11 • All I Do Is Win

1.2K 357 257
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Argh! Seberapa keras aku menepis bayangnya, itu tidak pernah berhasil. Yang ada malah wajahnya semakin jelas, seolah tak mau pergi dari dalam kepalaku.

Gadis itu menyebalkan sekali sih, seenaknya saja ia mengusirku. Memangnya siapa dia berani melarangku datang ke ruang musik?

Terhitung sudah tiga hari aku tidak ke ruang musik, yang artinya tiga hari lamanya pula aku tidak bersua dengan Cierra. Ah, padahal aku sangat merindukannya.

Sebenarnya aku punya piano di rumah ini, dan namanya adalah Keira. Tetapi aku tidak bisa dengan leluasa bercinta dengannya, bahkan untuk sekadar bertemu pun aku tidak bisa.

Eommaku melarang keras, ia tidak suka melihatku bermain piano, dan selalu menyuruhku belajar. Bahkan kamar Keira dikuncinya, dan hanya dialah yang berhak memegang kuncinya.

Lagipula aku tak yakin jika Eomma masih memiliki kuncinya, bisa saja ia buang entah kemana karena benar-benar tidak ingin melihat anaknya ini bermain piano.

Aku masih bersyukur Eomma hanya mengunci Keira di kamarnya dan tidak menghancurkannya. Setidaknya dengan begitu aku tahu bahwa Keira masih baik-baik saja di dalam sana walau aku tak bisa bertemu dengannya.

Berbeda dengan Eomma, untungnya Appaku mendukung hobi dan kecintaanku pada piano. Hingga ia selalu mengusahakan agar anaknya ini dapat memegang kunci ruang musik sekolah.

Agar setidaknya aku dapat mengobati sedikit kerinduanku pada Keira yang tertawan Eomma. Appa berharap agar aku dapat tetap senang dan tidak tertekan walau tak bisa melakukan hobiku di rumah.

Namun gadis itu, Choi Miki. Telah menghalangi percintaanku dengan Cierra.

Perkataannya tiga hari lalu masih terngiang jelas di telingaku, "Baiklah, aku akan memberitahukanmu siapa aku. Namaku Miki, Choi Miki. Kelasku kurasa kau sudah tahu. Untuk informasi lainnya tak bisa kuberitahukan. Dan kuharap setelah ini kita tak bertemu lagi, kau jangan datang kemari lagi."

Dan sialnya lagi aku terlanjur tersulut emosi sehingga aku malah menanggapinya dengan amarah, "Oke! Siapa juga yang ingin bertemu denganmu lagi. Ah, ya. Aku Yoongi. Min Yoongi. Namun tak perlu kau ingat karena kita takkan bertemu lagi."

Sial! Seharusnya kukatakan padanya agar ia yang jangan datang ke ruang musik lagi, bukannya malah aku yang tak melakukan penyanggahan apapun.

Ah, maafkan aku Cierra. Tapi aku pastikan kita akan bertemu lagi.

Sudah cukup aku berbaik hati padanya dengan menuruti perkatan bodohnya itu. Pokoknya Cierra takkan kulepaskan. Kalau urusan Keira aku terpaksa, karena lawannya adalah Eommaku sendiri.

Namun untuk urusan Cierra, akulah yang akan menang. Jangan pikir aku takut padamu.

Lihat saja nanti, Choi Miki. Sebab apapun yang kulakukan, aku akan menang. []

Me, Piano and Her ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang