9 • Stay Away

1.2K 376 266
                                    





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Namjoon, tunggu!" Aku berhasil menahan pergelangan tangannya.

"Sebenarnya ada apa? Apa yang salah?" Perlahan ia melepaskan genggaman tanganku, sembari menggeleng pelan.

"Tunggu! Setidaknya beritahu aku siapa namanya." Tentu aku harus mengetahui setidaknya namanya, masa sudah seperti ini aku tidak mendapat informasi apapun?

Namjoon terlihat menghela nafasnya, kemudian ia meletakan telapak tangannya di kedua bahuku dan meremasnya pelan, tatapan matanya terlihat serius, berbeda dari sebelumnya yang begitu ramah dan jenaka.

"Listen to me. What should you do now is just stay away from her. As far as you can."

Gila, apa seberbahaya itu kah dirinya?

"But why?" Perlahan ia melepaskan cengkramannya, kepalanya kembali menggeleng pelan.

"I'm sorry. Please just listen to me for now. Dan kalau bisa tolong kau lupakan perasaanmu untuknya." Tatapan matanya kembali melembut, kemudian ia berbalik dan kembali ke bangkunya yang berada tepat di depan meja guru.

"Aish! Sudah kubilang aku tidak suka padanya!" teriakku, hingga entahlah mungkin kini aku menjadi pusat perhatian.

Sial. Kalau begini caranya, aku malah semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada gadis itu.

Apa aku harus mencari tahunya sendiri?



Aku menghargai peringatan Namjoon, maka dari itu aku baru mendatangi ruang musik pada jam pulang sekolah.

Aku memilih menunggunya di dalam ruang musik, membiarkan pintu itu tertutup rapat bahkan aku menguncinya kembali dari dalam.

Kulakukan itu semata-mata hanya agar ia tidak curiga bahwa sebenarnya telah ada seseorang di dalam ruangan ini. Dan ketika ia masuk nanti, aku akan langsung muncul di hadapannya.

Kalau dipikir-pikir memang cukup berani aku melakukan hal ini, bagaimana jika hari ini ia tidak datang kemari? Sudah pasti aku akan kembali terjebak di dalam ruangan ini.

Tapi aku yakin, ia akan datang kemari. Dari yang kulihat sepertinya ia juga pencinta piano sepertiku. Maka dari itu, seperti apa yang kulakukan, ia pasti juga akan selalu datang ke mari di setiap waktu luangnya.

Cukup lama aku menunggu, hingga aku mulai cemas, bagaimana jika ia benar-benar tidak datang kemari hari ini?

Sepuluh menit kembali berlalu, dan akhirnya aku mendengar suara kunci terputar membuka pintu ruangan ini.

Akhirnya aku mulai dapat bernafas lega. Coba bayangkan kalau dia benar-benar tidak datang, bisa-bisa aku terkunci disini.

"Hey, are you stupid?" Suara dingin itu mengudara.

Hei tunggu, apa maksud perkataannya? []

Me, Piano and Her ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang