00.01
Mata coklatnya sangat indah. Senyumnya juga memikat. Memiliki sikap judes sungguh membuatku penasaran.
-Sakha Arkan Wiratama
***
Kelas X IPS 2. Ruang kelas yang sudah mulai ramai. Banyak anak yang sedang bergosip ria juga sedang menyalin pekerjaan temannya. Sama seperti Adira kini yang sedang menyalin pekerjaan milik Aresha.
"Sha, gue heran deh ya sama lu. Lu siang pulang sekolah langsung bimbel terus sore selesai bimbel lu bersih-bersih rumah dan malamnya lu part time. Gimana ceritanya tugas lu udah kelar gini?" tanya Adira terheran-heran.
"Makanya jangan rebahan mulu, Ra. Ditambah kalau malam jangan ngebucin," sahut Aresha yang tetap fokus dengan gamenya.
"Gue kasih tau ya, Aresha Rava Arbella. Rebahan ini nyaman banget rasanya ditambah ngeliatin foto-foto pacar gue, dan.. "
"Stop deh Adira Raveena. Ngehalu jangan pagi-pagi. Tiga menit lagi bel udah bunyi jangan sampai Bu Dayu nyuruh lu berdiri dipojokan kelas lagi karena nggak ngumpul tugas. Oke?" pinta Aresha. Aresha lalu bangun dan keluar dari kelas.
"Mau kemana, Sha?" tanya Adira dengan tatapan yang masih fokus dengan tugasnya.
"Ke koperasi."
Aresha berjalan ke luar kelas dan menuruni tangga untuk mencapai kantin. Sesekali dirinya memainkan ¬handphonenya.
"Hai, Sha? Mau kemana?" kejut seorang Kenzo Julian.
"Eh, hai Ken. Mau ke koperasi nih. Lu mau kemana?"
"Sama, gue juga mau ke koperasi. Bareng yuk?"
"Ya iyalah bareng. Tujuan kita juga sama bakal ke koperasi. Endingnya juga kita bakal ketemu disana kan. Gimana sih lu?"
"Hahaha, biar basa-basi aja. Jangan jutek-jutek gitu dong. Bukan nakutin malah makin manis lu," tawa Kenzo.
"Halah basi lu!" ucap Aresha dengan memukul pelan lengan Kenzo. Sedangkan yang dipukul hanya senyam-senyum tidak jelas.
Sesampainya di koperasi mereka berpisah. Kenzo menuju rak roti sedangkan Aresha menuju lemari pendingin untuk mencari susu. Susu adalah minuman yang selalu ingin Aresha minum di pagi hari. Walau terkadang dia akan mengalami sakit perut setelah minum susu. Entah kenapa dirinya juga tidak tau, jadi setiap pagi dia hanya meminum susu coklat yang 200 ml saja. Tidak pernah lebih atau bahkan mungkin jarang.
Kenzo dan Aresha kembali bertemu saat ingin membayar belanjaan mereka. Dan keluar koperasi menuju kelas Bersama kembali karena memang kelas mereka sama. Bel masuk baru saja berbunyi, hal itu sukses membuat keduanya dengan cepat menaiki anak tangga untuk cepat mencapai lantai tiga tempat kelas mereka berada.
Beruntungnya mereka sampai osis yang berjaga belum berada disana.
***
Kantin sudah ramai dengan siswa kelas 10 hingga 12. Syukurnya Aresha dan Adira sampai di kantin lebih dulu. Karena memang Pak Janu guru PKNnya cepat menyelesaikan kelas hari ini karena harus permisi pergi.
"Syukur deh ya, Pak Janu izin. Kalau enggak, mana mungkin sekarang kita makan bakso si tante sekarang," ucap Adira.
"Pak Janu mah kebiasaan gitu. Selalu aja izin. Kelas lain yang dapat jam terakhir pasti bahagia banget rasanya kalau Pak Janu permisi dan nggak datang ke sekolah lagi," sahut Aresha.
"Nah, bener banget. Kenapa kita harus di jam pertama coba. Btw, hari ini lu bakal beli martabak telor yang ada di belakang sekolah lagi?"
"Enggak, kenyang gue gara-gara minum susu. Ternyata gue salah ambil. Gue kira yang biasa gue beli. Ternyata bukan, pantas aja harganya lebih mahal." Ya begitulah Aresha. Doyang banget makan. Biasanya jika dia tidak makan bakso hanya akan nyemil saja. Itupun tidak tanggung-tanggung. Belanja camilan hingga lima belas ribu. Ditambah es boba kesayangannya itu, bisa-bisa totalnya lebih dari dua puluh ribu. Tapi selama dia makan banyak berat badannya hanya mentok sampai 48 kilogram saja. Kalaupun naik pasti akan turun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakha Resha
Teen FictionNb: Slow Update sementara waktu. "Namamu memiliki arti lain. Tapi bagiku kau bagaikan Pyxis, kecil tapi berarti." -Sakha Sakha, laki-laki tempramen yang tetapi sangat diidamkan oleh banyak perempuan. Ini bukan kisah bad boy atau cool boy. Laki-laki...