Season 1 Chapter 1 Act 2 : Kehidupan Baru

322 27 4
                                    

Betapa terkejutnya Gazo saat itu, tangan itu ternyata tangan ketua kelasnya yang bernama Heru. Serempak mereka sama - sama sama terkejut dan berteriak,

"huwaaa...ternyata kamu Heru, bikin jantung mau copot aja", ujar Gazo dengan nada terkejut.

Sontak heru menjawabnya " Habis kamu kupanggil dari kejauhan tidak menoleh sedikitpun. Kenapa dengan nafasmu?".

Dengan nafas ter- engas engas "hah hah hah...kupikir aku akan terlambat, jadi aku lari dari rumah ke sini tanpa henti, Hasilnya tetap saja tidak tepat waktu".

Dalam hati Gazo, dia merencanakan sesuatu pada Heru, ("dia kan ketua kelas, jika aku masuk bersamanya, pasti siswa yang lain mengira kami habis membantu guru lainnya").

"Hoi Heru, aku tidak akan menanyakan kenapa kamu terlambat. Pintu aula sudah ditutup. Jika kamu mau masuk tanpa dicurigai atau semacamnya, maukah kamu bersandiwara denganku?".

"benar juga katamu, aku juga tidak akan menanyakan kenapa kamu bisa terlambat. Bagaimana jika kita masuk bersama, dan jika ada yang menanyakan keterlambatan kita, bilang saja kita habis membantu Bu Santi wali kelas 3C, bagaimana menurutmu?" jawab Heru.

Gazo langsung merespon pertanyaan itu, "Itulah yang ku rencanakan, tidak ku sangka kamu berfikiran sama denganku".

Kedua remaja itu mendekati pintu masuk aula dan dengan perlahan membuka pintu itu.
Semua yang mereka rencanakan ternyata sia - sia. Di dalam aula ternyata semua murid kelas 3 juga menunggu gurunya. Pintu itu tidak ada yang menjaga, alasan ditutupnya pintu itu supaya suhu ruangan tetap pada temperatur dingin. Sehingga tidak ada udara dingin yang keluar. Mereka pun berpencar dan menduduki kursi sesuai dengan kelas dan nomernya. Sebelum berpencar Heru mengatakan,

" hahahaha, sia - sia perencanaan kita".

" kau benar, buat pengalaman aja untuk kedepannya". Jawab Gazo dengan nada sedikit kecewa.

Setelah itu mereka menempati kursi yang disediakan. 15 menit berlalu, masuklah 6 guru kelas 3 yang menempati kursi paling depan. Ketika guru - guru itu masuk, semua siswa kelas 3 berdiri untuk menyambutnya. Saat itu ada seseorang perwakilan kelas 3 yang menaiki mimbar, ia menyambut semua orang dan menyampaikan selamat datang pada acara wisuda angkatannya,

"Saya ucapkan selamat datang kepada bapak ibu guru yang telah hadir bersama kami pada acara wisuda kelas 3 angkatan ke 9. Berikutnya akan disambung sambutan dari......."

Acara demi acara, sambutan - sambutan telah berlalu. Setidaknya memakan waktu hingga 90 menit. Menginjak acara inti yaitu penyerahan tanda kelulusan berupa penyematan kalung medali dan buku album pada masing masing siswa.

"Acara selanjutnya yaitu penyematan tanda kelulusan kepada masing masing siswa kelas 3. Kepada siswa yang namanya dipanggil, segera menuju mimbar" ujar perwakilan kelas 3 itu.

Setelah menunggu lebih dari 10 menit, terpanggilah nama Gazo. Sontak ia berdiri dan melangkah ke depan mimbar. Pada saat ia berjalan menuju mimbar, matanya berkunang - kunang, kepalanya terasa berat, serta nafasnya tidak beraturan seperti pada saat ia tiba di gerbang pagi tadi. Sesampainya di depan mimbar, Gazo memaksakan diri untuk terlihat kuat di depan guru dan temannya. Pada saat mau disematkan kalung medali itu, ia terjatuh ke lantai. Secara bersamaan, suasana suka cita itu menjadi panik tiada terkira. Guru - guru juga berupaya menghubungi ambulan saat itu. Ternyata pada saat itu juga kanker yang ada pada paru - paru Gazo menjadi ganas, yang menyebabkan Gazo tutup usia pada umurnya yang ke 18 tahun. Dalam hatinya ia bergemam,

"Apa aku hanya sampai disini? Tidak ku sangka pelukan ibu pagi itu adalah pelukan terahir yang ku terima. Mohon maaf kan Gazo bu, Gazo cuma bisa sampai di sini".

Kemudian pandangan Gazo mulai gelap. Dalam hatinya ia berkata,

"Apakah aku akan terlahir kembali atau aku akan bertemu tuhan, yang bisa kulakukan cuma menunggu tindak lanjut dari nasib ku ini".

Gazo saat itu sudah pasrah terhapa apa yang akan ia alami. Akan tetapi tidak lama setelah kejadian itu, dia mendengar jeritan beberapa orang yang pada saat itu memanggil dengan nama Angela. Gazo kembali bergumam dalam hati,

"berisik banget di luar sana. Siapa juga yang mereka panggil Angela itu".

Gazo semakin penasaran dengan suara - suara itu. Seketika ia memberanikan diri untuk membuka kedua matanya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat dirinya terbaring di kasur dengan dikelilingi 8 orang asing dengan sayap kecil di punggungnya. Ketika tanganya meraba wajah dan rambutnya, dia lebih kaget lagi karena rambutnya menjadi panjang, kulitnya menjadi halus dan suaranya berubah menjadi nyaring mirip suara wanita. Ketika itu dia teriak histeris,

"he...heeeeeeeee. Apa yang terjadi padaku???".

Apakah yang sebenarnya terjadi pada Gazo, dan siapakah 8 orang asing itu???

(Bersambung)

Aku Terlahir Kembali Sebagai Perempuan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang