Chapter 3 dr. ILY

22 3 0
                                    

Happy reading...

Pagi ini aku sedang bersiap- siap akan pergi ke Airport, karena libur kuliah dan cuti kerjaku sudah habis. 

Berat rasanya meninggalkan Felis yang masih terlelap, dengan terpaksa aku harus meninggalkan Felis selama seminggu, aku tidak tega tapi ini yang harus kulakukan. 

Selama satu minggu ini aku akan menyiapkan segalanya, aku sudah memutuskan untuk membawa Felis pindah ke Semarang, supaya lebih dekat dengan kantor dan kampusku.

Selama satu minggu aku enitipkan Felis dengan Bik Nah, Sus Devi dan juga Mama yang nanti akan datang untuk menjaga Felis. 

Dalam satu minggu ini juga aku akan mencari rumah kontrakan, dan lain sebagainya, karena tidak mungkin aku mengajak Felis tinggal di kosan, selain sempit Bik Nah dan Sus Devi mau tidur dimana kalau kami tinggal di kosan.

Kalau aku sewa rumah tentu akan sedikit lapang, walaupun rumah yang aku sewa nanti tidak sebesar dan sebagus rumah peninggalan orangtua Felis ataupun rumah Mama di bandung.

Aku sudah mencari beberapa rumah konrakan yang dekat dengan kantor dan Kampus melalui situs online, jadi nanti sampai di semarang aku bisa langsung survey ditemani oleh Nazlia.

Sahabat baikku semasa kuliah S1 yang kini sudah bekerja di salah satu perusahaaan ternama di kota semarang, sedangkan aku masih harus melanjutkan s2 ku sambil bekerja di salah satu Firma Hukum di kota ini. Oleh karena alasan ini aku harus membawa Felis pindah ke kota ini.

Aku sudah membicarakan keputusan ini dengan keluargaku, mereka setuju dengan keputusanku walaupun mama sedikit keberatan namun Papa meyakinkan mama bahwa aku bisa.

Lama termenung, aku dikagetkan dengan panggilan Sus Devi.

"Non, taxsinya udah sampai dibawah non.." Ucap sus Devi, dari balkon aku juga sudah ampak ada taxi yang menu ggu di depan pagar.

"Iya sus, saya titip Felis ya nanti kira- kira siap zuhur mama datang kok, kalo ada apa- apa langsung telpon saya ya.." ucapku.

"Baik non, non tenang aja, kalau ada apa- apa sama non Felis nanti saya kabari non langsung kok." Jawab Sus Devi, aku percaya sus devi bisa menjaga Felis selama aku tidak ada di rumah.

"yaudah, saya pergi duluya." Pamitku sambil mencium kening Felis, aku bergerak pelan supaya Felis tidak terbangun.

Jika Felis terbangun dan menangis pasti langkah ku akan berat meninggalkan bayi mungilku ini.Taksi yang kupesan perlahan mennggalkan halaman rumah, setelah aku berpamitan kepada Bik Nah dan Sus Devi.

 Ternyata seperti ini rasanya meninggalkan Anak di rumah dengan Asisten rumah tangga, selama perjalanan ke bandara aku banyak melamun, bayang- bayang Felis menangis terngiang- ngiang di kepalaku, bahkan suaranya terasa bermain- main di dekat telingaku. Tapi aku tau, itu hanya halusinasiku saja.

***

Sesampai di Semarang, aku langsung menuju Kosan dan ternyata Nazlia sedang bersantai sambil mendengarkan musik.

 Kami satu kosan tetapi berbeda kamar, aku membuka pintu kamarku dan Nazlia langsung Menyusul ke kamarku.

"Selamat datang Ibu satu anak." Ucapnya kepadaku, ya dia tau bagaimana keadaan keluargaku sekarang, saat Abang dan kakak Iparku meninggal, Nazlia juga datang langsung untuk mengucapkan belasungkawa.

"Terimakasih Calon pengantin." Jawabku dengan senyuman.

"Masih lama, masih tahun depan depannya lagi." Jawab Nazlia cemberut.

"Okedeh Aunty Lia... Terserah. Aku mau istirahat, lelah." Jawabku langsung menuju kamar mandi cucimuka bersih- bersih dan tidur.

"Ihh gak seru banget, baru datang langsung tidur. Cerita kek." Jawab Lia tidak terima.

dr. ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang