"All the restaurant shuts the fucking down!" Janesh berteriak keras. Seluruh kru saling berpandangan kebingungan. "Kalian semua balik aja ke dorm! Got it?"
Dika sempat terpana, sementara Kiran mulai terisak. Peserta lain bahkan membeku, seakan tak berani bergerak. Ekspresi Janesh sudah seperti monster yang akan mengobrak-abrik kitchen. Bahkan tak satu pun kru yang mau mendekati Janesh.
"J, are you fucking crazy? This is the moment! Sudah sekian lama lo selalu menghalangi buat bikin Kiran ngaku, dan sekarang lo malah mau shut down? This show will be reach the fucking hit!" Dino berlari ke arah panggung sambil berteriak memaki Janesh.
Janesh memandang Dino dengan amarah, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Dika. "Dika, bawa Kiran balik ke dorm!" Dika masih bergeming karena syok. "Dika, are you hear me? Take that fucking girl, RIGHT NOW!"
Dika gelagapan lalu segera menyambar pundak Kiran dan membawanya kembali. Kiran menangis di bahu lelaki itu dan pasrah mengikuti sahabatnya.
Dino Albenazar
"J, you will be sorry for this!" Dino semakin kalap meluapkan amarahnya. Tetapi pembicaraan mereka semakin sayup, ketika Kiran semakin jauh melangkah.
Ini suatu hal yang sungguh gila, Kiran berpikir. Merasa ketakutan dan menggigil atas apa yang sudah ia perbuat. Ia bodoh dan tolol, sekarang karirnya sudah tak ada harapan.
🍝🍝🍝🍝🍝
Rambutku mulai panjang, pikir Kiran ketika ia menatap cermin pagi ini sebelum pergi ke kedai mungilnya. Sedikit ingatan mengenai rambut panjang menggelitik hatinya, lalu mengobrak-abrik pertahanan hatinya. Apa aku harus memanjangkannya? Nah, itu suatu pikiran yang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Kitchen [Sudah Diterbitkan]
Ficción GeneralKiran ngefans dengan Chef Janesh sejak lama. Sampai suatu saat kompetisi memasak bertajuk Hard Kitchen dengan Janesh sebagai jurinya dibuka, gadis itu nekat untuk ikut agar bisa bertemu Chef yang terkenal galak di televisi itu, tanpa tahu apa yang a...