Prolog

54 16 2
                                    

SMA Kumara. Sekolah yang diinginkan oleh seorang Sakha Arkan Wiratama. Sekolah yang terkenal dengan kedisiplinannya. Kini ia sudah berdiri tepat di depan gerbang sekolah itu. Baju putih-abu dengan tas ransel hitam dipundaknya. Hari ini adalah hari pertama untuk perkenalan lingkungan sekolah.

Setelah puas berdiam diri disana, seorang mengejutkan dirinya. Padahal baru saja dirinya akan melangkah maju.

“Wei!! Ngapain sih lu diem tengah jalan begini, Kha? Kakak Kenzo tak bisa lewat ini,” ucap orang bernama Kenzo itu.

Lengkapnya adalah Kenzo Julian. Laki-laki yang sudah sejak SMP Bersama dengan Sakha. Rumah mereka hanya selisih 3 rumah. Tetapi karena Kenzo memiliki sifat yang susah bangun, Sakha jadi malas menunggunya untuk berangkat Bersama.

“Bodo, Zo!! Lagian lu ngapain baru datang jam segini? Udah mandi lu?” tanya Sakha sambil melangkahkan kakinya.

“Ya elah. Ya kali hari pertama sekolah gue nggak mandi, Kha!!”

“Biasanya kan lu begitu.” Sakha mempercepat langkahnya. Tak ingin mendengarkan lebih lama lagi drama Kenzo si Bucin.

“Woi!! Tunggu kali. Demen banget lu ninggalin gue!” teriak Kenzo.
Di sisi yang berbeda. Perempuan manis baru saja masuk dengan motor matic dirinya. Berbeda dengan anak-anak yang lain yang pada hari pertama diantar oleh orang tuanya, tapi tidak dengan Aresha. Dia memilih berangkat sendiri dengan motor maticnya.

Aresha adalah pindahan dari luar kabupaten. Jadi disini dia tidak memiliki teman yang satu sekolah dengannya dulu saat SMP. Tapi itu tidak dipusingkannya. Karena dirinya juga tidak susah untuk berbaur dengan orang. Seperti saat ini contohnya. Saat dia sudah berada di tengah lapangan sekolah, banyak pasang mata yang memperhatikannya. Daya pikat seorang Aresha sangat keras.

“Hai, kamu dapat kelompok apa?” tanya seorang perempuan.

“Em, Kelompok Kamboja,” begitu ucapnya.

“Berarti kita satu kelompok. Yuk kumpul. Oh iya, kenalin,” perempuan itu menyodorkan tangannya untuk bersalaman. “Adira Raveena. Kamu bisa panggi aku Dira.”

“Aresha. Aresha Rava Arbella, biasa dipanggil Echa tapi Aresha juga boleh,” ucap Aresha mulai akrab. Keduanya tersenyum. Mereka berjalan menuju kelompok dengan berjabat tangan seakan-akan mereka akan berpisah beberapa detik lagi.

Begitulah awal pendekatan mereka.

***

Cuapcuap author.

Hai gais. Setelah lama aku ngilang dan ganti ganti cerita akhirnya aku sekarang balik lagi. Tapi dengan judul baru. Kali ini benar-benar fokus. Jangan bosan ya. Tetap #dirumahaja. Baca wattpad biar nggak gabut. Love you all.

Suci Pramesty

Sakha ReshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang