Chapter 9

15.4K 1.8K 138
                                    

Bagiku cemburu adalah perasaan yang membunuh perlahan sebab menyimpan sesak yang tertahan

***
*

Seperti biasa kedatangan Chanyeol adalah hal yang paling ditunggu oleh para karyawan untuk sekedar cuci mata dan vitamin dipagi hari.

Jika biasanya mereka akan berfokus menatap Chanyeol tanpa berkedip maka pagi ini mereka melakukan itu sambil menahan nafas. Apalagi saat melihat Chanyeol yang kadang tertawa renyah menanggapi candaan pria asing yang tidak kalah tampan dengannya itu.

Terpujilah Tuhan. Sepertinya mereka mendapat bonus hari ini.

"Kau sepertinya sangat populer diantara karyawanmu hyung" ucap Jaehyun seraya melonggarkan sedikit ikatan dasinya.

Bahkan tanpa ijin pada Chanyeol dengan seenak jidat tampannya justru dia yang menduduki singgasana Chanyeol yang hanya terkekeh.

"Percuma saja aku populer jika dimataku hanya ada kakakmu"

"Cheesy man. Tapi memang harus kuakui. Tidak ada yang secantik kakakku" ucap Jaehyun kemudian menoleh kearah pintu saat Rose masuk kedalam ruangan.

Untuk sesaat Rose terlihat terpaku menatap kearah Jaehyun yang hanya memasang wajah tidak peduli.

Sudah biasa. Jaehyun tau diri kalau dia tampan.

"Kenapa kau malah diam disana? Ingin menjadi penunggu pintu?" sarkas Chanyeol yang sebenarnya paham kalau sekertarisnya itu tertarik pada calon adik iparnya.

"Ahh. Maaf tuan Park. Saya ingin mengingatkan anda mengenai rapat divisi. Semua sudah menunggu kehadiran anda"

"Aku akan kesana. Pastikan semua sudah siap saat aku datang"

"Baik. Permisi tuan dan---" Rose terlihat menatap malu-malu kearah Jaehyun yang justru menatapnya aneh.

Kemudian memilih tidak peduli.

"Kau mau ikut Jay?" tanya Chanyeol yang terlihat mengabaikan sekertarisnya yang saat ini salah tingkah karena tidak bisa menarik perhatian kedua pria kelewat tampan itu.

"Kenapa masih disini?" kesal Chanyeol yang membuat Rose tersadar dan membungkuk cepat kemudian keluar dari ruangan itu setengah berlari.

"Dia sepertinya menyukaimu Jay" ucap Chanyeol dengan nada mengejek yang dibalas Jaehyun dengan dengusan pelan.

"Tidak tertarik. Not my type"

"Owh. Lalu bagaimana type dari calon iparku nanti?" canda Chanyeol saat keduanya berjalan keluar menuju ruang rapat.

"Ehmmmm. Seperti Baekhyun hyung" balas Jaehyun yang membuat Chanyeol terkekeh pelan.

"Owh. Kalau begitu kau harus bekerja ekstra. Kau tau mencari yang seperti kakakmu itu sulit. Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami atau seperti halnya bulan diantara ribuan bintang sangat langka" ucap Chanyeol yang sebenarnya menyombongkan diri.

"Ck. Perumpaan dan filosofi yang kau gunakan semakin menunjukan kalau kau segitu tergila-gilanya pada kakakku. Tidak malu pada otot perut?"

"Biar saja. Terpenting aku bahagia"

"Astaga. Sepertinya aku harus membiasakan diri mendengar semua ungkapan aneh bak penyair yang akan keluar dari bibirmu saat membicarakan kakakku" ucap Jaehyun dengan wajah yang dibuat memelas.

"Sudahlah. Jaga wibawamu. Hari ini kau adalah kolega-ku" ucap Chanyeol yang membuat Jaehyun menarik nafas detik berikutnya wajahnya dibuat sedingin mungkin seperti halnya Chanyeol yang saat ini sudah kembali menjadi Park Chanyeol yang terkenal dingin dan sangat tegas.

YES BOSS! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang