Tragedi

21 3 0
                                    

Farah Punya

Hari ini pekerjaan Farah tak banyak seperti biasanya, hanya menginput data penjualan mobi minggu ini. "Ran, gimana filmnya tadi malam". Farah menggeser kursinya mendekati Rania yang sedang membaca lembaran di dalam books file. "Film apaan...". Rania menatap sebentar kearah Farah kemudian kembali fokus pada books filenya "Ya film yang kamu tonton kemarin sama anak-anak lah...". Ucapnya sedikit keras. "Tadi malam kita gak jadi nonton". Jawab Rania seraya menutup books filenya. "Kenapa". Kepo Farah. "Sohib kamu tuh...si Tresno ngajak pulang, katanya paketan sepatu branded dia datang, ya udah....Pratama nganterin dia pulang. Trus malah pada pisah sendiri-sendiri, yaudah aku sama Nadin malah shopping deh....". Ucapnya seraya menutup book file. "Untung....aku gak ikut, kalau ikut, si Tresno bakalan aku semprot habis-habisan". Ucapnya dengan gestur seolah-olah hendak marah. "Kalau kamu ikut, mana berani dia minta balik, kamu kan pawangnya...wkwkwk.......". Rania tertawa seraya men-shut down komputer miliknya, karena waktu telah menunjukkan saatnya beristirahat. "Resek kamu". Farah menggeser kembali kursi miliknya ke dalam kubikel. "Kamu mau makan siang dimana Far". Tanya Rania yang saat ini telah berdiri di samping kursi Farah. "Di Mas Jo, ayam geprek paling". Jawabnya. "Yeah...aku lagi pingin soto nih....". Ungkap Rania. "Ya udah kamu beli aja, ajak si Tresno tuh dia kan suka soto. Aku mau ke ruangnya Maya dulu...". Usai mematikan komputer miliknya, Farah bangkit meninggalkan Rania yang masih menatapnya hingga dia keluar dari dalam ruangan.

Farah berjalan kearah ruangan Maya seraya memainkan hpnya. Dia tengah asik berbalas WA bersama Afif. "Wow...indah banget sih bunganya". Ucap Farah pada dirinya. Saat ini dia tengah membuka foto kiriman Afif. Ketika Farah tengah asik mengerakkan jemarinya di atas layar hp, seseorang dengan langkah cepat tanpa sengaja menabrak pundaknya. "Awoww". Ucapnya cukup keras. Dua orang yang saling mengenal itu saling berpandangan. Begitu dia tahu yang menabraknya Pak Bos Reseknya, Farah buru-buru minta maaf. "Maaf-maaf pak gak sengaja". Ucapnya buru-buru. "Kalau jalan itu yang dilihat jalannya bukan hp". Semprot Rudi. Kalau saja saat ini Rudi tidak buru-buru, pasti Farah akan mendapatkan lebih banyak omelan. Dan setelah berucap seperti itu, Rudi kembali berjalan cepat meninggalkan Farah yang masih menatap bingung kearah punggung bidang lelaki itu. "Gila kali ya....yang nabrakkan dia, kenapa juga dia yang marah, aku sih....kenapa aku juga yang minta maaf". Ucapnya pada diri sendiri. 'Ah masa bodoh'. Batinnya, kemudian dia kembali fokus pada hp di genggamnya.

Sesampainya di dalam ruangan Maya, Farah langsung menuju ke tempat kubikel Maya. "May...makan yukkk". Ucapnya sambil menatap Maya yang masih fokus dengan layar komputernya. "Nanti aja, aku lagi gak mood". Ada beban pikiran lain yang saat ini mengganggu pikiran Maya. "Kenapa....kerjaan kamu banyak". Farah menatap jejeran angka yang tertera di layar komputer Maya. Maya menggeleng. "Enggak, aku lagi gak mood aja, kamu makan sendiri dulu aja ya...". Maya melepas mouse dari genggamannya dan menjatuhkan wajahnya di atas keyboard. "Atau mau aku beliin". Farah merangkul leher Maya. "Enggak usah, nanti kalau aku lapar aku cari makan sendiri". Maya mengangkat kembali wajahnya menghadap Farah. "Udah sana, kalau lapar kamu makan sendiri dulu". Maya mendorong tubuh Farah". "Ya udah aku makan sendiri". Farah melenggang keluar meninggalkan Maya.

Di warung Mas Jo, ternyata telah berkumpul Rahmat dan Tresno. Dua lelaki itu saat ini sedang asik menikmati makanannya. "Makan gak ajak-ajak". Farah menggebrak meja, tidak terlalu keras, tetapi mampu mengganggu kegiatan makan dua lelaki itu. "Gak usah gebrak-gebrak meja bisa kali". Tegur Treno, setelah menelan nasi yang dia kunyah. "Habisnya kalian makan gak ngajak aku". Farah menarik kursi kosong di samping Treno. "Kamu kan biasanya sama Maya. Maya mana". Kali ini Rahmat yang bicara. "Dia lagi bed mood. Bentar, aku mau pesan dulu". Ucapan terakhir itu menghentikan gerakan bibir Rahmat yang hendak membalas jawaban Maya. "Mas Jo, aku pesan teh panas, sama Ayam geprek yang ekstra pedas satu porsi saja". Ucapnya cukup keras pada pemilik warung makan. "Oke Far". Laki-laki awal tiga puluhan itu telah hafal dengan sikap salah seorang pelanggannya ini.

Usai mendengar jawaban dari Mas Jo, Farah kembali mengambil posisi duduk. "Gimana Mad". Bukannya Rahmat yang berbicara, kali ini Tresno yang malah berucap. "Kamu ini udah dibilangin kalau persen makanan itu gak usah pedas-pedas, lambung mu itu Lo.... Kasihan". Omel Treno. Lelaki ini sungguh peduli sekali dengan dengan sahabatnya yang satu ini. "Biarin, udah kamu tenang aja, aku dah kuat kok". Farah menepuk-nepuk pundak lelaki yang berada di sampingnya. "Kamu tadi mau tanya apa Mad". Tanya Farah kembali. "Maya bed mood kenapa". Ucap Rahmat setalah meneguk habis es teh miliknya. "Dia putus ya sama Banu". Tresno ikut menimpali. Farah menggeleng. "Enggak kayaknya dia masih baik-baik aja kok tadi pagi. Baru siang ini dia bed mood. Kamu tuh Mad yang seharusnya tahu, dari pagi dia kan berada se-ruang-an sama kamu". Ucap Farah. "Dia waktu kerja tadi baik-baik aja, bicara sama aku juga masih baik-baik saja, trus tiba-tiba kamu bilang bed mood...". Jawab Rahmat. "Ya...gak tahu aku, kayaknya aku gak salah juga kok sama dia". Ucapnya. Teh hangat dan geprek ekstra pedas pesanan Farah telah datang fokus Farah kini beralih pada makanan pesanannya itu. "Ya udahlah. Mungkin dia masih ingin menyimpannya dan menyelesaikannya sendiri". Tresno menengahi. "Oh iya Far, nanti jam 2 temani aku nganter mobil ya". Tresno berucap kembali sambil melihat Farah yang telah asik dengan makannya. "Kemana". Ucapnya, dengan nasi masih berada di mulutnya. "Klaten, gak jauh kok". Jawab Tresno. Farah mengangkat jempol kirinya.

Farah masih asik memainkan minumannya yang masih sisa setengah. Makannya telah habis beberapa menit yang lalu, bersamaan dengan sohibnya yang undur diri hendak kembali ke kantor. Farah masih merasa nyaman di warung ini, sambil melihat lalu lalang kendaraan, apalagi dia merasa kerjaannya telah selesai dia kerjaan. Palingan, nanti kalau di kantor dia hanya main hp atau ngajak ngobrol sama Rania, lebih baik dia disini sambil merenung menatap mobil dan motor berlalu lalang membelah jalanan siang yang lumayan panas. Tak terasa, waktu dilayar hpnya menunjukkan pukul 13.45. Dia telah mengiyakan permintaan Treno untuk menemaninya mengantarkan mobil. "Mas Jo, uangnya aku taruh meja ya... tambahannya gorengan tiga". Ucap Farah seraya menatap si penjual yang masih sibuk melayani beberapa pembeli. "Siap Far". Mas Jo mengacungkan jempol sebelah kanannya.

Warung Mas Jo berada di sebrang kantor tempat Farah bekerja. Kalau siang seperti ini, jalanan biasanya lumayan lenggang. Farah menoleh ke kanan kiri, memastikan tidak ada pengendara. Tiba-tiba mata Farah tertuju pada sebuah mobil sedan yang bergerak dengan kecepatan cukup tinggi dan arah lajunya seolah tak terkendali di sebrang jalan. Di sisi lain Farah juga melihat seorang gadis kecil yang hendak menyebrang kearahnya. Dia tak menyadari arah gerakan mobil yang tak terkendali itu tengah mengarah ke tubuh kecilnya. "ADIK MINGGIR". Farah berteriak cukup keras. Gadis kecil itu tidak memperdulikan ucapannya, dia terus berjalan. Farah yang menyadari maut yang hendak mengintai gadis kecil itu segera berlari mendekat. Kemudian dia mendorong dengan kuat. Gadis kecil itu selamat. Tetapi tidak dengan tubuhnya, gerakan dia kurang cepat. "Bruuukkkkk.....". Tubuhnya terdorong beberapa meter oleh mobil itu. Mobil berhenti, Farah merosot jatuh dari kap mobil dengan kondisi sudah tak sadarkan diri. Darah bercucuran dari beberapa bagian tubuhnya. Orang-orang datang mengerubungi hendak menolongnya. "FARAH....".Itu teriakan Maya yang setelah mendengar suara tabrakan dia segera berhambur keluar. Dan lihatlah....dia melihat sahabatnya tergeletak tak berdaya dengan bermandikan darah. Farah sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit terdekat untuk segera mendapatkan pertolongan. Sedangkan penabraknya yakni seorang perempuan muda yang tengah dalam kodisi pengaruh obat terlarang (Narkotika) segera di bawa ke kantor polisi untuk mempertanggungjabkan perbuatannya.

Bagaimana ini gaes.... Farah bisa selamat gak.....😢😢😢
~||~
Hello gaes apa kabar.....
Semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungi kita semua....
Aamiin yaa Rabbal Alamiin....

Hari ini aku memenuhi janjiku....
Hari ini Sabtu....Aku Update lagi....
Selamat membaca...
Jangan lupa vote dan komennya....

Kembar Beda GenerasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang