medusa

1.4K 151 2
                                    

Hari ini jadwal kelas sampai malam, lagi. Jadi jam tujuh baru bubar.

Mendekati detik-detik ujian begini memang banyak tambahan jam sebagai bekal murid-murid ujian.

Kelas dibuka sampai malam untuk beberapa pekan ke depan. Artinya, jam kerja bertambah. Duh, mau nikah aja Rose deh.

"Assalamu'alaikum," salam rose lirih memasuki rumah. Tetapi sepi.

Tadi ada vespa biru muda di depan. Ross tau persis siapa pemiliknya. Untungnya tidak langsung bertemu si empunya.

Biar ngga ketemu dia Rose langsung siap siap mandi habis itu hibernasi. Jangan sampai ketemu sebisa mungkin.

Tapi hanya sebatas rencana. Takdirnya Rose tetap saja bertemu.

"Baru balik, Rose?" sapanya basa basi.

"I-iya lembur dikit. Gue ke kamar dulu ya."

Begitu aja Rose tinggalin dia ke kamar. Apa apaan Jeno manggil dia ke sini. Seenggaknya kalo ada dia ya dikurung gitu. Jangan dibiarin keliaran kayak gini. Masih bener Rose tadi inget pake bajunya di kamar mandi langsung.

"Rose? Sini keluar. Wong ada Chanyeol kok malah kamu di kamar terus. Ngga sopan," ih Mama ngga pengertian.

"Iya, Mah."

Berat hati Rose keluar. Ya bagaimana. Kamar Rose dekat ruang tamu. Keluar langsung face to face deh.

"Capek banget, ya? Sini duduk."

Udah tau capek. Malah disuruh duduk situ. Suruh tidur aja napa.

"Jeno mana?"

"Lagi ngambil buku makanya aku suruh nunggu sini aja katanya."

Dih Rose nanyainnya Jeno mana bukan situ ngapain mazzz.

"Ooh."

"Gimana kerjanya? Betah di sana?"

"Ya masih proses biar betah."

"Kok gitu sih?"

"Namanya juga baru."

"Berarti sama aku udah betah dong, ya? Kan udah lama."

Apasih njir.

Malah Rose muak makin lama.

"Ha-ha. Bisa aja."

"Eh iya. Ini aku bawain brownies. Biar makin manis."

Sungguh~
Ku merasa resah~

Plis. Ini ancaman. Roze tidak tahan disogok dengan sekotak brownies. Itu kelihatan enak banget.

Ah masa bodo harga diri.

"Wah~ makasih loh."

"Iya sama sama."

"Duh Jeno mana sih lama banget ngga enak kan jadi nunggu lama. Bentar ya gue panggilin dulu."

"Eh ngga pa—"

Rose tak mengindahkan Chanyeol. Sengaja. Cuma alasan ini, biar bisa menghindar. Geli banget kelamaan berdua sama Chanyeol.

"Jeno?"

Jeno masih sibuk milah buku. Elah. Kek habis dimakan semalam saja. Tinggal pilih mana dulu yang mau dibahas rempong.

"Pokoknya lo harus serius belajarnya. Jangan sampe si Chanyeol sempet-sempetnya godain gue."

Jeno masih muka datar, "Geer banget jadi human."

"Dih emang tadi aja dia udah polah."

"Tip nya berapa?"

Huft. Pergitungan benar.

"Kalo bukan karena lo, itu si Chanyeol juga ngga ke sini."

"Kata siapa? Orang dulu Bang Yeol pernah nawarin kok kalo butuh bantuan ngomong aja ke dia."

Parah sekali adik Rose satu ini.

"Modus dia tuh dasar medusa."

"Eh Kak. Masih mending ada yang masih mau ngejar lo. Liat yang lain. Sekali tolak langsung mundur," kata Jeno dalam jiwa khotbah mode on.

"Ya salah siapa langsung mundur. Lagian gue ngga mau dikejar dia kok."

"Serah. Gue mau belajar."

Adek laknat bener bener. Apa dia sekongkol nih sama Yeol? Barter gitu.

Yang modus sok ngajarin adek, yang mampus sok nyomblangin sama Rose.

Wah iya nih pasti. Emang seberapa seriusnya sih Chanyeol?

Dia nembak Rose aja ngga gimana mau lamaran maemunah. Wasting time ngeladenin dia ah.

.

Pespa biru muda :)

Pespa biru muda :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jahe+mawar = sehat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang