Author's POV
Minggu pagi, Seulgi udah siap-siap mau anter Joohyun ke panti, mau urus kepindahannya. Sooyoung juga mau urus kepindahan Seungwan sekalian ajak Haetnim jalan. Sedangkan Yerim lagi ikut paman Shindong ke pasar, buat beli peralatan masak buat mereka, jadi semalem Seulgi sama Seungwan habis mecahin calengan pertama mereka, terus patungan buat beli oven kecil supaya Joohyun tetep bisa bikin kukis.
Tenang, Seulgi sama Seungwan masih ada dua calengan, apalagi sekarang mereka kerja paruh waktu.
Hidup mereka tidak perlu dikhawatirkan karena mereka semua pandai menyimpan uang.
"Aku berangkat duluan ya, takut ketinggalan bus" - Joohyun
"Ne eonni, hati-hati" - Sooyoung
"Sooyoung-ah, nanti bantuin Seungwan bawa barangnya ya, kasian nanti dia ketunda lagi tingginya--" - Seulgi
"Woy!" - Seungwan
"Awwww takut, kabur ah" - Seulgi
"Idih" - Joohyun
"Mukanya sangar, tapi kelakuannya, ah sudahlah" - Sooyoung
"Udah ah, ayo eonni kita berangkat" - Seulgi
.
.
.Seungwan mengunci pintu gerbong, lalu menarik tangan Sooyoung.
"Kajja, kita pergi"
"Wooof!"
"Waaah anjing pintar"
"Siapa dulu dong pemiliknya"
"Iyadeh iya"
Mereka menikmati suasana udara pagi. Tanpa sadar, Sooyoung udah gandeng tangan Seungwan.
"Ah, mianhae"
"Gapapa kok, sini gandengan lagi"
"Aku gak inget kapan terakhir kali gandengan tangan"
"Sekarang kamu harus inget, kamu bisa gandeng tangan eonni kamu, semaumu"
"Jinjja?"
"Eo, beneran kok"
"Yeyyyy, gomapseumnida eonni"
"Neee, jadi adik yang baik ya"
"Siap laksanakan"
Seungwan tersenyum bahagia, karena ia bisa merasakan kehangatan dari keluarga barunya yang menurutnya sempurna.
Sementara itu Yerim dan paman Shindong...
"Kamu udah bawa list belanjaannya kan yer?"
"Udah kok, sekarang kita beli oven dulu, baru beli bahan makanan"
"Yaudah ayo"
"Paman, gak mau copot helm dulu?"
"Astaga! Paman lupa!"
"Aish"
Yeri tertawa melihat tingkah orang tua di hadapannya ini, bisa-bisanya ia melupakan helm di kepalanya.
.
.
.Yang terjadi dengan Seulgi dan Joohyun...
Mereka sudah sampai panti, dan sekarang mereka berada di kamar Joohyun. Seulgi membantu Joohyun merapihkan barang-barangnya. Kamar Joohyun termasuk kategori kamar yang rapi, Seulgi senang memandangnnya.
"Eonni"
"Hmm?"
"Eonni suka sekali dumbo ya?"
Seulgi melihat beberapa hiasan kamar Joohyun yang bertema dumbo.
"Ah iya, soalnya dia lucu"
"Kenapa gak Winnie the Pooh aja?"
"Gak ah, nantinya sayang dua beruang"
"Dua beruang?"
"Iya, beruang pertamanya kan kamuuu"
Joohyun membentangkan tangannya, lalu memeluk adik beruang kesayangannya.
"Eonni, nanti buat kue yang banyak ya! Seulgi suka banget sama vanilla choco chips buatan eonni, rasanya paling enak sedunia!"
"Jangan memuji berlebihan eoh"
"Aku serius eonni"
"Aigoo, lucunya beruang ini, baiklah nanti eonni bikin yang banyak"
"Yeay!"
Seulgi senang, karena Joohyun menuruti permintaannya walau memang belum ada buktinya. Rasanya ia ingin melompat ke kasur saja.
Tapi ia urungkan niat itu, daripada perjanjian vanilla choco chips nya batal.
"Eonni, nanti kita makan siang di luar aja ya, terus bungkus buat yang lain juga"
"Ide bagus, oh iya, temenin eonni ke atm juga ya"
"Siap kapten!"
Joohyun mengacak poni Seulgi, merasa gemas atas aksi adik pertamanya ini.
Joohyun bersyukur bisa merasakan kehangatan keluarga, walau mereka tak ada hubungan darah satu sama lain.
Tuhan memang punya rencana lain, dan rencana itu bisa jadi lebih baik daripada kejadian yang pernah kita alami sebelumnya.
Vote dan commentnya chingudeul, xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity; red velvet
Fiksi Penggemardisaat kamu gak sengaja nemuin sumber kebahagiaanmu. bahasa semi-baku sistership