Chapter 1 dr. ILY

62 8 0
                                    

Happy Reading...

Siang yang cerah, tidak secerah suasana di kediaman keluarga kakaku yang kini penuh dengan suara isak dan tangisan. Ya, kami sedang berduka di rumah ini.

 Rumah yang kini diselimuti kesedihan ini sudah tidak bertuan lagi, Abang dan kakak Iparku baru saja menghembuskan nafas terakirnya di salah satu rumah sakit di ibu kota ini.

Sulit di terima, namun ini kenyataan nya. Mobil yang mereka kendarai menabrak pembatas jalan dan terpental ke jurang. 

Nasib malang, tak lama sampai di rumah sakit mereka berdua menghembuskan nafas terakir, meninggalkan aku, mama, papa dan malaikat kecil mereka Felis yang masih berusia 2 tahun.

Saat itu kami sedang di perjalanan menuju puncak untuk berlibur, namun tak lama kemalangan itu datang, entah sebuah janjian atau suratan tuhan saat itu Felis di mobil yang berbeda bersamaku dan bebysiter nya.

 Saat sebelum pergi abang dan kakak ipar ku menyuruh Felis dan beby siternya untuk satu mobil bersamaku saja, dengan alasan mobil mereka penuh dengann brang- barang perlengkapan liburan kami. Tentu saja tidak masalah bagiku, karna memang mobil mereka kecil.

Felis juga tidak menangis saat itu, ia memang dekat dengan ku karena setiap aku libur aku selalu berknjung ke kediaman mereka. 

Aku tidak bisa membayangkan kalau saja tadi itu Felis Ikut dengan Mobil Abang dan kaka ipar ku, entah apa yang akan terjadi dengan balita ini. 

Mungkin kami akan kehilangan tiga anggota keluarga sekaligus.

***

Alhamdulillah Pemakaman keduanya berjalan dengan lancar, polisi meminta keterangan ku mengenai kejadian tadi pagi, aku menjelaskan secara singkat karena tubuhku sudah sangat lelah.

Kecelakaan tadi juga merupakan kecelakaan tunggal tidak ada yang menabrak, tidak ada yang di tabrak atau ada orang lain yang menjadi korban dalam kecelakaan itu. 

Itu murni kecelakaan karena jalanan licin. Jadi aku rasa tidak ada yang harus di perpanjang.

Di perjalanan pulang, aku kembali teringat dengan Abang dan kaka Iparku. Rasanya baru tadi pagi kakak Iparku membangunkan aku Pagi- Pagi untuk bersiap pergi liburan dan Abang ku yang mengomel karna Aku lama bersiap, menjahiliku saat kami sarapan bersama dan.. 

Entahlah, aku tak sanggup untuk mengingat nya.

Sesampai di rumah aku langsung naik ke lantai dua, dimana kamarku berada. Walaupun ini rumah Abang dan kakak Iparku, tapi aku memiliki kamar sendiri di rumah ini, hanya aku adik mereka dan ya aku sedikit di manjakan di sini, lagi- lagi aku meneteskan airmata jika mengingat itu semua.

Sampai di lantai dua aku mendengar suara tangis bayi, aku tau itu suara felis. Aku melangkah kedalam kamar felis aku lihat beby siternya sedang berusaha untuk menenagkan felis yang masih saja menangis.

 Aku tau perasaan bayi itu, bayi malang yang baru saja menjadi yatim piatu, aku tidak bisa membayangkan nya, membayangkan rasanya jadi Felis yang belum mengerti apa- apa.

Aku menghampiri beby siter itu...

"sus , Felis sudah di kasih susu?" Tanyaku

"Sudah Non dara, tapi Felis masih nangis aja ,Non, mungkin Felis ngerti sama keadaan sekarang." Ucap beby siter Felis.

"Yaudah saya bersih- bersih dulu, nanti Felis biar sama saya." Ucapku pada beby siter itu,

Tak mungkin sekarang aku langsung menggendong Felis, aku belum mandi dan baru saja pulang dari pemakaman, tentu banyak bakteri yang sekarang sedang menempel di tubuhku, itu hanya akan membawa penyakit untuk Felis.

dr. ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang