MINE | 12

162 47 17
                                    

Malam ini Gisel dan Erlang dikejutkan dengan Aletta yang tiba-tiba datang ke rumahnya. Gadis itu membawa sebuah brownies untuk dirinya dan Erlang santap nanti.

Namun, Aletta terkejut ketika yang membukakan pintu rumah Erlang adalah Gisel, gadis yang Aletta lihat waktu itu bersama Erlang. Erlang bilang Gisel adalah temannya, namun mengapa kini gadis itu berada di rumah Erlang?

"Kamu? Temennya Erlang kan?" tanya Aletta saat Gisel yang membukakan pintu rumah Erlang.

Gisel gugup entah harus menjawab apa, apakah ia harus berkata yang sebenarnya? Namun takut jika nanti Erlang akan marah.

"Emm.."

"Let?" Aletta menoleh saat Erlang memanggilnya, senyum gadis itu merekah.

"Hai." Aletta memeluk tangan Erlang mesra, seolah memperlihatkan bahwa Erlang adalah miliknya.

"Ngapain?"

"Aku maen ke rumah pacar sendiri emang gak boleh?" ucap Aletta dengan nada manjanya.

"Sejak kapan gue nembak lo?" gadis itu membolakan matanya.

"Lang kamu jangan gitu." rengek Aletta.

"Becanda."

"Temen kamu kenapa disini? Harus banget temen nginep di rumah kamu ya?" tanya Aletta saat keduanya sudah duduk di ruang TV.

"Mama yang nyuruh."

"Seriously?" Kaget Aletta.

"Iya."

Saat Gisel melewati mereka, Aletta sempat melirik dan menatap Gisel dari atas sampai bawah, seolah menilai penampilan Gisel. Entah hanya perasaan Gisel atau bukan, Aletta seolah tertawa remeh kepadanya dan Gisel melihat itu jelas, jelas sekali.

"Ada alesannya pasti?" tanya Aletta lagi, ia masih penasaran mengapa Gisel bisa tinggal satu rumah dengan Erlang.

Erlang menghembuskan nafasnya kasar sebelum kembali bicara.

"Orang tua dia sama orang tua gue temenan. Dan waktu orang tuanya meninggal, Gisel dititipin ke orang tua gue. Dan karena mama sama papa yang sibuk kerja di luar negeri, dia yang jadi tanggung jawab gue."

"Emang dia gak punya saudara apa? Gak tau malu banget tinggal numpang di rumah orang." ucap Aletta dengan nada sedikit kesal.

"Ya karena gak ada, makanya tinggal sama gue. Dan stop nanya-nanya."

Awalnya mungkin Aletta senang ketika bertemu Gisel di halte waktu itu, bahkan Aletta berniat untuk berteman dengannya. Namun setelah tahu ini Aletta jadi enggan berteman dengan Gisel, seketika rasa benci muncul di hatinya kepada Gisella.

Tak masuk akal mungkin, namun memang begitu. Aletta posessif kepada Erlang. Jika berteman saja tentu Aletta tak masalah. Namun jika sampai tinggal satu rumah, apakah Aletta bisa yakin jika salah satu dari mereka tidak memiliki perasaan. Dan bahkan Aletta sangat yakin, salah satu diantaranya memiliki perasaan.

Dan Aletta berfikir adalah Gisel. Maka dari itu Aletta membenci Gisel, ia tak akan membiarkan perempuan manapun mengambil Erlang darinya.

"Lo kesini mau apa?" tanya Erlang.

"Mau main lah."

"Gue capek Let, lo bisa kesini besok lagi." usir Erlang secara terang-terangan.

"Ishh. Yaudah iya aku pulang, kamu jangan macem-macem sama cewek itu tuh."

"Dia punya nama." Aletta memutar bola matanya malas.

"Yaudah bye. Brownies-nya dimakan." Erlang hanya berdehem, selepas Aletta pergi, Erlang pergi ke dapur untuk menyimpan brownies-nya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang