Ini adalah hari dimana puncaknya acara, setelah 2 hari kemarin mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan, ini adalah malam terakhirnya mereka di puncak.
Ini hari dimana sekolah melepas murid kelas 12.
Mereka tidak diharuskan memakai pakaian resmi, mereka hanya memakai pakaian santai. Lagipula itu yang dikatakan oleh pihak sekolah.
Kegiatan diadakan di halaman belakang villa, disana terdapat taman yang luas, dan panitia menjadikannya tempat untuk pembagian mendali. Dekorasi yang indah menghiasi taman itu sehingga terlihat lebih cantik, lampu warna-warni menghiasi sekeliling taman.
"Kok suasananya melow gini ya." ucap Bella saat didepan sana, kepala sekolah tengah memakaikan mendali satu persatu ke leher muridnya.
"Iyaa, sedih ya mereka mau keluar." jawab Gisel.
Disana, Gisel melihat Erlang yang memakai hoodie abu, dipadukan dengan celena jeans hitam selutut. Dia berdiri di antrian para murid kelas 12 untuk naik ke panggung. Wajahnya yang terpahat indah itu senentiasa menampilkan ekspresi datar.
"Liatin Erlang mulu." goda Bella.
"Ihh, apasih orang aku liat kakak kelas yang lagi ngantri."
"Iya Erlang kan?"
"Bukan." elak Gisel.
Setelah selesai, murid kelas 10 dan 11 memberikkan ucapan selamat, Gisel memberikan selamat kepada kakak kelasnya dengan ramah serta senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya.
Tinggal satu yang belum.
Itu Erlang.
Gisel dengan perlahan mendekati Erlang yang tengah duduk di bangku taman, disana ia hanya sendirian, tidak bersama dengan kedua temannya yang memang senantiasa selalu bersamanya.
"Lang?" panggil Gisel, Erlang menoleh mendapati gadis dengan hoodie pink kebesarannya.
Erlang menaikkan sebelah alisnya seperti biasa, apa?
"Selamat ya, kamu lulus hihi."
"Iya."
Hanya itu,
Hanya itu jawaban dari Erlang.
"Duduk sini boleh?" tanya Gisel.
Gisel masih senantiasa berdiri saat 5 menit berlalu Erlang tak menjawab.
"Duduk."
Anjir, kecepetan jawabnya bambang, sekalian aja 30 menit lewat baru jawab.
"Gak ikut nerbangin lampion?"
"Males." jawab Erlang seadanya.
Murid yang lain tengah menerbangkan lampion yang telah disediakan. Langit yang gelap dihiasi oleh lampion-lampion yang menyala diatas sana.
Terlihat indah.
Mereka juga menyalakan petasan, ikut serta menghiasi langit. Semua ikut serta, hanya Gisel dan Erlang saja yang tidak.
Mereka lebih memilih menikmati hasilnya.
"Indah bangett." gumam Gisel sambil terus melihat ke arah langit.
Erlang memperhatikan wajah cantik nan lucu itu, wajahnya mendongak ke atas dengan mulut yang sedikit terbuka. Erlang mengagumi wajah itu, sangat.
Begitupula dengan hati yang dimilikinya.
"Kalo gue kuliah di luar negeri gimana?" tanya Erlang.
Gisel menoleh, menatap wajah Erlang yang juga tengah menatap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] 15+ "You are mine, and will forever remain like that." Menjadi satu-satunya, dan diklaim bahwa ia harus menjadi miliknya seorang. Tentu itu egois, ingin memilikinya, namun mencintai pula perempuan lain. Perempuan mana y...