Kalo ada kesalahan mohon diberi tahu yaaa, karena aku hanya manusia biasa.
Selamat membaca。◕‿◕。
"Ku anter." Ternyata itu laki laki yang ada di sampingku saat aku duduk yang tak lain adalah Sean dengan mata tajam dan wajah datarnya.
Aku tak membalas dan terus berjalan tak tau tau kemana terlebih dahulu. Akhirnya, aku memulai dari ujung sampai ujung lagi.
Ternyata, disini lengkap ada taman diluarsana dan kolam renang dengan air berwarna warni. Ada meja makan dan dapur. Ada ruang bersantai yang bersebelahan dengan bar. Ada juga perpustakaan kecil dipojok ruangan. Ada juga tempat untuk mengobrol.
"Pantas aja mereka gak pernah keliatan, ternyata mereka disini dah nyaman." Batinku.
Aku melangkah menuju meja yang ditempati oleh Kayla untuk mengobrol dan aku juga masih diikuti oleh Sean. Tetapi, langkah ku berhenti begitupun Sean yang hampir menabrak ku, kalung liontin ku berkedip remang. Aku langsung melihat sekeliling.
"Kakak." Kataku lirih, mataku mulai berkaca - kaca aku lari keluar membuka pintu dan menutup nya dengan sangat kencang sampai orang - orang melihat ke arah pintu. Kayla dan Renata mengejarku.
Aku lari ke taman yang tak terurus itu karena hanya disanalah tempat yang kutahu tidak akan dikunjungi oleh orang lain, air mataku tak bisa kubendung mereka merosot melewati pipiku dan jatuh ketanah begitu selanjutnya.
"Apa tadi kakak ada disana? Aku belum siap, tapi aku ingin menemuinya, apa liontin kakak berkedip?" Kataku lirih, banyak pertanyaan diotakku yang berputar.
Aku berjalan semakin dalam memasuki taman dan aku berhenti di pohon yang sangat besar tempat aku mengambil bunga emas itu.
Aku mengambil pot yang ditanami bunga emas dari sakuku yang sudah kukecilkan lalu kutaruh disampingku dengan wujud yang sesungguhnya.
Angin semilir di bawah pohon yang teduh membuat ku mengantuk ditambah pertanyaan pertanyaan yang belum terjawab dan banyak pikiran lainnya yang membenarkan kepala. Akhirnya aku tertidur disana.
.
.
."Hoamz"
Aku membuka mata perlahan."Ha, dah malem? Dingin banget." Tubuhku menggigil.
Aku memutuskan untuk kembali kekamar badanku sudah kedinginan, aku acuh dengan orang - orang yang menatap ku, tujuanku hanya ingin sampai ke kamar dan meringkuk di kasurku. Rasa lapar, ku abaikan aku sudah kedinginan.Sampai di kamar aku langsung disambut pelukan kencang dari Kayla sampai tubuhku ambruk tak dapat menahan beban.
"VIOLET DARI MANA AJA KAMU, KITA DAH CARI KEMANA MANA TAPU GAK KETEMU." Teriak Kayla.
"Violet kamu demam ayo kekamar," aku dituntun Kayla dan Renata kekamar.
"Ini aku ambilin soup masih hangat, makanlah." Kata Renata sambil mengacungkan sesendok soup didepan mulutku lalu aku melahapnya.
Selesai makan soup aku langsung tidur.
.
.
.
.
Kesokan paginya aku berterimakasih kepada Kayla dan Renata.Sekarang aku sedang dikantin karena waktunya istirahat.
"Vio, kamu kemarin kenapa?" Tanya Renata
"Iya, kamu kemarin kenapa, trus mata kamu berkaca kaca saat pergi dari sana, apa ada yang menyakitimu? Trus kamu kemarin kemana kami dah cari dimana mana tapi gak ketemu." Sahut Kayla.
"Mm gak papa, aku kemarin cuma mau jalan jalan aja, paling kalian yang gak liat aku."
"Oh, bisa juga sih, kita kurang teliti, trus kamu gak liat kami." Sahur Renata.
