuin sumber kebahagiaanmu. bahasa semi-baku sistership