"Bagaimana tersambung ?" Hyewon menatap penuh harap pada Eunbi yang sedang menelepon seseorang.Dan Eunbi hanya menggeleng pasrah begitu mendapati bunyi statis lagi lagi yang terdengar. Bukan hanya ponsel Eunbi, tapi ponsel semua membernya tiba-tiba jadi lost signal.
Mereka memilih berada di dekat pintu depan karena tak tega melihat keadaan jasad Yujin yang mengenaskan. Mau tak mau mereka harus mencari bantuan dulu untuk membawa kembali jasad teman teman mereka.
"Fuck !" Yena membanting ponselnya. Percuma saja, tak akan ada yang datang. Bahkan polisi yang mereka tunggu tak datang juga.
"Kak, bukan kah ini sudah terlalu lama ? Chaeyeon dan sakura kenapa belum kembali ?"
Mereka semua terdiam mendengar pertanyaan hyewon. Benar, mereka saja sudah hampir satu jam duduk dan mencari signal disini. Kenapa chaeyeon dan sakura tak turun, apa yang terjadi pada dua gadis itu.
Yena yang pertama berdiri. Yena merasa dirinya selalu gagal menyelamatkan teman temannya, dari mulai Yuri, wonyoung, hingga Yujin yang bahkan ia bisa saja mendobrak pintu besi itu dengan cara apapun tapi yang ia lakukan hanya menyalahkan orang lain.
Bagaimana jika pelakunya bukan member mereka sendiri, bagaimana jika pelakunya lebih dari satu orang ?
"Aku akan mencari chaeyeon, kalian disini dan berusaha menghubungi siapapun okay ?" Dengan berbekal tabung pemadam kebakaran yang ia ambil paksa di koridor sekolah Yena nekat menyusul chaeyeon dan sakura di lantai tiga.
"Yena !"
"Yena jangan kesana !"
Para member berusaha menahan Yena namun gadis Choi itu tak sedikitpun goyah.
Chaewon terdiam, trauma nya tadi masih belum hilang. Apalagi ia juga pernah ada di posisi hyewon, hendak menyusul Yujin tapi malah kedua nya di sekap oleh si penjahat.
"Kak Eunbi, aku percayakan mereka kepadamu. Aku yakin bukan kau pelakunya, aku akan menyusul Yena. Jika kami tak kembali dalam 30 menit. Segera lah pergi dari tempat ini, sembunyi atau kemanapun. Karena siapapun yang datang setelah waktu itu, orang itu tidak dapat di percaya" bisik Hyewon pada Eunbi. Dan sebelum Eunbi berhasil menahannya, hyewon lebih dulu berlalu mengejar Yena sebelum gadis itu benar-benar menghilang dari pandangan.
Kedua gadis 99'L berjalan dalam diam namun penuh waspada. Kaki mereka sudah menginjak lantai 3 dan pandangan mereka kian menajam.
"Siapa yang kau curigai ?" Hyewon membuka suara, memecah keheningan.
"Kenapa kau bertanya seperti itu ?"
"Hanya ingin memastikan apakah kita juga mencurigai orang yang sama" hyewon berjalan mengendap untuk melihat isi ruang kelas yang untungnya sepi.
"Bagaimana jika aku mencurigai mu ?" Yena mengekor di belakang hyewon.
"Kenapa kau tak langsung membunuh ku ?" Tantang hyewon. Mereka berjalan lebih jauh lagi karena tak menemukan tanda-tanda chaekkura.
"Ck, " kini Yena tak bisa membalas perkataan Hyewon. Jika ia benar-benar mencurigai hyewon bukankah akan sangat pas jika ia membunuh hyewon sekarang juga ? Atau sebaliknya, jika hyewon benar-benar pelakunya, kenapa ia mencelakai Yena detik ini juga.
"Kau tau Yen? Ini mungkin tidak logis, tapi aku mencurigai Yujin"
Yena menghentikan langkahnya. Hyewon yang merasa yena tak mengikutinya, berbalik badan.
"Aku juga" cicit Yena menatap horor gadis di depannya. "Aku melihat rambut panjang yang warnanya mirip rambut Yuri di pakaian Yujin. Tapi, Yujin sudah mati. Aku yakin bukan Yujin karena aku menyaksikan sendiri kematiannya di depan mataku"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOROS | IZONE [Creepy Book]
HorrorHari-hari mereka yang menyenangkan kini berubah menjadi teror yang mengerikan saat sebuah telefon misterius menghubungi mereka. Seseorang yang berucap membalaskan dendam dan menghukum seseorang yang bersalah. Moros dalam metologi Yunani adalah Dewa...