"Tuh, tau."
"Eh, nanti main lagi yuk ketempat kak Kenan kemarin sebenarnya aku belum selesai bertanya sama dia." Ajak Kayla.
"Yukk, kamu ikut kan Vio?? Tanya Renata.
"Mm gimana ya? Bentar aku mikir dulu."
"Ikut mereka gak ya? Tapi ini kesempatan buat aku ngebuktiin kemarin disana ada kakak atau enggak. Tapi aku belum siap, tapi aku juga ingin bertemu. Haduuuhhh. Gimana ya, ikut atau enggak. Yaudah lah ikut aja daripada bosan dikamar sendirian."
"Aku ikut."
"Nah, gitu dong." Kata Kayla senang.
.
.
.
.
Sekarang aku, Kayla dan Renata sudah berganti pakaian menjadi pakaian santai dan siap untuk pergi.Di jalan aku mencoba menghilangkan rasa gugup, takut dan masih banyak lagi semua bercampur menjadi satu.
Aku menetralkan wajah ku seperti biasanya, dingin, tatapan tajam dan datar.
Sampai didepan pintu aku menghembuskan nafas kasar. Kayla mulai membuka pintu dan terlihat lah isi ruangan ini.
"Kak kenan!!" Panggil Kayla yang langsung lari menghampiri nya Renata dan aku hanya mengikuti Kayla dari belakang.
"Ren, kok Kayla langsung nyelonong gitu?" Kataku yang cengo dengan tingkah Kayla.
"Owh, sebelum kamu sekolah disini Kayla udah sering banget bahkan sejak dia jadi murid baru trus diajak kak Kenan." Jelas Renata.
"Hoi, kalian omongin aku ya." Teriak Kayla.
"Hehehe itu cuma jawab Violet." Jawab Renata cengingisan. Aku hanya mengedik bahu.
Setelah aku dan Renata sampai di tempat yang diduduki Kayla, aku merasa bosan lagi.
"Kay, Ren aku mau ke perpus di pojok itu."
"Ok kami disini kok." Jawab Kayla yang diangguki Renata.
.
.
Aku membaca buku di sofa di dekat ku, tak lama kemudian kalungku berkedip lalu mulai bercahaya. Walau tidak terang tapi masih terlihat.Aku langsung menelusuri orang orang di dekatku. Ada banyak cowok disini jadi aku susah untuk mencarinya.
Aku berjalan ke lurus ke tengah ruangan, cahaya di kalung ku mulai bertambah terang.
Kini aku makin gugup, dan senang. Cahaya kalung mulai lebih terang setelah aku sampai pada seorang cowok yang membelakangi ku.
Aku menepuk bahunya.
"Maaf kak."Cowok itu berbalik.
"Ya ada ap_" tiba - tiba cowok itu menutup mulutnya dan langsung mengambil sesuatu di kantung bajunya.Dia mengeluarkan liontin yang juga bersinar.
"Adek…" katanya lirih satu tetes air mata mulai menetes.
Rasa haru membuatku juga menangis.
"Kakak…" kata ku lirih."Apa kamu kak Rey?" Tanya ku ragu.
"Ya, selamat datang lagi."
Semua perhatian di ruangan itu tertuju pada kami.
"Ayo, disini terlalu rame."
Kak Rey memegang tanganku dan langsung teleportasi ke atap gedung.••••••
Hai semua maaf kalo banyak typonya.
Tolong vote coment dan follow ya
Terimakasih (◠‿◕)
Jangan jadi pembaca hantu ya, soalnya hantu itu nakutin, nggak keliatan lagi. Seremmm(´⊙ω⊙')!See you(≧▽≦)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Element Galaxy
FantasiaHIATUS Di galaxy yang indah telah terjadi perang antar kerajaan dan salah satu kerajaan tersebut telah diambil alih oleh Raja Dark.. Seorang gadis yang cantik dan pintar. Dia sebenarnya memiliki semua elemen tetapi dia tidak tau. Dia tidak tau jati...