One Shot - Tsukishima Kei

75 10 12
                                    

"Pokoknya gua gamau dipasangin sama si dino ini!" (Name) tiba-tiba teriak setelah tau bahwa dia mendapatkan peran Belle dalam acara pentas drama tengah semester yang mengadaptasi kisah Beauty and The Beast. Dan tebak siapa yang bakal jadi lawan mainnya?

Tentu sudah jelas, si rambut pirang dengan tinggi mencapai 200 meter nya itu. Tsukishima Kei.

"Dih, lu kira gua mau apa dipasangin ama cewek cebol kayak elu."

And here we go... The saltyshima...

Mendengar perkataan lelaki yang duduk di bangku baris  keempat dekat jendela dengan wajah sinister nya itu membuat (Name) geram. Telapak tangannya dikepalkan sekuat tenaga, menahan supaya emosi nya tidak meledak di tempat.

"Tuh, kalian denger sendiri kan? Cowok yang bisanya cuma ngeluarin perkataan kasar kayak dia, mana ada pantes-pantes nya dia Pangeran." Sahut (Name) protes.

"Tapi kan ini Sensei yang bagi. Kita gabisa milih." Sahabat Tsukki, Yamaguchi pada akhirnya ikut bersuara. Memang benar acara ini bukan semata-mata untuk bersenang senang seperti festival seni, tetapi untuk bisa lulus mata pelajaran kesenian.

Yamaguchi benar, pikir (Name). Kalau dia tidak setuju, bisa bisa dia nggak lulus kesenian. (Name) terdiam sejenak. Berusaha mendinginkan kepala nya yang sedari tadi sudah mencapai batas mendidih. Ia tidak boleh bertingkah kekanak-kanakan. Apapun yang terjadi dia harus berusaha untuk mendahulukan pikiran rasional daripada emosional. Tapi, mendengengar nama Tsukki disebut, otaknya segera saja memproses untuk mengatai.

Semua berawal ketika tahun pertama (Name) masuk SMA Karasuno. Ia bukan pribadi yang sangat mencolok namun bukan pula pribadi yang samar. Keberadaannya berada di tengah itu. Hari kedua di tahun pertama, matanya tertuju pada lelaki tinggi berkacamata yang jarang sekali berbicara. lelaki itu selalu asyik berada dalam dunianya sendiri sembari memakai headphone. (Name) pikir dia tidak punya teman, tetapi ekspetasinya langsung hancur ketika dia sangat terbuka kepada lelaki berambut kehijauan yang duduk di belakangnya.
Semakin hari, rasa penasaran (Name) bertambah.

Tsukishima Kei dan Yamagushi Tadashi. Dua nama orang yang membuatnya tertarik. Oh, mungkin hanya satu nama saja. Tsukki. Begitulah Yamaguchi memanggilnya. Setiap hari (Name) selalu memerhatikannya. Cara dia membaca, menulis, dan terfokus pada sesuatu. Dia selalu menyangga dagunya dengan tangan kiri ketika sedang menulis. Ketika pulang sekolah pun, (Name) berusaha untuk tetap memerhatikannya. Bukan bermaksud menguntit, hanya saja dia penasaran dan ingin memastikan satu hal. Selama beberapa hari memerhatikan lelaki itu, ia tidak pernah melihatnya tersenyum sekalipun.

Menyadari akan hal itu, (Name) semakin dibuat penasaran setengah mati. Dia ingin sekali berbicara pada Tsukishima, mungkin menjadi teman? Tetapi rasanya ada tembok yang terbangun diantara mereka, sehingga (Name) sulit untuk menjangkaunya.

The Fault in Our ShitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang