Berlanjut

18 10 1
                                    

Pukul 14.00 halaman sekolah sudah penuh dengan pengunjung. Para murid sibuk di standnya masing-masing. Pertunjukan akan mulai pada pukul 3 sore kemudian pesta dansa akan dilakukan pada pukul 9 malam.

Kelas X MIPA 2 sibuk dengan stand mereka yang dikunjungi banyak orang.

"Han, masih jam segini lho. Tapi sudah laku hampir separuh." Fani berbisik pada Han.

"Syukurlah kalo gitu." Kata Han sambil menuang topping coklat pada es krim cincau yang kemudian diberi taburan choco chips.

"Aduh Han, masalahnya udah mau habis. Nanti ada yang engga kebagian dong." Anggi mengerti apa yang dimaksud Fani.

"Mau gimana lagi. Malah bisa siap-siap buat performance kita kan?" Han nampak biasa saja.

"Aduh Han. Kamu nggak paham aja. Mereka sudah menikmati perannya sebagai pelayan kedai." Celetuk Hendi yang tanpa sengaja mendengar percakapan mereka. Han terkekeh sedangkan Fani dan Anggi melotot.

Tepat pukul 15.00 kedai cincau milik kelas XI MIPA 2 sudah tutup. Semua produk mereka laris manis. Mereka dapat giliran untuk tampil sekitar jam 7 malam. Sedangkan acara pembuka diisi dengan penampilan dari kelas X IPS 1 yang membawakan grup band.

"Giliran kita masih lama nih, mau ngapain? Jangan latihan lagi ah." Celetuk Tania.

"Iya, nanti malah kecapekan." Kata Andre.

"Main ke stan tetangga yuk. Kita bikin onar disana." Evan memberi usul. Han mendelik tajam.

"Eh iya. Cuma berkunjung sih Han. Enggak bikin onar kok." Kata Vira.

"Ya udah deh yuk kita jalan-jalan." Han mengiyakan. Mereka sekelas pun berkeliling sekolah.

Waktu berlalu
Tiba saatnya untuk kelas XI MIPA 2 tampil mengisi acara. Mereka sudah siap. Tirai panggung terbuka. Menampakkan pemandangan kastil dan suasana hutan lebat.

"Hei Daria." Ariyan menepuk bahu Daria yang duduk di bangku pinggir lapangan. Dari tadi matanya mencari sosok Han.

"Kau disini?" Tanya Daria.

"Yeah! Aku ingin melihat adik manisku menjadi monster. Hahaha." Ariyan berkata tanpa sadar. Sambil menunjuk Han yang ada di panggung. Daria agak terkejut mendengar Ariyan mengatakan Han adalah adiknya. Tapi ia hanya diam tak bertanya lebih lanjut.

Penampilan mereka diawali dengan drama, menceritakan seorang pangeran berwujud monster yang diperankan Han tinggal dalam sebuah kastil di tengah hutan. Hingga sosok gadis cantik yang diperankan Tania tersesat di dalam hutan saat mengejar rusa. Pangeran yang melihat gadis itu pun terpikat dan berniat membawanya ke istana. Namun gadis itu ketakutan ketika menatap mata merah pangeran. Di belakang, terlihat para pemuda desa yang mencari gadis itu mendapati keduanya. Mereka menyerang pangeran, para prajurit pangeran yakni hampir seluruh murid di kelas XI MIPA 2 pun bertarung dengan kumpulan pemuda dari desa gadis itu berasal. Pada saat pertempuran kedua golongan itu, beberapa gadis juga siswi di kursi penonton menjerit heboh sambil bertepuk tangan. Pasalnya pertarungan mereka bukan menampilkan aksi bertarung yang sesungguhnya, melainkan beradu dance yang diiringi dengan lagu Fire-BTS. Pertarungan berhenti ketika para pemuda dari desa ambruk. Pangeran mendapatkan sang gadis, namun setelah menatap dalam mata gadis itu pangeran melepaskan pegangannya.

"Pulanglah." Ucap pangeran. Gadis itu masih berdiri kaku.

"Pergilah, sebelum aku berubah pikiran." Ucap pangeran lagi. Han tampak komat kamit tapi itu adalah suara Fahri. Mereka melakukan dubbing.

Kembali ke cerita, gadis itu pun lari dengan dengan ketakutan. Namun beberapa hari dirumah gadis itu merasa gelisah. Seperti menemukan sorot kesedihan dalam mata monster itu. Ia memutuskan untuk kembali ke hutan tempat monster itu berada tanpa sepengetahuan orang lain. Begitu sampai di hutan ia menemukan pangeran dalam wujud monster sedang memetik senar gitar. Han sedang memainkan gitarnya, ia belajar cepat dalam satu bulan.

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang