Keknya ni cerita lambat banget lajunya haha
Sesuai janji dengan someone, setelah dapat tandatangan revisi, aku akan upload chapter ini. Alasan lainnya juga pengen cerita ini cepat kelar haha. Enjoy ya😘.
.
.
Part 16
The Sword's Tears
by: salimdulu.
.
Bus berhenti di depan sebuah bangunan yang bertuliskan "Yayasan Yatim Piatu" untuk menurunkan dua orang yang meminta diturunkan disana saja, tidak usah di halte karena akan kejauhan jika harus berjalan kembali dari halte menuju ke tempat ini. Lan Zhan menyapukan pandangannya pada gedung yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil itu.
Bangunan itu terlihat tidak terlalu bersih dari luar, karena dindingnya yang sudah mengelupas di makan usia, dan ada bagian-bagian yang sudah berlumut meninggalkan warna hijau di sudut-sudut yang lembab, pintu gerbang dari besi yang sebagian berkarat, dan pohon besar juga tumbuh di belakang gedung. Bangunan ini tampak sudah sangat tua dan lawas, Lan Zhan ragu itu adalah sebuah yayasan yatim piatu, Sepertinya itu adalah bangunan kosong yang sudah lama tidak terpakai lalu disulap menjadi gedung yayasan seperti saat ini, namun Lan Zhan agak sedikit bisa yakin setelah melihat ada satu mobil berwarna cokelat dengan tulisan dan logo seperti yang tertera pada halaman depan bangunan. Mobil itu seperti yang dinaiki oleh Sizhui tadi. Lan Zhan berfikir dan berusaha menyimpulkan temuan-temuan yang ia dapatkan hari ini. Sizhui tinggal di panti asuhan? Iya kah?
Sementara itu, Wei Ying tampak bersemangat ketika sampai di sana, layaknya anak kecil yang sedang mengunjungi rumah neneknya. Terlalu antusias dan terkesan seperti bocah yang terkena serangan autis dadakan. Tas oleh-oleh di tangan kanan dan kirinya ia bawa dengan penuh suka cita. Ia seperti tidak sabar untuk segera masuk dan bertemu dengan orang-orang disana.
"Ayo masuk."
Lan Zhan memegangi lengan Wei Ying membuat pria itu agak tertarik sedikit ke belakang dan menghentikan langkahnya. "Kenapa?"
"Tempat apa ini?" Tanya Lan Zhan, ia tidak buta, ia mampu membaca tulisan besar yang ditanam di atas tanah di depan bangunan itu, hanya saja ia tidak berani mengatakan kesimpulan yang barusaja ia buat. Takut menyindir Wei Ying.
"Ah!" Wei Ying masih tersenyum lebar, "Lan Zhan, ini adalah panti asuhan. Aku yang mendirikan bersama saudara perempuanku, Yanli. Bukan saudara kandung, hanya saja dia sudah kuanggap seperti saudara di Gusu. Aku memanggilnya Shijie."
Shijie!
Mata Lan Zhan membola, Jiang Yanli. Putri sulung Jiang FengMian yang tewas saat pertempuran melawan Wei Wuxian. "Maksudmu Jiang Yanli?"
Wei Ying agak memiringkan kepalanya, "Setahuku dia bermarga Jin, suaminya bernama Jin ZiXuan. Tapi entahlah aku tidak tahu marga dia sebelumnya. Kau mengenalnya?"
"Jiang Yanli bukan kakak dari Jiang Cheng?"
Wei Ying tertawa, seakan Lan Zhan yang berwajah datar seperti papan triplek itu baru saja melontarkan sebuah lelucon garing, "Apa kau bilang? A-Cheng punya kakak sebaik Shijie? Mustahil hahahaha. A-Cheng dari Yunmeng, Shijie dari Lanling. Lan Zhan, leluconmu sungguh lucu hahahaha."
Lan Zhan, meski sulit memahami tetapi ia mampu menangkap sedikit informasi masa kini bahwa Jiang Yanli dan Jiang Cheng tidak menjadi saudara kandung sekarang, tapi tetap saja Yanli dan ZiXuan bejodoh di masa depan. Tiba-tiba Lan Zhan tersenyum, apakah ia juga berjodoh dengan Wei Ying karena dipertemukan kembali dengannya di masa depan ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The SWORD'S TEARS
AcakSejak Wei Wuxian sang pendiri Yiling Laozu, jatuh ke dalam kawah api, Lan Wangji terus berusaha keras untuk mencari keberadaan teman kepercayaannya itu dimanapun. Berbagai metode telah dilakukan. Sialnya, dari metode yang dilakukan Lan Wangji, ia ma...