"Apa rasaku begitu membuatmu tak nyaman? Apa hanya aku yang merasa bahwa kamu memberiku kesempatan lewat caramu menatapku, namun semua hanya dari sudut pandangku yang berlebihan."
Agata masih tak habis pikir pada dirinya yang dengan gamblang memberitahu Aska tentang luka lamanya tanpa pikir panjang. Bagaimana jika Aska mengiranya hanya mengada untuk mendapat simpati dari dirinya.
Agata kini tengah duduk di balkon kamarnya sambil menatap langit, tiba-tiba ia berbicara sendiri dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kak teo, aku bolehkan buka hati buat Aska? Kakak tahu kan gimana aku selama 4 tahun ini berjuang buat ngelupain kakak? Kakak tahu kan posisi kakak ngga bakal bisa tergantikan oleh orang lain kak?" Gumamnya pada langit malam yang selalu menemaninya.
"Kangen Teo ya?" Tanya Alen yang baru saja tak sengaja mendengar ucapan Agata lalu ikut duduk di sebelah Agata.
"Tiba-tiba kangen aja bang. Apalagi dengan Edre yang suka sama Aska, ngerasa jahat aja sama kak Teo." Ujar Agata kemudian mengusap matanya yang berair tadi.
"Re, liat abang." Panggil Alen sambil memegang kedua bahu Agata dengan tatapan yang sangat lembut.
"Teo, dia pasti bahagia tau kamu bahagia disini, tau kamu bisa buka hati buat orang lain. Abang tau kamu ngga bakal bisa nyingkirin rasa kamu ke Teo. Jadi kamu itu ngga jahat, Teo tau yang terbaik buat kamu dan dia pasti bahagia liat kamu bahagia juga re." Tutur Alen berusaha menenangkan adiknya yang masih larut dalam sedihnya.
Mereka pun saling bercerita, bertukar pikiran, saling bertukar keluh kesah yang membuat Agata merasa lebih baik. Alen merasa sangat lega ketika melihat senyum Agata yang kembali merekah. Alen kemudian mengusap pelan rambut Agata dengan sayang.
"Abang." Panggil Agata kemudian menatap Alen lekat dengan senyum yang sedikit mencurigakan.
"Apa nih?" Tanya Alen sedikit bingung kemudian menegakkan duduknya.
"Abang sama adek kelas yang namanya Nadin itu gimana?" Tanya Agata sambil menaik turunkan alisnya dengan senyum jahilnya.
"Ngapain nanya begituan?" Tanya Alen seperti tersangka yang ditangkap basah.
"Nanya aja sih bang. Nyantai aja dong, takut banget ketahuan udah pacaran." Ujar Agata hendak bercanda namun ia tertawa melihat ekspresi abangnya yang benar-benar tertangkap basah.
"Bener udah jadian ya bang?" Tanya Agata yang kini melotot tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Alen mengangguk pelan membenarkan pertanyaan Agata tadi.
"Abang beneran?!" Tanya Agata kini dengan nada yang sedikit tinggi.
"Iya! Iya! Baru tadi abang nembaknya! Puas?" Sahut Alen kesal kemudian disahuti dengan tawa keras Agata.
"Ngapain ketawa? Ngga usah ketawa!" Ujar Alen yang masih kesal kemudian meninggalkan Agata yang masih duduk di balkon.
"Abang! Sini dulu ih! Cie yang malu ketauan punya pacar, Edre bilangin Bunda loh ya!" Pekik Agata sambil tertawa gemas melihat kelakuan sang abang yang terlihat begitu malu.
"Diem!" Sahut Alen lalu keluar dari kamar Agata lalu membanting pintu kamar Agata.
"Aduh abang-abang. Lucu banget sih." Ujar Agata gemas.
Setelah itu Agata masuk kedalam kamarnya dan mengambil ponsel yang ada di dekat ranjangnya. Ia kemudian duduk diranjang dan terlihat tengah mengetik pesan untuk seseorang. Dan ternyata Aska.
Agata
Aska
Lo udah dirumah kan?
Aska
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATA
Teen FictionAgata merupakan sebuah kisah cinta yang tak terlalu rumit, yang mengisahkan tentang seorang gadis remaja cantik yang bernama Edrea Agata Yohana. Ia merupakan gadis pintar yang selalu mendapat juara ketika ikut dalam segala bidang Olimpiade. Hingga s...