BERTEMU DI MALUKU

7 1 0
                                    

BERTEMU DI MALUKU

Lama perjalanan 3 hari dari Tanjung perak ke Ambon Maluku, barang yang dibawa adalah bantuan logistik peralatan sekolah. Di Ambon mereka akan menunggu penyaluran logistik selesai, setelah itu kembali ke home base di Surabaya dan Kapal Kargo kembali ke Jakarta bersama KRI yang menunggu di Tanjung Perak. Sepanjang jalan banyak lumba-lumba terkadang paus pun nampak di perairan.

'' Din gaya lah sedikit, saya foto kamu'' kata Harman, senior Adin di Kapal.

'' Siap bang, ulangi bang saya gaya dulu hahaha''.

'' Din, abang perhatikan di Kapal ini, dari pertama kau masuk 4 tahun lalu, Cuma kau saja yang belum kenalkan pacarmu ke abang.''

'' Siap salah bang, saya masih belum ada pacar bang, nanti kalau ada saya langsung menikah aja bang haha.''

'' Tapi sudah ada calonnya Din?'' tanya Harman

Tiba-tiba Iwan datang dari atas dek, '' Dia seumur hidup baru naksir perempuan 1 saja bang, di kampungnya dulu hahaha ''

'' Tau kau Wan ?'' Tanya Harman.

'' Jelas bang, si Adin kan sama saya satu hati, jadi serba tau''

'' ah si iwan lagi mabuk laut dia bang'' kata Adin

'' Namanya Witantie bang, kini ada di Manado sudah 9 tahun belum ketemu lagi hihi.'' Sambung Iwan.

''Kalau Jodoh pasti ketemu lagi Din, tenang saja, Manado dekat di peta kurang dari 1 jengkal saja.'' Kata Harman

'' Siap bang, mungkin sudah bekeluarga bang disana, sebab perempuan pasti cepat dia menikah'' kata Adin

'' Wah sedih kali kawan aku, di Maluku kita cari dua yang paling cantik Din, buat kita berdua ''. Si Iwan kini turun ke bawah.

Hari ke 3 sampai lah Macan Hitam dan Kargo ke Ambon, diturunkan semua muatan, sementara Adin dan Iwan menjaga di sekitar bongkar muat. Disana mereka dibantu Angkatan Darat yang membawa mobil truk untuk mengangkut logistik. Iwan bilang akan ikut ke tempat pengiriman untuk dokumentasi komandan. Sementara Adin lebih pilih berbaur dengan warga pelabuhan Ambon, Maluku.

Iwan menumpang mobil Angkatan Darat menuju sekolah dasar disana, diturunkan muatan dan bertemulah Iwan dengan seorang guru yang berbeda rupa juga tampilannya dengan orang Maluku.

'' Permisi, Ibu guru disini? Asli dari manakah asalnya?'' tanya Iwan.

'' Saya mengajar disini pak, dari Manado asalnya.'' Jawab guru itu.

'' Saya Iwan, Sersan dua Iwan Setiawan, asli Bandung, tugas di Surabaya.'' Iwan menjulurkan tangannya bermaksud berkenalan.

'' Saya Witantie'' begitu saja lalu pamit pergi mengajar.

MAWAR UNTUK WITANTIEWhere stories live. Discover now