Chapter [ VIII ]

586 75 15
                                    


"AAAAAAAAAAA....!!!!"

'sreet'

Hyewon melepaskan cengkraman nya pada Eunbi. Ia lalu membuang pecahan kaca itu. "Lantai satu.." gumamnya dan bergegas pergi, namun Eunbi menahan lengannya.

"Hyewon, aku bersumpah bukan aku pelakunya" ujar Eunbi. Matanya mulai berkaca-kaca, meyakinkan Hyewon akan ucapannya. Walau begitu hyewon tak menghiraukan ucapan Eunbi. Hyewon berlari menuju teriakan tadi berasal.












"Hiikks.. Yujin .." Raung chaewon saat melihat tubuh Yujin yang mengenaskan.

Minju menyerobot masuk begitu pintu besi tadi terbuka. "Maaf.. maaf.. Yujin" pilunya menatap keadaan Yujin.

"Minju ! Apa yang kau lakukan !" Aum Chaewon "katakanlah bahwa Yujin baik baik saja !!"

Kaki minju lemas saat berjalan mendekati chaewon. Tepatnya lebih ngeri saat melihat secara dekat organ-organ dalam Yujin yang bercecer keluar. Bahkan setengah baju chaewon kotor oleh darah Yujin.

"Jangan melihat kak" ujar Minju sembari melepaskan ikatan Chaewon. "Kesini.. jangan melihat" minju memapah tubuh chaewon menjauhi tempat terbunuhnya Yujin dengan grinder yang masih berputar.

"Kalian kenapa teriak ? Ada apa ?" Tanya Eunbi dengan nafas tak beraturan akibat mengimbangi lari hyewon yang sangat cepat. Dapat ia lihat diruangan itu, Yena yang terduduk lemas nyaris pingsan, juga minju dan chaewon yang bahkan wajahnya sudah pucat pasi. Dan jangan lupakan darah yang terciprat pada pakaian chaewon.

"Darah siapa itu Chae ?" Tunjuk Eunbi. Sedangkan kedua gadis didepannya masih bungkam dan memilih menatap lantai gudang yang kotor.

"Tidak mungkin.."

Hyewon menatap tak percaya apa yang ada didepannya. Pemandangan mengerikan yang terpampang dari tubuh teman dekatnya nampak mengerikan.

"Minju !! Apa yang kau lakukan ?!" Eunbi sudah tak memikirkan lagi pegal dikakinya. Ia langsung mendorong tubuh minju hingga gadis itu menabrak meja perkakas. Yang diperlakukan seperti itu hanya diam dan menunduk. Minju sangat tau bahwa ia secara jelas membunuh Yujin. Walau pada aslinya ia memilih menyelamatkan gadis berdimple itu.

"Maaf.. maaf.. hikss.."

"Yujin.. tak mungkin.. aku yakin sekali kalau—" perkataan hyewon tercekat saat melihat Eunbi yang entah dirasuki apa menodongkan pecahan kaca, yang hyewon tau benar adalah pecahan kaca yang tadi ia buang.

"Hyewon mencurigaiku dan ternyata kau adalah pembunuhnya ?!"

"Kak!! Kak Eunbi tenang !!" Bahkan Yena yang tadi lemas langsung tersadar seutuhnya untuk menahan tubuh Eunbi agar tak menerjang minju.

"YAAK ! Apa apaan kau !!" Hyewon langsung merebut pecahan kaca itu walau akhirnya ia ikut tergores. "Aw !!"

"Maafkan aku.. maafkan aku.. Yujin.. aku tidak.." racau minju. Tubuhnya merosot karena kakinya tak mampu lagi menopang tubuh lemasnya. Ini sangat menggoncang mentalnya.

"Apa yang sudah aku lakukan~" tangis Eunbi pecah. Yena yang tadi menahan tubuh Eunbi beralih memeluknya, ingin menenangkan.











"Chae...hiks.." Isak sakura. Dirinya tampak tengah ditenangkan oleh chaeyeon disampingnya.

"Ssstt.. semuanya akan baik baik saja"

"Mereka semua.."

"Sudah sudah" chaeyeon menepuk punggung sakura.

Koridor di lantai 3 ini nampak lebih terang dari lantai satu dan dua. Walaupun begitu ia berusaha agar tak lengah barang sedetikpun. Tantangan dari si pembunuh bukan main main. Salah sedikit ia bisa terbunuh.

