Vante: dimana?
Hazel: kelas
Vante: ke depan IPS 2 ya!
Hazel: oke
"Gue ke luar sebentar ya," ujar Hazel pada teman-temannya yang tengah memakan bekal."Mau ngapain?" tanya Mona.
"Ngambil buku," Gadis itu lalu pergi menuju depan kelas IPS 2 yang berada tepat di sebelah kelasnya.
Terlihat Vante disana tengah bersandar pada tembok beton yang menghadap pada pemandangan sekolahnya dari atas.
"Hai." Sapa Hazel tersenyum. "Oh? Hai." Vante merasa kikuk, menyadari perubahan sikap Hazel yang berbeda dari kemarin."Nih," katanya menyodorkan buku matematika milik Hazel. "Terima kasih." Bukannya pergi, Hazel mengikuti Vante melihat pemandangan sekolahnya dari atas.
"Disini ada rooftop gak sih?" tanya Hazel mencoba memulai obrolan.
"Ada, cuma sepi banget."
"Kok sepi?"
"Jaman sekarang, orang-orang mana suka tempat sepi. Sukanya yang rame dan berisik."
"Gue bukan orang dong ya?" tukas Hazel tersenyum sambil melirik laki-laki itu. Vante tersenyum, "Ya maksudnya kebanyakan orang gitu."
"Ohhh." Hening sejenak, mereka berdua menikmati pemandangan indah di depannya.
"Coklat atau stroberi?" tanya Vante tiba-tiba.
"Coklat."
"YESSS!" ujarnya senang. Hazel mengerinyitkan dahinya bingung. Laki-laki itu kemudian mengambil sesuatu dari kantung celananya."Nih. Tebakan gue bener." Katanya sambil menyodorkan susu coklat pada Hazel. Gadis itu lalu tertawa, lalu mengambil susu coklat itu. "Makasih ya, Van atau Te?"
"Te aja." Katanya tersenyum lebar.
Gadis itu mencoba membuka susu menggunakan sedotan, namun sulit karna tangan kirinya sedang memegang buku matematikanya. Tanpa aba-aba Vante mengambil susu coklat nya itu lalu menusuk dengan sedotan. "Nih,"
"Makasih lagi, Te."
Hazel meminum susu coklat itu sambil tersenyum. Susu coklat adalah minuman favoritnya sepanjang masa. Bukan hanya susu sih, apapun yang berhubungan dengan coklat adalah favoritnya."Soal kemarin, gue minta maaf ya." ucap Hazel pelan.
"Minta maaf buat apa?" tanya Vante bingung, "Ya, maaf gue tiba-tiba gak jelas gitu."Laki-laki itu mengangguk mengerti, "Iya gak papa. Gue yang harusnya minta maaf, annoying banget tiba-tiba ngedeketin lo."
"Gak papa kok, Te. Eh kayanya kurang enak kalo manggil 'Te'. 'Tet' aja gimana?" ujarnya semangat."Iya serah lu aja. Mau manggil 'ganteng' juga gapapa." Godanya terkekeh.
"Yeeee,"
***
Sehabis mengobrol dengan Vante tadi, entah kenapa Hazel merasa lega, melewati masa ketakutannya dengan baik. Kalian gak tau aja, beberapa menit sebelum menghampiri laki-laki itu, Hazel gugup dan keringat dingin. Pikiran negatifnya bermunculan, namun pesan Bundanya semalam mengingatkannya untuk terus berpikir positif. Hazel berusaha keras untuk berpikir menyenangkan dan tersenyum. Dan ternyata, berhasil!
Tiba-tiba Friska membuka lengan cardigannya, melihat bekas sayatan Hazel. Lalu ia bernafas lega, "Semalem engga mimpi buruk kok, fris." Kata Hazel menenangkan."Huft, baguslah." Katanya tenang.
"Kali ini lagu apa?" tanya Friska lagi saat Hazel tengah menulis materi yang tengah dijelaskan Bu Rima di depan kelas.
"Mikrokosmos."***
tbh, gais lagu mikrokosmos emg nenangin banget aku sukak. apalagi kalo lagi stress, bawaannya jadi senyum gitu. ihiy curhat.
ditunggu votes nyaa yaaaaaa !!
oiya, stay safe guyss !! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Home
Teen Fiction"definisi rumah sesungguhnya adalah; seseorang yang dapat menampung tumpah ruah keluh kesahmu, mengobati pilu tragis perasaanmu, dan mendekap erat jiwa berhargamu. aku mau pulang." this story is about depression, mental illness, trauma, self harrasm...