"Yujin !" Di gelapnya lorong susah sekali menemukan sosok Yujin. Apalagi gadis itu larinya sangat cepat. Chaewon sebenarnya takut, sangat. Hanya saja kekhawatiran nya lebih besar terhadap gadis yang lebih muda darinya.Tap
Tap
Tap
'suara apa itu ?' chaewon melihat sekelilingnya. Lorong gelap itu makin terlihat menyeramkan. Dia tak tahu siapa yang akan menghampirinya di kegelapan.
"Siap—"
Sreett..
"Ssstt, kakak juga dengar ?" Tanya Yujin yang ternyata adalah orang yang membekap chaewon.
Chaewon mengangguk. Sedikit lega karena Yujin tidak apa apa.
'Buk!'
"Aduh sakit kak~" keluh Yujin karena chaewon tiba tiba memukulnya.
"Salahmu sendiri, kenapa pergi tiba-tiba"
Yujin menggaruk tengkuknya. Chaewon tak bisa memarahinya lagi. Ini bukan situasi yang pas untuk mengandalkan emosi. Yang jelas ia harus yujin dan dirinya kembali ke teman-teman yang lain.
"Yujin kita harus.. kenapa kau membawa pemukul baseball ?" Tunjuk chaewon pada tongkat baseball yang di bawa Yujin.
"Ini.." yujin mengangkat benda ditangannya "tadi aku tak sengaja melihat seseorang berjalan kearah ruang guru, bisa saja itu penjahat nya. Untuk jaga-jaga aku bawa pemukul ini"
"Tapi bahaya Yujin ! Bisa saja penjahatnya lebih dari satu orang !" Chaewon menahan lengan Yujin. Berharap gadis itu tak menjalankan niatnya.
Tapi Yujin yang keras kepala langsung menepis tangan chaewon.
"Teman kita semua mati kak ! Apa kau hanya akan berdiam diri saja menunggu giliran ?!"
Chaewon terdiam. Tatapan mata Yujin menunjukan kemarahan dan kesedihan. Chaewon menjadi dilema, memilih kembali pada teman-temannya atau mengikuti rencana Yujin.
"Ini.." yujin menyerahkan sebuah piringan besi pada chaewon "aku tidak menemukan apapun, kakak bisa gunakan lembing ini jika ada sesuatu yang bahaya datang."
Lembing itu tidak terlalu besar namun cukup untuk membuat kepala seseorang retak.
"Tapi Yujin.. kita lebih aman kembali!"
"Terserah kakak !! Ikut aku, atau kembali dan menunggu giliran untuk mati !!"
Tanpa menghiraukan chaewon, Yujin berlari menyusuri koridor sekolah yang sangat gelap. Meninggalkan chaewon di belakang yang masih bingung akan keputusannya.
"YUJIIIN !"
Mau tak mau akhirnya ia menyusul Yujin.
Chaewon mengutuk kepada arsitek pembuat sekolahan ini. Sialan sekali kenapa koridornya terasa sangat panjang dan tanpa akhir.
Klontaang !
Sial ! Suara apa itu ! Kenapa gelap sekali
Dengan tangan gemetar chaewon mengambil ponselnya, menyalakan senter dan mengarahkan pada asal suara.
Di tengah koridor ia melihat tongkat yang tak asing. Pemukul baseball yang tadi Yujin bawa !
"Yujin~ " panggil chaewon setengah berbisik. Rasanya ia ingin sekali kabur dari sini. Tapi semua percuma. Yang bisa ia lakukan adalah menemukan tubuh Yujin. Hidup atau mati.
Senternya masih menyorot lantai koridor sampai tiba disatu titik dimana ia melihat sebuah genangan dari sesuatu yang pekat. Kaki chaewon lemas, tapi seperti ada sebuah magnet ia masih mendekat walau seratus persen ia tahu benda apa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOROS | IZONE [Creepy Book]
TerrorHari-hari mereka yang menyenangkan kini berubah menjadi teror yang mengerikan saat sebuah telefon misterius menghubungi mereka. Seseorang yang berucap membalaskan dendam dan menghukum seseorang yang bersalah. Moros dalam metologi Yunani adalah Dewa...