Jangan lupa vommentnya yah!
Happy reading!!!
"Lo yakin mau naik gunung?" tanya Dian—sahabatnya Shasa.
Shasa yang sedang menulis berhenti lalu menatap Dian sejenak. "Udah berapa kali lo nanyain ini ke gue, kenapa sih?" tanyanya heran.
"Bukannya kenapa-napa sih, gue cuma khawatir aja sama lo. Cewek feminim kayak lo mau naik gunung tertinggi di pulau Jawa dan belum punya pengalaman mendaki juga," sambung Dian—menatap Shasa dengan khawatir .
Tak lama datang lagi seorang cewek menghampiri keduanya. Dia baru saja kembali dari toilet.
"Ada apaan sih, Dii, Sha?" Rania menatap kedua sahabatnya itu bergantian.
"Noh, temen kita satu ini tetap nekat mau naik Gunung Semeru," ucap Dian. Rania manggut-manggut paham.
"Ran, Dii, gue tau kalian berdua khawatir sama gue. Thanks a lot, guys! Ada teman SMP gue juga kok nantinya yang bantuin gue, minta do'anya aja semoga gue baik-baik aja pergi pulangnya."
Kedua temannya cuma bisa pasrah. Karena mereka tau Shasa yang mempunyai tutur kata dan hati yang lembut, tapi bisa menjadi keras kepala tidak bisa ditahan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya.
Mereka bertiga telah bersahabat sejak duduk dibangku SMA. Saat lulus, mereka memutuskan untuk kuliah di tempat yang sama dengan jurusan yang sama juga.
"Lo udah pada makan belum? Laper nih, kantin kuy!" ajak Shasa memecah kesunyiin diantara mereka setelah mendengar penjelasannya.
"Kuy lah. Tapi... coba makan di kantin Fakultas Teknik yuk! Siapa tau nemu cogan di sana," ajak Rania penuh semangat.
Shasa memutar bola matanya malas. Makan di kantin fakultasnya kadang dia suka risih diliatin cowok-cowok, apalagi di Fakultas Teknik yang mayoritas cowok. Ada cewek juga sih, tapi kan tidak seberapa.
Rania tahu kalau Shasa nampak tidak setuju dengan idenya. Dia melirik Dian minta bantuan untuk membujuk Shasa.
"Ayo dong Sha, please! Janji deh kali ini aja lo ikut makan di sana!" pinta Dian dengan menunjukkan puppy eyesnya.
Shasa memejamkan matanya sebentar menahan kesal. "Benar ya, kali ini aja!" Shasa menatap Rania dan Dian bergantian.
"Yess, akhirnya! " Rania dan Dian bertos ria kesenangan cuma karena Shasa yang akhirnya mau menerima ajakan mereka untuk makan di kantin Fakultas Teknik.
Shasa menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Mereka berdua, terutama Rania, dari SMA pembahasannya tidak jauh dari cogan. Walaupun sekarang udah jadi mahasiswi tetap saja tingkah mereka masih labil.
Di jalan menuju ke sana, mereka bertiga dilirik oleh cowok-cowok yang mereka lewati. Banyak yang menggoda mereka. Shasa yang cantik dengan segala pesona yang dimilikinya, Rania juga nampak manis dengan rambut pendeknya dan Dian yang terlihat imut karena saat ini dia memakai bandana. Namun, tetap yang menjadi primadona di sana pasti Shasa. Tak jarang banyak yang memanggil-manggil namanya dari tadi.
❄️❄️❄️
Di kantin Fakultas Teknik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHARAZA (TAMAT)
RomanceMOHON FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! Ketika kamu pergi ke gunung, kamu melihat dan mengaguminya. Dalam arti tertentu, gunung memberimu tantangan, dan kamu mencoba mengungkapkan tantangan itu dengan mendakinya. Seperti halnya ci...