Episode 9 Work as team

10.8K 967 26
                                    

"You chopped like shit, Will! This is kitchen, not your mother fucker house!" Janesh berteriak nyaring kepada tim merah yang sedari awal open kitchen dimulai belum menyajikan sesuatu yang bisa memuaskan Janesh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You chopped like shit, Will! This is kitchen, not your mother fucker house!" Janesh berteriak nyaring kepada tim merah yang sedari awal open kitchen dimulai belum menyajikan sesuatu yang bisa memuaskan Janesh. Chef itu benar-benar marah luar biasa, bahkan kru sempat beberapa kali menghentikan syuting, karena kalimat Janesh di luar kendali, sehingga ia butuh menenangkan diri beberapa saat terlebih dahulu.

Kiran dan Dika bertukar pandang, sebelum akhirnya kembali menangani pekerjaan dengan serius. Setelah Dika memberi Kiran kuliah tengah malam mengenai daging panggang, mereka jadi dekat ketika tidak ada syuting. Kiran masih sering berlatih dan Dika menemaninya, memberinya saran-saran yang berguna. Meskipun saat sedang syuting, lelaki itu akan lebih sering menyemprotnya dari pada Janesh. Tetapi perlahan dan pasti, Kiran dan Dika membangun kerja sama tim yang baik. Termasuk dengan Mirah, Rana dan Wino, anggota tim biru yang lain. Sementara tim merah, cenderung berambisi memenangkan kompetisi secara individu, sehingga mereka cenderung lebih mudah melakukan kesalahan dibandingkan dengan tim biru.

Kiran mencincang bawang putih, paprika merah dan hijau dengan kecepatan stabil, sebelum menatanya di piring untuk dimasak bersama pasta Aglio Olio oleh Dika. Kini tanpa rambut panjang yang mengganggu perhatiannya, Kiran jauh lebih fokus, karena tak harus mengepang atau menyanggulnya selama memasak. Serta Dino dan kru sialannya, tak lagi bisa menggunakan alasan endorse atau sponsor. Persetan dengan mereka, Kiran tak pernah lagi tersenyum atau menyapa Dino setelah kejadian potong rambut itu, apalagi ternyata itu alasan Dino untuk membuat Hard Kitchen lebih dramatis jika Janesh menjadikan Kiran bulan-bulanan.

Janesh menghampiri gadis itu, menatap hasil karyanya dan berucap lirih, "Good." Kiran menampilkan ekspresi datar, sekali pun hatinya berbunga-bunga. Kejengkelan itu masih ada, tetapi setelah tahu bahwa skenario Janesh menjambak rambutnya karena ulah Dino, Kiran tak lagi bersitegang dengan chef tampan itu.

"Will!" teriak Janesh kepada William, yang sedang sibuk di sautee station. "I hate to tell you this, but this amateur girl did greater than your shit!"

Will hanya mendengkus. Egonya seakan tak terima dia dikalahkan oleh Kiran, gadis yang cuma dianggap pemanis untuk membuat kompetisi semakin meriah. Tapi Janesh malah semakin mempertajam situasi dengan menyuruh Kiran menunjukkan langsung bagaimana caranya mencincang bawang putih dan bahan lain. Kiran sebenarnya malas sekali, tetapi karena dia harus mengikuti arahan Janesh, maka ia berjalan menuju meja tim merah. Tanpa suara, gadis itu cekatan mencincang bawang putih dan paprika, lalu menyusunnya di atas piring dan mengopernya ke bagian pasta. Setelah itu, Kiran kembali dan melakukan hal yang sejak menit pertama kitchen dibuka, tanpa kata.

"Pastamu terlalu kering, Dion! Aglio Olio harus tetap licin dan sedikit berminyak! Bukan banyak minyak seperti yang kamu masak di awal, atau seperti sekarang yang kering kerontang!" Janesh melempar pan yang sedang dipegang Dion dan melemparnya ke tempat sampah.

Mendengar itu, Kiran menghela napas. Dino sudah mendapat sentuhan drama yang ia inginkan hari ini. Tentu menyenangkan baginya, ketika rating acara ini tetap tinggi meskipun harus dengan menyajikan acara yang penuh umpatan Janesh.

Love Kitchen [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang