7

1.1K 59 7
                                    

Udah lama banget yaa aku gak up, adakah yang rindu dengan kisah Hamra dan Arka? Pada baper gak nih baca mereka berdua? wkwk.

Yuk langsung aja

Happy reading guyss, jangan lupa bintang dan komennya.

***

Pagi ini mentari sepertinya enggan menunjukkan cahayanya, hingga cahayanya tertutupi oleh awan mendung yang membuat hawa di sekitar menjadi dingin.

Arka baru sampai di pelataran kampus sambil mengeratkan jaket ia turun dari kendaraan beroda duanya itu tanpa sengaja matanya tertuju pada gadis yang sering menggombalinya ketika sedang mengajar.

Ingin rasanya Arka memberikan jaket yang ia gunakan karena gadis tersebut tidak menggunakan jaket, Arka melihat gadis itu memeluk badannya sendiri untuk menghalau udara dingin.

"Udah tahu cuacanya lagi dingin gini, kenapa gak pake jaket coba, gimana kalau sakit," gumam Arka. Tanpa sadar Arka melangkah mendekat pada gadis yang telah mencuri perhatiannya itu.

"Cepat masuk, ngapain masih disini, udah tahu dingin," ucap Arka setelah tepat berada di samping gadis itu membuat gadis itu terkejut.

"Emmm... ini pak lagi nunggu yang lain tadi pada jajan dulu," jawab gadis itu.

"Kalau sudah cepat masuk, dingin, nanti sakit." Setelah mengucapkan itu Arka berlalu begitu saja membuat gadis yang diberi perhatian kecil dari Arka tersenyum kecil dengan pipi bersemu merah. Begitu pun dengar Arka ia melangkah menuju ruangannya sambil tersenyum.

Untung saja di koridor masih terlihat sepi jadi Arka tidak malu saat dirinya tersenyum sendiri.

Saat memasuki ruang dosen hanya terdapat beberapa dosen yang datang pagi. Arka memilih untuk memeriksa esai mahasiswanya sambil mendengarkan lagu, favoritnya akhir-akhir ini, menggunakan headset.

Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau

Ku berandai kau disini mengobati rindu ruai
Dalam sunyi ku sendiri meratapi
Perasaan yang tak jua di dengar

Tak kan apa, bila rasa ini tumbuh sendirinya
Tak berdaya diri bila di antara
Walau itu hanya bayang-bayangmu

Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau dari jauh
Skarang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayallah kan bisa bersamamu

Saat mendengarkan lagu ini entah kenapa Arka membayangkan senyum gadis yang sering menggodanya saat mengajar di kelas, gadis yang tadi ia berikan perhatian kecil, Hamra, ya gadis yang sering bernari-nari di kepalanya akhir-akhir ini, gadis yang tidur saat hari pertama Arka mengajar.

Sadar bahwa memikirkan seseorang yang belum halal itu tidak boleh Arka segera beristigfar agar menghalau pikiran-pikirannya tentang Hamra.

Sadar Arka sekarang belum waktunya memikirkan Hamra, selesaikan dulu tugas kamu. Batinnya mencoba menyadarkan pikirannya agar tidak terus memikirkan gadis itu.
***
Jam istirahat Arka memilih mengobrol dengan mahasiswanya yang satu kelas dengan Hamra di depan kelas Hamra. Sedang berbincang pun mata Arka tidak lepas dari pintu kelas Hamra, ia berharap bisa melihat Hamra.

Tak lama Hamra akan keluar kelas sambil berlari. Namun, langkahnya terhenti tiba-tiba sehingga ia kehilangan keseimbangannya.

Gedebuk

Hamra terkejut saat ia keluar kelas ada Arka di depan kelasnnya.

"Hamra kamu gak apa-apa?" tanya Arka terlihat dari raut wajahnya ia khawatir tetapii ia pun ingin tertawa melihat wajah Hamra yang terkejut melihat Arka.

Hamra segera bangun dan langsung berlari kembali setelah mengembalikan kesadarannya tanpa menjawab pertanyaan dari Arka.

Tak lama disusul oleh sahabat-sahabat Hamra sambil tertawa, mereka tertawa melihat Hamra yang terjatuh di depan Arka. Melihat itu Arka hanya menggelengkan kepalanya.

"Beb, beb ada aja tingkah yang bikin orang ketawa," ucap Arion. Mendengar Arion memanggil Hamra dengan sebutan bebep membuat hati Arka memanas.

"Kalian pacaran?" tanya Arka spontan, setelahnya Arka merutuki mulutnya yang tidak bisa mengerem pertanyaan yang mungkin jawabannya bisa membuat ia patah hati, tapi sungguh Arka tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Ngga kok, pak, kami emang biasa manggil dengan panggilan itu," jawab Arion sambil menunjukkan gigi-giginya yang rapi.

Lega rasanya mendengar jawaban dari mahasiswa yang awalnya ia kira pacar Hamra.

"Emang Hamra orangnya gimana?" Arka memcoba mencari tahu tentang Hamra lewat Arion.

Semoga saja dia gak curiga.

"Emmm... Hamra itu orangnya supel banget, gampang deket sama siapa aja, tapi kalau dia udah gak suka sama orang dia bakal terus gak suka," terang Arion.

"Eh kenapa bapak ngepoin Hamra, suka sama Hamra ya, pak?" Arka gelagapan, ia tidak mengiyakan atau mentidakkan tuduhan dari mahasiswanya itu.

"Kalau emang suka buktiin aja, pak. Kayak-nya Hamra bakal ngerespon baik, deh."

"Kenapa kamu bilang kalau dia bakal ngerespon saya?" tanya Arka dalam perutnya seperti ada kupu-kupu berterbangan.

"Soalnya.. Eh gak jadi deh, pak, biar Hamranya sendiri yang bilang. Tapi sih pak saran saya kalau emang bapak mau serius dan tanpa niat pacaran cepet-cepet deh pak. Udah ya pak saya mau ke kantin dulu, lapar." Setelah mengucapkan kalimat yang membuat jantung Arka berdebar kencang Arion berlalu begitu saja.

Married with DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang