07 • Tempat Kenangan

184 43 1
                                    

Maaf yah baru update, authornya sibuk, mwemwemwe.

°°°°°
"Melihat tempat kenangan dengan orang yang kita sayang, namun sudah tiada, sungguh sangat menyakitkan."

Happy Reading

"Mama," teriak Karin yang mengejar mamanya ke ruang tamu.

"Iya nak, ada apa lagi? Jangan pernah kamu bilang yang aneh-aneh lagi ya, mama pusing nih." tanya Mamanya Karin.

"Iya ma, aku enggak bilang yang aneh-aneh kok. Aku cuma mau izin sama mama, aku mau ke danau, boleh kan ma?" jawab Karin sekaligus meminta izin.

"Danau? Danau tempat kenangan kamu sama Roy?" tanya Mamanya Karin lagi.

"Iya ma," jawab Karin.

"Memangnya kamu enggak apa-apa kalau harus lihat tempat itu lagi? Bukankah itu akan buat kamu makin sedih nak?" tanya mamanya Karin.

"Humm aku enggak apa-apa kok, aku enggak akan sedih lihat tempat itu." jawab Karin dengan sedikit senyuman.

"Memangnya kamu sudah benar-benar bisa menerima kematian Roy? Dan akan membuka hati kamu lagi?" tanya mamanya Karin.

Karin menaikkan alisnya sebelah. "Ma, walau Roy sudah enggak ada, tapi bukan berarti aku akan membuka hatiku untuk orang lain, karena aku hanya mencintai Roy, dan selamanya akan seperti itu. Yang harus di ingat dan di ketahui ma, yang mati dan yang pergi itu hanya raganya bukan roh dan hatinya, oke aku tahu raganya tidak lagi bisa bersama aku dan kita semua, tapi aku juga tahu roh dan hatinya tetap bersama kita ma, dan aku akan selamanya mencintai Roy, sampai Allah menyatukan kami kembali, dan sekarang aku dan Roy tetap bersama kok, kami tidak terpisahkan hanya dengan kematian. Kematian tak bisa memisahkan kami berdua ma." jawab Karin yang membuat mamanya melongo.

"Ya Allah, apa sebesar itu cinta anakku Karin ke kekasihnya Roy? Apa selamanya dia tidak akan pernah membuka hatinya kembali? Apa selamanya Karin tidak akan menikah?" batin mamanya Karin.

Karin langsung mendengar suara hati mamanya. "Iya ma, aku akan selamanya menutup hatiku untuk orang lain dan tidak akan membuka hatiku untuk siapapun, aku juga tidak akan pernah menikah dengan siapapun, karena hatiku hanya milik Roy." jawab Karin yang membuat mamanya membulatkan matanya sebulat apapun itu yang bulat.

"Sayang? Kamu beneran sudah buka mata batin kamu ya?" tanya mamanya Karin.

"Iya ma, kan aku sudah bilang." jawab Karin biasa saja.

"Astaga nak, kok kamu nekat sih?" ujar mamanya Karin cemas.

"Iya aku nekat, demi cinta ma." sahut Karin, namun Karin menjeda ucapannya. "Ya sudah ya ma, aku jalan dulu, mau ke danau." ujar Karin melanjutkan ucapannya sambil menyodorkan tangannya untuk menyalimi tangan mamanya.

"Oh iya nak, hati-hati ya sayang." sahut mamanya Karin yang menyambut hangat tangan anaknya.

"Eh iya, papa mana?" tanya Karin yang menghentikan langkahnya yang baru bergerak dua langkah dari tempat tadi dia berdiri.

"Oh papa kamu ke luar negeri nak, nanti mama nyusul." jawab mamanya Karin.

"Ouwh, ya sudah aku berangkat ya ma, Assalamualaikum." ujar Karin yang kali ini benar-benar berjalan dengan sempurna.

Cinta Dunia GaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang