Aku turun dari mobil di depan gerbang sekolah dan depan Pak Dinar yang masih tenang. Ia juga belum harus berteriak-teriak mengancam anak-anak yang terlambat. Ibu membelai rambutku untuk melepas anaknya masuk ke sekolah. Seperti anak SD yang baru masuk di hari pertama, aku berjalan dengan ragu. Namun tanpa memikirkan apa-apa, kakiku terus melangkah seperti hari-hari biasa. Memasuki kelas dan duduk di bangkuku. Juna belum datang. Tentu saja.
Tak ada yang menarik hingga bel istirahat berbunyi. Sampai suara sepatu Juna terdengar cepat. Berlari tergesa-gesa menghampiriku.
"Lang! barusan Fery nyariin lu tuh sambil marah-marah."
"Bilang gue disini," Kataku lemas.
"Lah, gilak kali ya lu? Mau berantem disini? Bisa ketauan guru-guru tau."
"Gue lagi gak mau kemana-mana, curut. Kalau dia nanya lagi bilang aja gue disini."
"Ta.. tapi.."
GEBRAAAAK
Tiba-tiba salah satu meja didalam kelas terjatuh akibat ditendang Fery, yang akhirnya menemukanku. Aku menatapnya sejenak, namun kemudian kurebahkan kembali kepalaku diatas meja karena lelah sedang tak ingin melakukan apa-apa.
"Pengecut lu! Berlindung di dalem kelas!"
Aku tak menggubrisnya sama sekali. Aku berusaha menutup mataku agar lebih tenang. Namun Fery sudah kehabisan kesabarannya sehingga ia menghampiriku dan menarik kerahku, sampai aku berdiri tepat didepan wajahnya.
"Heh bocah! Ngapain lu balik ke keluarga gue?!"
"Fer, jangan disini Fer bisa ketauan guru nanti," kata Wengki, pengikut setianya.
"Pukul aja," kataku sambil melihat tangannya yang sedari tadi sudah terkepal disebelah pelipisnya.
BRAAAK
Tubuhku seakan terlempar setelah mendapatkan pukulan di pipiku. Juna berusaha sekuat tenaga melindungiku dari Fery yang kemudian mencoba menendangku. Aku bahkan tak berusaha menghindarinya. Aku terkejut menyadari Juna meringis kesakitan, sehingga aku langsung ganti melindunginya dari tendangan Fery yang bertubi-tubi. Aku memasrahkan tubuhku yang mulai kesakitan, namun bersamaan dengan itu aku teguh melindungi sahabatku. Aku masih bertahan dengan tendangan Fery, hingga satu tendangan tepat mengenai perutku. Dan seketika aku tak sadarkan diri.
***
YOU ARE READING
Kisah Elang dan Kak Fina
Teen FictionElang tahu bahwa ayah dan ibunya yang selama ini tinggal dengannya bukanlah orangtua kandungnya. Meski mereka selalu menutupi kebenarannya, Elang tak pernah bersedih akan hal itu. Elang berpikir ia sudah tak memiliki lagi keluarga kandung. Sampai ti...