'krieeet.. krieeet'

Sebuah suara asing mengalihkan perhatian mereka. Melihat sekeliling dengan Pandangan tetap waspada. Chaeyeon melihat di sebuah benda nampak bergerak kekanan kekiri didalam kelas yang kosong.

Di dinding sebelah kiri terpajang sebuah kapak didalam bilik kaca. Bisa dibilang alat untuk sesuatu yang gawat darurat. Chaeyeon memecahkan kotak kaca itu dengan sikunya, beruntung serpihan kaca tak cukup menembus sweater yang ia pakai. Untuk berjaga-jaga chaeyeon mengambil kapak itu.

"Chae .." cicit sakura menahan lengan chaeyeon yang hendak menghampiri benda itu. Sakura menggeleng tak setuju. Firasat nya buruk.

"Tidak apa.." chaeyeon berkali kali memenangkan gadis disampingnya. Setelah itu ia memberanikan diri, membuka pintu kelas dan memasukinya.

Benda itu nampaknya sebuah boneka yang terikat pada besi yang bergerak kekiri dan kanan. Berada pada meja guru yang terletak paling depan.

Sebuah benda bersinar terlihat terikat pada leher boneka itu. Semakin mendekat chaeyeon sadar benda itu adalah kunci. Entah itu kunci pintu depan atau kunci untuk menyelamatkan teman mereka. Intinya chaeyeon berpikir harus mendapatkan kunci itu.

"Tolong pegang ini"

Chaeyeon mendekat setelah memberi aba-aba diam ditempat pada sakura. Melangkah perlahan mendekati boneka itu.

Dan

'KRAAAAKK!!'

"AAAAAAAA !!!!"

sebuah perangkap beruang menjepit kaki kanan nya tanpa bisa dihindari.

"CHAEYEON !!"

"AAAAAA KAKI KU !"

Chaeyeon dapat merasakan tulang kakinya remuk dan darah tak berhenti keluar. Rasa sakit yang tak pernah ia bayangkan kini terasa sangat mengerikan.

Sakura lebih lebih merasa ketakutan dan bingung. Apa yang bisa ia lakukan untuk menolong chaeyeon.

"Kkura.." panggil chaeyeon dengan lemas.

"I—iya Chae"

"Berikan kapak itu.." ringisnya menahan rasa sakit luar biasa yang menyelimuti kakinya.

Sakura yang kebingungan kembali tersadar dan memberikan kapak itu pada chaeyeon. "Apa yang akan kau lakukan Chae ?"

"Tenang saja.. aku akan membuka trap dan menggunakan kapak ini untuk menggantikan kaki ku"

Mengakhiri penjelasan singkat itu dengan helaan nafas, chaeyeon mencoba membuka trap dengan sekuat tenaga.

"AAAAAAKHH !"

Tidak berhasil. Trap itu sama sekali tak membuka. Malahan sepertinya tulang kakinya makin remuk.

Chaeyeon berkali kali menghela nafas. Kalau ia tak mengambil langkah cepat. Kemungkinan ia dan sakura akan jadi target selanjutnya dari si pembunuh.

"Hah..."

"Chae apa yang kau lakukan ?!"

Sakura memekik saat melihat Chaeyeon mengayunkan kapak itu dengan cepat dan langsung menghujam kakinya. Memotongnya jadi dua sehingga ia bisa bebas dari jeratan trap.

"AAAAAAKHH!!"

Chaeyeon mengambil kunci yang terikat pada boneka tadi. Badannya mulai limbung oleh rasa sakit yang mendera kaki dan kepalanya. Pandangannya memburam, ia merasa darahnya mengalir tak henti.

Sakura dengan cepat menopang tubuh chaeyeon yang hampir jatuh.

"Chae bertahanlah.."

Chaeyeon tak sadarkan diri. Sakura bergegas menggendong tubuh chaeyeon keluar. Ia harus pergi ke UKS, dan berharap untuk menghentikan pendarahan pada kaki chaeyeon, jika tidak.

Ah sakura tak bisa membayangkan jika Chaeyeon nya tak selamat.

"Mau kemana kakak kakak"

Suara berat datang dari belakang. Belum sempat sakura menoleh, pandangannga menggelap dan ia mulai tak sadarkan diri.

"Padahal permainan sebenarnya baru akan dimulai"








TBC

MOROS
.
.
.
Jientenn25

Gimana puasanya gan ? Lancar ?

MOROS | IZONE [Creepy Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang