chapter 07

9 3 0
                                    

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya kak Jun yang tiba-tiba duduk disampingku.
"Melihat bintang." jawabku sambil berpura-pura tersenyum.

"Langitnya cantik, berbeda dengan wajahmu!" ucap kak Jun sambil melihat wajahku.
"Maksud kakak, Nana jelek?" tanyaku.
"Iya, kalau cemberut kayak gini." jawabnya sambil mencubit pipiku.
"Ih, kakak sakit tahu." ucapku sambil berusaha melepaskan cubitannya.

Ia pun hanya tertawa dan kembali melihat langit.
"Kau merasa tenang melihatnya?" tanya kak Jun.
"Ehm,merasa tenang dan juga senang." jawabku dengan jujur.
"Kalau begitu baguslah." ucapnya yang membuatku bingung.
"Bagus?!? Apanya yang bagus?" tanyaku.
"Baguslah kalau kau merasa senang. Kau tahu dari pulang sekolah kau terlihat tidak bersemangat,cemberut ada apa memangnya?" tanyanya kembali.
"Bukan apa-apa,kok." jawabku bohong.
"Syukurlah kalau bukan apa-apa. Tapi kau tahu kalau ada apa-apa,ceritakan saja dan kalau perlu bantuan, kakak bantu selagi bisa. Kakak selalu ada untukmu!" ucap kak Jun dengan tulus.
"Makasih, kak." ucapku yang langsung memeluknya.
"Nana!" seru kak Jun membuatku melepaskan pelukan.
"Apa kak?" tanyaku.
"Masuk yu, disini dingin." ucapnya sambil memegang kedua lengannya yang tidak tertutup oleh baju, karena ia hanya mengenakan baju tanpa lengan.
"Baiklah, ayo masuk!" ucapku.

  Keesokan harinya disekolah, aku dipanggil oleh kepala sekolah untuk keruangannya.
Ketika diruangannya, aku tak berani untuk berbicara dan menunggu kepala sekolah  berbicara terlebih dahulu.
"Lihat ini!" ucapnya sambil menyodorkan sebuah poster.
Aku pun mengambil poster tersebut dan membacanya.
"2 minggu lagi lombanya akan diadakan. Kau mau berpatisipasi atau tidak itu terserah mu." ucapnya.
"BOA?" tanyaku.
"Eh, kau belum pernah mendengarnya Battle Of the Archer ?!? Perlombaan antar pemanah SMA-SMK yang dilakukan 5 tahun sekali." jelasnya.
"Jika kau mengikuti perlombaan dan  masuk juara 3 besar maka ibu akan mengizinkan ruang klub memanah untuk kau pakai sebebasnya. Tapi jika kau menjadi juara 1 maka ibu akan membantu mu mempertahankan klub memanah." timpalnya yang membuatku bingung sekaligus semangat.
"Tapi bagaimana bisa? Bukankah klub memanah sudah dibubarkan?" tanyaku.
Lalu kepala sekolah pun mengeluarkan sebuah dokumen dan memperlihatkan kertas mengenai persetujuan.
"Untuk sampai saat ini, ibu belum menandatanganinya dan hal itu mungkin bisa menghentikan pembubaran klub memanah, jadi bagaimana?" tanyanya.
"Tapi bu, bukankah dewan direktur sudah memutuskan untuk memubarkan klub memanah?" tanyaku kembali yang semakin tidak mengerti.
"Nana, ibu adalah kepala sekolah disini dan juga ibu berhak mengungkapkan pendapat untuk kemajuan sekolah." jawabnya.
"Putuskan hal ini dalam 3 hari, dan ibu harap apa yang kau pilih tidak membuat mu menyesal dikemudian hari." ucapnya yang membuatku semakin bingung.
"Baik, bu terima kasih. Kalau begitu saya pergi dulu.
Assalamu'alaikum." pamitku kepada kepala sekolah tanpa lupa membawa poster.
"Wa'alaikumussalam." jawabnya kemudian aku pun keluar dari ruangan tersebut.

"Eh berpasangan?!? Apa maksudnya ini?" ucapku ketika melihat persyaratannya dengan  setengah berteriak hingga orang-orang yang ada dikelas menengokku dengan terkejut.
Aku yang dilihat seperti itu hanya bisa menutup wajahku dengan kedua tanganku karena malu.

Saat pulang, aku menunggu Zia untuk pulang bersama.
"Kau lagi ngapain?" tanya Zia ketika aku berada didepan gerbang.
"Menunggumu." jawabku singkat.
"Ayo, kita pulang!" timpalku sambil berjalan mendahuluinya.
"Tungguuu!" ucap Zia setengah berteriak kemudian menyusulku.

"Tahu gak BOA?" tanyaku ketika diperjalanan.
"Ahh BOA.." ucapnya setengah berpikir.
"Apa itu?" tanyanya.
"Battle Of Archer." jawabku.
"Eh pertarungan memanah. Kalau ada hal yang seperti itu pastinya kau akan ikutan kan?" tanyanya.
"Memang sudah ada." ucapku yang membuat langkah Zia terhenti.
" Wah beneran?" tanyany sambil mengguncangkan tubuhku.
"Iya beneran." jawabku meyakinkannya.
"Kalau begitu kau akan ikutan?" tanyanya kembali.
"Tadinya sih mau, tapi aku punya masalah akan hal itu." jawabku dengan malu.
"Masalah?!? Masalah apa?" tanyanya.
"Masalahnya adalah...."


~ wuah 2 minggu lagi nih BOAnya, akankah Nana memutuskan untuk mengikuti lomba itu atau tidak?
~ ingin tahu jawabannya?!?
~ dichapter selanjutnya jawaban akan ketemu. Maka jangan lupa untuk baca kelanjutannya
~ jangan lupa commentnya dan jangan sungkan untuk mengkritik
~ Terima Kasih

The last archerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang