Season 1 Chapter 2 Act 6 : Tamu Tak Diundang

83 13 0
                                    

(Orang yang lebih tau terkadang memilih untuk diam dan menanyakannya kepada yang sok tau. Jadi, pahami nada bicara dan ekspresi wajah mereka. Jangan tertipu :V )

(Beberapa saat sebelum Angela membuka kotak misterius itu)

"Kak Zen dan Bi Sania, bisakah aku menitipkan Angela pada kalian? Aku,  Reva, dan Rika ingin membelikan hadiah kejutan untuk Angela." Kata Haruka.

"Oke,serahkan jasa pada kami." Jawab Zen.

Kemudian Haruka, Reva, dan Rika pergi meninggalkan Angela bersama paman dan bibinya. Sesaat setelah Haruka menutup pintu, Reva bertanya kepada Rika dan ia berkata,

"Rika, apakah yang biasanya disukai kakakmu?" Tanya Reva.

"Kakak tadi pagi memperlihatkan kekuatannya kepadaku lewat permainan kartu. Kartu yang sebelumnya tebal dan banyak, setelah kakak menutup tangan, tiba - tiba kartu itu tinggal setengahnya." Jawab Rika sambil menggebu-gebu.

"Baik, mari kita ke Zona 3, tempat teman ayah menjual permainan itu. Kita belikan kakakmu perminan kartu yang lebih menarik. Supaya kamu, ibu dan ayah bisa ikut bermain juga." Sambung Haruka.

Setelah itu, mereka berteportasi seperti sebelumnya. Di sisi lain Zen dan Sania tampak sibuk merapikan ruang tamu yang sebelumnya digunakan untuk memotong kue oleh Angela. Pada saat Sania memasuki ruang kecil penghubung antara ruang tamu dan dapur, Sania mencium bau sihir yang kuat berasal dari lantai 2.

"(Kreeeek....Pintu ruang tamu terbuka) bau ini, tidak salah lagi. Aku harus memberi tahu Zen." Kata Sania sambil mempercepat langkahnya menuju dapur.

Setelah itu ia memberi tahu Zen tentang apa yang ia ketahui.

"Zen, aku mencium bau Sihir  dari lantai 2.  Haruskah kita mengeceknya?" Tanya Sania.

"Sihir apa? Mungkin hanya perasaanmu saja." Jawab Zen sembari merapikan piring.

"Jangan remehkan penciuman Bangsa Elf." Jawab Sania dengan tatapan tajam.

"Ehhh...baiklah, aku akan mengeceknya. Lagipula aku tidak akan tenang sebelum memakan satu atau dua energi sihir sebelum matahari terbenam. Jika benar yang kamu katakan, mungkin aku akan menginap di sini malam ini untuk berjaga - jaga."

Zen menaiki tangga itu dan mencari keanehan lewat udara sekitar ruangan itu.

"Hmm...memang benar ada sihir di sini. Kalau dilihat dari hawanya, sepertinya sihil level 3."

Zen mendekati salah satu batu bata yang sebelumnya disentuh Angela. Dalam hati ia berkata,

"Batu ini terselimuti sihir hijau. Meski tidak berbahaya, tetapi bisa menghilangkan hawa keberadaan seseorang. Baiklah selamat makan."

Zen membuka mutulnya dan aura hijau itu terhisap ke dalamnya. Setelah beberapa detik menghilangnya aura itu, aura pada pintu kamar Angela terlihat pecah.

"He? Apa barusan itu?" Kata Zen dengan penasaran.

Ia mendekati pintu itu dan mengetuknya. Angela yang berada di dalam kamar itu kaget dan segera mengembalikan kotak misterius itu kembali ke tempat asalnya. Cincinnya ia sembunyikan di bawah kasurnya. Dari luar Zen berkata,

"Halo, apa kamu di sana Angela?"

"Iya paman, sebentar, Angela masih ganti baju." Jawab Angela sambil bergegas merapikan kasurnya.

"Baik, silahkan masuk paman." Kata Angela.

Pada saat Zen memasuki ruangan itu, ia mencium bau sihir yang lebih kuat dari yang ia temui sebelumnya.

Aku Terlahir Kembali Sebagai Perempuan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang