Chapter 17

13 3 0
                                    

Waktu pun cepat berlalu hingga akhirnya babak final akan segera dimulai.

"Jangan merepotkanku ya! " ucap seseorang yang tak lain Rian dengan sikap angkuhnya yang berdiri disampingku setelah persiapan selesai.
"Siapa juga yang akan merepotkanmu! " ucapku tak kalah angkuhnya sambil menatapnya tajam.

"Baik semuanya untuk babak final ini akan segera dimulai.  Jangan lupa untuk selalu menaati peraturan dan jangan lupa untuk selalu berdo'a."ucap seseorang melalui mikrofon.

Untuk babak final akan diselenggarakan di Salah satu Gunung yang ada di Yogyakarta.  Mereka yang mendapatkan bendera terlebih dahulu dipuncak merekalah pemenangnya.

'Tak akan kusia-siakan semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Tak akan kusia-siakan semuanya. Aku, tidak kita akan menang. ' ucapku dalam hati dengan lantang membangun kembali semangat.

"Dalam hitungan mundur permainan akan dimulai.
Tigaaa...
Dua....
Satu....
Game start!" Timpal seseorang kembali dalam mikrofon.

Tanpa aba-aba aku dan Rian langsung berlari menuju arah puncak dari Gunung tersebut.
Sejauh ini masih belum ada tanda-tanda pergerakan lawan meski begitu aku tak akan lengah.
Setibanya kami berlari ditempat yang tidak terdapat semak-semak.  Terlihat seseorang memanah kearah kami.
Aku pun menghentikan langkahku dengan paksa hingga Rian pun ikut berhenti.

"Awas!" Teriakku kepada Rian sambil mendorongnya hingga kami terjatuh ketanah.
"Kau tidak apa-apa?" Tanyaku dengan khawatir.
"Eh, aku tidak apa-apa. " jawabnya dengan bergetar.
"Kau tunggulah disini dan seranglah mereka." Ucapku sambil berdiri dan mengeluarkan phantom sword atau light saber kemudian berlari kearah yang memanah kami.

Arah mereka terlalu jauh hingga aku harus berlari lebih cepat dan kembali terlihat anak panah menuju ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arah mereka terlalu jauh hingga aku harus berlari lebih cepat dan kembali terlihat anak panah menuju ku.  Kuayunkan pedang tersebut sehingga membelah anak panah tersebut dan jatuh tepat ditepatku berpijak.
Ketika jarak antara diriku dan mereka tidak terbantahkan disaat itulah mereka akan kalah.
Dengan cepat pedang ini mengarah kesiku salah satu lawan dan kain berada disiku perempuan tersebut dengan gampangnya terjatuh ketanah.  Terlihat partner mereka yang ketakutan dan berlari meninggalkan temannya Yang baru saja kalah 'tak akan kubiarkan' ucapku dalam hati sambil menyeringai.
"Sekarang" ucapku setengah berteriak memberi aba-aba kepada Rian.
Dan melesatlah anak panah melewatiku menusuk siku perempuan yang berlari sehingga kain itu pun kembali terjatuh. 
"Yosh!" Ucapku dengan semangat sambil mengepalkan tanganku keudara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The last archerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang