6

658 31 0
                                    

Hamra sedang berbincang dengan teman-temannya di luar sambil menunggu mata kuliah yang diajar oleh Arka. Tak lama Arka datang dan akan masuk kedalam kelas langsung saja Hamra menyapa Arka yang hanya dibalas senyuman olehnya, entah mengapa hanya melihat senyumnya jantung Hamra berdegub dengan kencang.

Hamra memperhatikan Arka. Arka tampil berbeda, Ah Hamra tahu.

"Pak," panggil Hamra, Ara menoleh ke arah Hamra. "Bapak potong rambut ya?" tanya Hamra dengan pipi bersemu merah. Arka hanya tersenyum seketika wajah Hamra makin memerah saat melihat senyum Arka. Secara tidak sadar Hamra ikut tersenyum sontak saja teman-teman sekelas Hamra menyoraki Hamra.

"Coba itu yang dibelakang apa jawabannya?" tanya Arka tiba-tiba sambil menunjuk kebelakang.

"Cieeee," sorak seisi kelas.

"Belakang mana, pak?" tanya Hamra pasalnya ia tidak ingin baper terlebih dahulu dan yang duduk di bealakang tidak hanya Hamra ada Zara, Oliv, Hamra, Syakira, Aliza dan di belakang Hamra ada Isfana.

"Itu yang di belakang Hamra."

Tuh kan benar dugaannya kalau bukan ia yang ditunjuk. Muka Hamra otomatis menjadi merah semerah kepiting rebus, dirinya malu bercampur kesal dan teman-teman sekelasnya malah menertawakannya. Arka? Iya sedang menikmati wajah merah Hamra.

Isfana gelagapan, ia bingung harus menjawab apa karena sedari tadi ia tidak memerhatikan malah ia menggunakan headset dan sedang membaca novel. Karena tak kunjung memberi jawaban akhirnya Arka melanjutkan materi dan membuat Isfana bernapas lega.

Mata kuliah yang diajarkan oleh Arka telah selesai, setelah memberi salam Arka bergegas keluar kelas. Hamra melihat ada ponsel di meja dosen dan bertanya ke seisi kelas siapa tahu itu ponsel dari salah satu mahasiswa dikelas, tetapi mereka semua menggeleng. Hamra yakin ponsel tersebut milik Arka.

Hamra mendatangi ruang dosen. Namun, kosong tidak ada siapa-siapa yang ada hanya tas dan jaket milik Arka. Hamra mencari Arka ke ujung lorong tapi nihil, Arka tidak ada.

Akhirnya Hamra menunggu di kursi depan kelasnya, kebetulan letak kelasnya berdampingan dengan ruang dosen jadi ketika Arka datang Hamra bisa langsung mengetahuinya.

Bosan menunggu Hamra memotret ponsel milik Arka dan membuat story di whatsapp.

Pict
Menunggu yang punya HP *emoticon love

Tak lama dari Hamra membuat story tersebut Arka datang, Langsung saja Hamra memberikan-nya dengan sedikit candaan.

"Bapak ini hpnya ketinggalan. Bapak mah hp aja ketinggalan apalagi aku," ucap Hamra sambil memberikan ponsel milik Arka.

"Oh iya makasih," ucap Arka dan langsung masuk kedalam ruang dosen.

Gadis itu menghela napas mendengar ucapan Arka yang singkat dan terkesan cuek itu. Lebih baik ia pergi menyusul sahabat-sahabatnya untuk pergi ke kantin.
***
Di ruang dosen terlihat seorang laki-laki tampan atau lebih tepatnya dosen tampan yang sedang tersenyum tipis sembari melihat ponselnya.

"Kayaknya ada yang lagi kasmaran sama mahasiswi baru," ucap dosen yang melihat laki-laki itu tersenyum.

"Wah siapa, pak?" tanya dosen wanita yang mendengar perkataan dosen tadi. Sedangkan yang dibicarakan masih asik memandangi ponselnya.

"Pak Arka, tuh liat senyum-senyum sambil lihatin hpnya," jawab dosen tersebut. Merasa namanya disebut-sebut langsung sadar dari lamunannya.

"Eh iya, pak. Ada apa?" tanya Arka karena merasa tadi namanya disebut-sebut.

"Haha ngga, pak. Tadi saya cuma bilang, kayaknya ada yang lagi kasmaran sama mahasiswi baru. Gitu sih, pak," jelas dosen itu.

"Aduh, ngga kok, pak," sangkal Arka sambil tertawa renyah.

"Ahh, Pak Arka gausah malu-malu gitu, gak apa-apa kali, pak. Siapa tahu jodoh."

Aamiin

Namun, itu hanya terucap di dalam hati Arka. Sedangkan di luar ia hanya menyunggingka senyum dan lebih memilih keluar dari ruang dosen, tentu saja setelah berpamitan dengan dosen yang ada di dalam.

Arka memilih pergi ke kantin. Saat diperjalanan menuju kantin Arka melihat Hamra sedang membersihkan muntahan temannya.

"Udah, Ra biar sama aku aja," ucap teman Hamra yang sedang sakit tersebut.

"Gak, kamu diem aja udah mau selesai kok." Usai mengucapkan itu Hamra berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan lap dari muntahan.

Tanpa sadar Arka tersenyum melihat ketulusan Hamra untuk membersihkan muntahan temannya itu dan tanpa rasa jijik, dan juga setahu Arka mereka tidak dekat. Nilai plus untuk Hamra dimata Arka.

Arka melanjutkan langkahnya menuju kantin. Tepat ketika Arka memasuki kantin banyak mahasiswi yang memandanginya bahkan ada juga yang menggodanya secara terang-terangan. Namun, Arka mengabaikannya.

Saat sedang menikmati nasi goreng kantin, dosen muda itu dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba duduk dihadapannya.

"Tak apa kan pak saya duduk disini, meja lain sudah penuh," ucap wanita yang duduk di hadapan.

"Silahkan, bu," ucap Arka mempersilahkan, lagipula wanita itu rekan kerja Arka atau lebih tepatnya berprofesi sebagai dosen, dan masih muda.

Disisi lain di meja yang terdapat sekumpulan gadis, ah tidak ada juga tiga laki-laki, salah satu diantara gadis yang ada disana sedang memerhati-kan Arka dengan tatapan tajam.

"Ehem... kayaknya ada yang lagi cemburu nih," sindir Rafa sambil menatap jahil pada Hamra. Sadar kalau dirinya yang di sindir langsung saja Hamra menatap tajam Rafa.

"Liza, pacar kamu ngeselin banget sih," rengek Hamra kepada Aliza, mereka yang ada di meja itu menatap Hamra dengan tatapan tak percaya, mereka kira Hamra akan menyerang Rafa ternyata malah mengadu ke pacarnya Rafa.

"Rafa!" tegur Aliza.

"Cih... pengadu dasar."

"Biarin, wlee." Hamra memeletkanlidahnya sambil mencubit Rafa.

"Sakit singa jabrik." Dan alhasil terjadi saling antara Hamra dan Rafa walau itu sudah biasa terjadi, kegiatan mereka tidak lepas dari pandangan Arka, ada rasa aneh yang merambat ke dadanya melihat kedekatan Hamra dengan laki-laki lain.

"Beb udah ih malu di liatin sama penghuni kantin," lerai Arion dan pertunjukkan adu jotos pun selesai.

"Maaf ya kak saya gak bisa," ucap Syakira. Saat ini Syakira sedang di tembak oleh kakak tingkat dari jurusan lain, mereka sudah dekat cukup lama dari awal masuk kuliah. Namun, Syakira tidak ingin pacaran, baginya pacaran itu hanya buang-buang waktu dan hanya akan mempermainkan hati saja.

"Kenapa kamu gak mau? Takut aku mainin kamu? Aku gak akan kayak gitu," ujar Azmy, laki-laki yang sedang dekat dengan Syakira. Teman-teman yang lain tidak ada yang ingin mengganggu obrolan mereka, jadi mereka hanya diam saja dan pura-pura tidak dengar.

"Bukan gitu kak, aku memang ngga pengen pacaran, gini aja udah cukup. Kalau memang serius kakak bisa lamar aku daripada kita harus pacaran," ucap Syakira sambil menunduk, ia malu secara tidak langsung ia meminta untuk di lamar.

Aduh bodoh nya aku, malu aku. Gak apa-apa Kira Siti Khadijah aja melamar Rasulullah duluan, tapi ini kan beda. Hati dan pikirannya sedang berperang sekarang.

"Oke aku akan lamar kamu, tapi aku minta waktu untuk mengumpulkan uang dan yang lainnya," ujar Azmy penuh keyakinan, semua yang ada di meja itu termasuk Syakira menatap pada Azmy dengan tatapan takjub, terkecuali Syakira ia terkejut, sungguh ia tidak menyangka kalau Azmy seberani dan seserius ini.

"Daebak andai aja yang bilang gitu Pak Arka, ah gak Pak Arka pasti langsung ngajak nikah tanpa harus mengumpulkan persiapan," ucap Hamra tiba-tiba yang membuat hancur suasana karena khayalannya itu.

"Beb."

"Mwo?" tanya Hamra dengan tatapan polosnya.

"Kamu rusak suasana," ujar Arion sembari memberi kode lewat lirikan matanya yang mengarah kepada Syakira dan Azmy. Sadar bahwa ia telah merusan acara sahabatnya ia segera meminta maaf.

"Udah ah yuk kita makan lagi," ucap Oliv.
***
Daebak (bahasa Korea): Ekpresi gaul yang digunakan anak muda di korea ketika melihat/mendengar yang
mengagumkan.
Mwo (bahasa Korea)*: *Apa.

Married with DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang