Farah Punya
Farah memasukkan kembali motor kesayangannya kedalam rumah. Perutnya kini telah kenyang, tapi pikirannya yang jadi tidak tenang. Dia terus kepikiran dengan ucapan Mbak Marni dan Janto tentang anak kecil yang mirip dengan dirinya. 'apa iya, mamak dan apak punya anak lagi'. Batin Farah terus berucap seperti itu. Tetapi kalau hal semacam itu terjadi, Farah benar-benar tidak habis pikir dengan Mamak dan Apak nya, sudah punya anak tiga masih aja tambah lagi.
Farah berjalan tanpa memperhatikan sekitar. Pikirannya terus berkelana, kepalanya menunduk memperhatikan ubin putih lantai kontrakannya. Maya yang berada berdiri di hadapannya di tabrak begitu saja. 'pyaarrrr'. Gelas yang tadi berada di tangan Maya jatuh. "Astagfirullah. Gimana sih Far, tumpahkan capuccino ku". Maya ngomel ketika capuccino buatannya jatuh membasahi lantai. "Sorry ya May, aku gak sengaja". Farah menangkupkan tanggannya. "Ihhh, kamu itu kebiasaan deh, kalau jalan mata gak digunain". Maya sedikit mendorong tubuh Farah, berjalan melewatinya begitu saja. "Pokoknya kamu harus beresin pecahan gelas itu, aku gak mau tahu, kamu yang mpecahin". Perintahnya, kemudian dia duduk di sofa, menikmati kembali acara FTV nya. 'Ihhhh dasar Farah bener-benar, aku jadi gak bisa santai sambil nikmati capuccino ku'. Gerutunya dengan mata tak lepas dari acara yang sedang di lihatnya.
Farah bertanggungjawab atas kesalahan yang dia perbuat. Dia mengambil sapu dan cikrak untuk membersihkan pecahan gelas tersebut. Selanjutnya lantai dia pel, hingga bersih berkilau lagi. "Selesai juga". Farah mengusap peluh yang menetes di dahinya. Selanjutnya dia kembalikan barang-barang tersebut ketempat semula. Untuk menebus kesalahannya pada Maya, Farah berinisiatif membuatkan secangkir teh hangat untuk dia. "Nih teh hangat spesial buat kamu". Farah berjalan mendekat kearah sofa tempat duduk Maya. Maya menatap Farah yang meletakkan teh tersebut di meja, kemudian dia duduk disampingnya. "Kamu kenapa, panas ya...gak biasanya kamu baik sama aku". Maya menatap curiga dengan kelakuan sahabatnya itu. "Ihhhh apaan sih May, kamu itu selalu aja curiga sama aku. Aku tuh cuma mau minta maaf sudah numpahin minumanmu".Farah berlagak ngambek. "Iya-iya sorry, soalnya kamu kan kalau baik sama aku pasti ada maunya". Maya mengambil teh tersebut kemudian menyeruputnya. "Ya gak gitu juga, aku cuma mau curhat". Farah akhirnya ngaku. Maya menghembuskan nafasnya, kemudian menarik dua ujung bibirnya. "Nah benar kan, pasti ada maunya". Farah tersenyum, menampakkan wajah sok cutenya. "May...May..., masak tadi ya...mbak Marni bilang sama aku ada anak kecil yang wajahnya mirip banget sama aku". Ungkapnya dengan wajah sendu. "Lha trus". Maya menaikkan sebelah alisnya. "Kok terus sih, aku itu mau minta pendapat kamu". Farah mulai ngambek. "Kalau ada anak yang mirip kamu ya biarin aja, cuma miripkan". Farah menganggukkan kepalanya. "Aku cuma takut aja kalau Apak sama Mamak punya anak lagi". Farah mengungkapkan kerisauan hatinya. "Ya kalau Apak sama Mamak kamu punya anak lagi ya gak papa, malah bersyukur dikasih Rizki lagi. Punya adik lagi kok gak suka". Sindir Maya. "Ya bukannya aku gak bersyukur, tapi orang tua ku itu sudah tua masak punya anak lagi. Punya anak tiga aja kerepotan buat biayain sekolah masak mau tambah lagi". Farah merengut. "Ya kamu, sebagai kakak tertua bantu biayain mereka". Maya meneguk lagi teh dalam cangkirnya. "Bahkan aku tuh tiap bulan kirimin uang ke mereka buat batu sekolahnya Fahri sama Fahmi". Farah tak terima dibilang tak membatu kedua orangtuanya. "Ya udah gak masalah kan. Eh, stop...stop, memang itu anak yang kamu bilang jelas adik mu". Dari tadi mereka ribut masalah biaya, padahal anak itu belum jelas adik Farah atau bukan. "Ya kayaknya bukan, aku aja gak pernah lihat Mamak ku hamil lagi kok". Adu argumen dengan Maya ternyata membuat tenggorokan Farah kering. Dengan beberapa kali teguk teh yang berada di tangannya telah ludes habis dia minum. "Ya udah, orang bukan kok kamu repot". Maya mentonyor dahi Farah, kemudian berdiri hendak mengembalikan cangkirnya. "Ih...May mau kemana....aku ceritanya belum selesai". Farah menarik tangan Maya supaya duduk lagi disampinya. "Kamu mau cerita apa lagi". Maya kembali dengan posisi duduknya tadi. "Lha trus dia anak siapa, kok katanya mirip banget sama aku". Farah memajukan bibir bawahnya. "Hei Far, didunia ini bahkan ada tujuh manusia yang memiliki kemiripan dan mungkin tuh anak itu salah satuannya yang mirip sama kamu". Farah mengerjap-ngerjapkan matanya. "Bener juga ya...". Bahkan Farah pernah membaca salah satu artikel yang mengatakan bahwa manusia itu memiliki kembaran yang tersebar di seluruh dunia. "Udah ah Far, lepasin tanganku, aku mau cuci piring". Maya beranjak dari sofa meninggalkan Farah yang asik dengan pikirannya sendiri.
Farah bosan dengan pemikirannya yang gak jelas itu. Dia berusaha berlagak masa bodoh dengan masalah itu. Toh lebaran kemarin waktu dia pulang gak ada tanda-tandanya dia punya adik lagi. Bahkan Mamaknya sempat berkeluh-kesah dengan tingkah si kembar yang masih suka berantem, walaupun saat ini telah duduk di bangku SMA. "Iya benar kata Maya, itu anak mungkin salah satu ciptaan Tuhan yang dimiripkan dengan aku didunia ini". Farah berdiri hendak ke dapur meletakkan cangkir bekas minumannya. "Tok....tok...tok...". Suara pintu diketuk. "Assalamu'alaikum mbak...Mbak Farah...Mbak Farah". Tamu itu berteriak tak sabaran memanggil si empunya rumah. "Iya sebentar". Farah memutar arah tak jadi pergi kedapur. 'Siapa sih gak sabaran banget'. Farah membuka pintu sambil menggerutu didalam hati. Ketika pintu telah dibuka, terpampanglah wajah Janto anak mbak Marni, yang tadi sempat membuat Farah murka. "Ngapain kamu kesini". Farah memasang tampang tak suka. "Ya Allah mbak mukanya biasa aja kaleee". Janto tak terima kedatangannya disambut dengan wajah nyebelin ala Farah. "Ya biarin muka-muka ku, masalah buat kamu". Farah menarik satu sudut bibirnya keatas.
Maya datang ketika Janto ingin memberikan sesuatu pada Farah. "Siapa Far". Maya berjalan kerah pintu, dimana Farah sedang berbicara dengan seseorang. "Anaknya mbak Marni". Farah menengok singkat kearah Maya, kemudian menatap kembali kearah Janto yang berdiri di dekat jendela. "Nih mbak, aku cuma mau ngasih ini". Janto meletakkan uang dua puluh ribuan dua ditangan Farah. Farah mengernyitkan dahi. "Eh Janto". Sapa Maya ramah, ketika dia berhasil melihat sosok Janto. "Hai mbak Maya". Janto membalas sapaan ramah Maya. "Weyyy...Apaan ini". Farah mengambil alih kembali fokus Janto dari Maya sambil membolak-balikkan uang tersebut. "Itu uang kembalian makan tadi". Farah nampak berfikir, kemudian dia tersenyum. "Oh iya-iya. Makasih ya..." Kini wajah Farah berubah sok manis pada Janto. Sedangkan Janto membalasnya dengan wajah datar khas triplek.
Janto hendak pergi dari kontrakan dua manusia yang suka ribut ini. Iya. Siapa lagi kalau bukan Farah dan Maya. Semenjak Maya tinggal di kontrakan ini, menggantikan Afif, kontrakan ini selalu ramai orang adu mulut. Ada saja sesuatu yang mereka permasalahkan. Bahkan, kalau merek sedang ribut suaranya sampai terdengar di warung milik ibunya Janto yang terletak di sebrang jalan kontrakan ini. "Jan, kata Farah, ibumu tadi bilang ada anak kecil yang mirip dia ya". Maya berjalan beberapa langkah keluar dari rumah melewati Farah yang sejak tadi memeluk pintu. "Iya mbak. Anak kecil itu mirip banget sama mbak Farah dari bentuk muka bahkan sampai kelakuannya hampir sama. Ngayelin...". Janto menyindir Farah yang menatap kearahnya. "Masak sih, kok bisa ya...". Maya memandang Farah dengan wajah tak percaya. Farah yang ditatap seperti itu hanya menjawab, "Mana aku tahu". Farah menggerakkan kedua pundaknya keatas. "Atau jangan-jangan anak kamu Far". Dugaan Maya benar-benar menohok langsung kehati Farah. "Enak aja kamu, aku masih perawan tingting ya...". Farah tak terima dengan dugaan tak berbukti Maya. Akhirnya adu argumen dimulai lagi. Janto hanya melihat sambil geleng-geleng kepala. Kemudian tanpa pamit dia meninggalkan dua manusia yang masih cek-cok tersebut.
_••_
Hai Gaes, Farah datang lagi.....
Gimana Gaes seru gak.....
Jangan Lupa komen dan Votenya ya....
Terimakasih sudah membaca ❤️❤️Oh iya Gaes, selalu jaga kesehatan dan kebersihan ya......
Semoga Allah selalu melindungi kita semua......
Aamiin... Aamiin ya Rabbal alamin.Dan jangan lupa kalau bisa tetap stay at your home.
See you again......
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar Beda Generasi
General FictionFarahana Magatra, seorang staff manajemen pemasaran di salah satu showroom mobil di wilayah Solo raya. Dia adalah orang Jawa Timur tulen yang lebih memilih hidup di kota yang terkenal dengan putri Solonya yang lemah lembut dan gemulai. Bukan lemah l...