Part 1

2.1K 58 3
                                    

"Eh Ra, kantin kuy". Gadis yang merasa di panggil hanya menoleh dengan wajah geram.

"Lo ga liat apa hah! Tugas gue banyak banget ini". Gerutunya frustasi sampai mengacak-acak rambutnya. Gara-gara ia selalu menunda-nunda tugas akibatnya jadi seperti ini.

"Sukurin, makanya pindah ke IPA aja haha". Cowo itu kemudian beranjak pergi menuju kantin. Tak lupa dengan wajah konyol seperti meledek.

"Awas aja lo pulang-pulang ban lo gue gantung di warung babeh". Geramnya sambil menatap punggung Cowo itu.

Aldara Violeta, gadis yang sedikit jutek, namun parasnya yang cantik bisa membuat kaum Adam mempesona juga berpenampilan apa adanya juga membuat iri kaum hawa.

Ara, nama panggilannya. Sangat di sayangkan sekali Ara tidak pernah dekat dengan Cowo kecuali Jidan Elfriano sahabat kecilnya yang sudah biasa bareng bersamanya. Mereka sering di kira sepasang kekasih karena di mana ada Jidan di situ ada Ara begitupun sebaliknya walaupun tak setiap hari mereka bersama. Bahkan rumah merekapun satu komplek.

"Nih gue bawain buat lo". Sepiring somay di letakkan di depan Ara membuat gadis itu mendongak melihat siapa pemberinya, siapa lagi kalo bukan Jidan.

"Tumben lo baik, sebentar gue mencium bau iler ni". Cibir Ara dengan idungnya berpura-pura mencium sesuatu.

"Sialan gue ganteng gini bau iler, ni ni cium ketek gue". Jidan langsung mengarahkan ketiaknya ke arah Ara.

"Eh lo pede banget si, muka pas-pas an aja belagu". Ara menepis tangan Jidan yang berada di depan mukanya. Sebenarnya yang di katakan Ara bohong padahal faktanya Jidan ganteng sampai di anggap Most Wantednya sekolah tapi bagi Ara, Jidan spesies buaya yang suka ngebaperin anak orang. Terbukti setiap Ara meminjam ponsel Jidan banyak sekali notip Cewe-cewe.

"Wah lo ya gue bilangin Bunda gue ni, Bunda gue ga terima anaknya di katain pas-pasan padahal bikinnya penuh perjuangan. Parah lo". Dramatis Jidan.

"Kaya ngeliat aja lo".

"Kan perut Bunda gue transparan". Bangga Jidan.

"Makanya anaknya sinting kaya lo".

....

"Gue balik bro". Pamit Jidan kepada temannya karena hari sudah mulai petang dan sekolah sudah pulang dua jam yang lalu.

"Yoi Hati-hati". Ucap Denis sambil bertos ala Cowo.

Saat berjalan di koridor sekolah yang sepi juga agak gelap, Jidan di kagetkan dengan ponselnya yang berdering.

"Sialan bikin gue jantungan". Makinya.

"Heh bego! stik PS gue lo rusakin!?". Jidan langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya karena suara yang memekakkan telinganya.

"Waalaikum salam anak monyet".

"Ah lo ga usah ngeles! Gue gamau tau lo harus ganti in stik PS gue". Ara sedang emosi karena stik PS nya sudah tak berdaya alias hancur siapa lagi kalo bukan ulah Jidan karena hanya Cowo itu yang suka ke rumahnya.

"salam dulu dodol!". Kesal Jidan.

"ASSALAMUALAIKUM, RIBUT YU!?". Jidan hampir saja menjatuhkan ponselnya ke lantai karena teriakan Ara, setelah itu Ara mematikan telponnya secara sepihak.

"Waalaikum salam". Jidan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya setelah itu langsung berlari menuju parkiran.

Jidan membelalakkan matanya, alangkah terkejutnya ia melihat ban mobil bagian belakangnya hilang satu. Ia pun segera mencari satpam sekolah.

"Pak, tau ga yang copot in ban mobil saya siapa?". Tanya Jidan tanpa basa-basi.

"Loh saya ga tau Den, soalnya saya baru abis dari warteg depan beli makanan".

Jidan memejamkan matanya dan menghela nafas lelah, sepertinya ia tahu siapa yang melakukan ini. Tentunya pasti Ara.

"Yaudah Pak makasi ya". Jidan pun kembali menuju belakang sekolah tempat teman-temannya berada untuk meminta tolong mengantarkannya pulang.

Hai gimana next ga?
Jangan lupa vote dan komen ya..
Stay at home guys!

AldaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang