Olimpiade

27 2 0
                                    

Kamu melihatku dengan tatapan percaya yang membuatku bisa melangkah bersamamu. Terima kasih Aska.

.

.

.

Tersisa dua hari lagi untuk Olimpiade Sejarah SMA tingkat Nasional akan dilaksanakan. Olimpiade tersebut akan dilaksanakan, dan tentunya Agata menjadi sangat bersemangat. Seperti hari ini, dari siang hingga malam ia berkeliling mall hanya untuk mencari perlengkapannya untuk Olimpiade besok lusa. Boros memang kedengarannya, namun ini hadiah dari Ayahnya karena bisa lolos ketingkat Nasional.

"Abang nonton film yuk." Ajak Agata kemudian menunjuk salah satu bioskop yang ada di mall tersebut. Alen pun melihat jam yang melingkar ditangannya kemudian menggeleng.

"Ini udah mau jam 9 malem, kamu harus istirahat." Ujar Alen kemudian menarik tangan Agata menjauh dari bioskop tersebut. Sedangkan Agata pasrah ketika Alen menarik tangannya, tentu dengan tatapan kesal.

Dimobil Agata memilih untuk diam dan memalingkan pandangannya keluar jendela. Alen yang tahu bahwa sang adik tengah kesal pun tersenyum kemudian membelai rambut Agata pelan.

"Kamu kan besok kebandung re, kalo kita nonton film selesainya itu paling cepet aja jam 11. Kalo kamu sakit terus ngga bisa Olimpiade gimana?" Jelas Alen, kemudian membuat Agata menoleh dan memandang Alen.

"Maafin Edre abang." Ujarnya kemudian memeluk lengan kiri Alen.

"Iya sayangnya abang." Sahut Alen kemudian tersenyum melihat Agata yang bergelayut manja dengan coklat kesukaan di tangannya.

"Abang liat sini, Edre fotoin." Ujar Agata sambil mengarahkan ponselnya ke arah Alen. Dengan cepat Alen mengangkat tangan membentuk huruf V.

 Dengan cepat Alen mengangkat tangan membentuk huruf V

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(anggap aja itu malem ya wkwk)

Drrttt...

Drrttt...

"Re angkat telpon abang dong." Pinta Alen yang tak ingin fokus nya teralihkan. Agata kemudian meraih ponsel Alen namun terdiam sebentar melihat nama yang tertera disana. Nama yang menghindarinya selama dua hari belakangan, nama yang tak pernah hadir disekolah selama dua hari belakangan. Dengan ragu Agata mengangkatnya.

"Hallo Mada." Ujar Agata. Mada tak menjawab untuk beberapa detik, mereka sama-sama terdiam.

"Oh iya hallo re, bang Alen ada?" Tanya Mada. Agata menoleh kesamping dan melihat Alen namun Alen masih fokus pada jalanan Jakarta yang kian sepi karena waktu yang sudah malam.

"Ada da, tapi abang lagi nyetir. Ngomong aja, nanti gue yang ngasih tau abang." Jelas Agata namun segera ditolah oleh Mada.

"Kalo gitu kasih tau bang Alen, nanti gue chat kalo dia udah dirumah." Ujar Mada kemudian memutuskan panggilan telponnya.

"Mada re?" Tanya Alen yang tadi mendengar nama Mada disebut.

"Iya bang." Sahut Agata kemudian meletakkan ponsel Alen ketempat semula. Ia nampak berpikir apa yang ingin Mada sampaikan pada Alen, sampai ia tak boleh tahu.

AGATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang