Tiba - Tiba Saja Menemukan Kartu As

496 79 17
                                    

[ JØY ]
.
.
.
.

Joy terdiam menatap sepasang laki - laki dan perempuan yang Ia kenal tengah berbincang akrab. Tidak ingin berpikir lebih lama, Joy memutuskan untuk mengurangi jarak antara dirinya dengan mereka. Ia mendekat.

"Minatozaki Sana?"

Gadis itu menoleh dengan ekspresi yang tidak berbeda jauh dengan Joy.

"Oh hai, Joy. Kau pasti kemari untuk menemui kakakmu." Ujar Sana yang sudah mengontrol ekspresinya seperti semula.

Namun Joy memanfaatkan tatapan gelisah Suinn serta gelengannya dibelakang tubuh Sana untuk mendapatkan kartu as nya.

"Kalian saling kenal?"

Sana maupun Joy mengabaikan Suinn dan melanjutkan percakapan mereka.

"Lalu apa yang kau lakukan dengan Kak Suinn?"

Joy tersenyum puas ketika melihat Sana kembali membulatkan matanya bersamaan dengan Suinn mengela nafas panjang, pasrah.

"Dia kakakku. Kau mengenalnya?"

Sial!

Joy tidak mengira akan mendapatkan jawaban mengejutkan seperti ini. Joy kira Sana adalah kekasih simpanan Suinn. Tapi di lain sisi, Joy merasa bukan mendapat kartu As lagi.

Ini adalah kartu emas!

"Kak Suinn kekasihku." ucap Joy lancar tanpa beban.

Berbeda dengan Suinn yang kini mengusap wajah dengan kasar, Joy justru melangkah ke samping Suinn dan memeluk lengan kanannya.

"Apa?!" ujar Sana sedikit berteriak saking terkejutnya.

Joy mendongak untuk melihat raut putus asa itu. Mimik wajah yang selalu Ia nikmati. Pun Ia menyiratkan keinginan dengan matangnya agar Suinn yang menjelaskan pada Sana.

"Benar. Kami berpacaran sejak seminggu yang lalu."

Joy tersenyum lebar pada Sana sampai matanya tertutup, tidak peduli dengan laki - laki disisinya yang sama sekali tidak memiliki tenaga untuk menatap adik perempuannya itu.

Terdiam cukup lama, akhirnya Sana mengatakan yang ada dipikirannya.

"That's great!"

"Apa?!"

Sahut Suinn dan Joy bersamaan. Sama - sama terkejut dengan apa yang baru saja Sana ucapkan.

"Bagus bukan? Kakakku berpacaran dengan gadis yang kukenal. Dan aku akan semakin akrab denganmu, Joy. Amazing!"

"Tunggu. Kau tidak marah?"

Keadaan berbalik. Kini Suinn yang tersenyum puas Dengan Joy yang masih memastikan reaksi Sana.

"Kau ingin aku marah?"

Joy tersenyum gugup lalu menggeleng pelan

Apa - apaan ini?

Padahal tujuan awal Joy memberikan fakta ini adalah untuk membuat hubungan Sana dan Suinn menjadi buruk entah dengan saling memaki atau memarahi.

Ini sama sekali bukan ekspektasinya.

Dan untuk pertama kalinya, Joy tersudutkan.

"Kalau begitu aku pulang. Nikmati waktu kalian."

Begitu Sana pergi, Suinn tertawa sepuasnya masih dengan lengannya yang dikait oleh tangan Joy. Sungguh bertolak belakang dengan Joy yang terdiam mengerucutkan bibirnya.

Red Velvet Fraternity 3 : JOY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang