Ini tuh lama kelamaan yang nge'vote turun drastis, kenapa yah? Jangan jadi silent readers, pleaseee...!
Happy reading!!!
"Masih ada yang kurang paham dengan materi yang saya jelaskan?" tanya seorang senior cewek kepada para juniornya di suatu kelas.
Hening. Tidak ada yang menjawab pertanyaannya.
"Oke, saya anggap diamnya kalian itu berarti udah paham," lanjutnya lagi.
Di tengah keheningan, seorang cowok mengangkat tangannya.
"Yah, kamu! Ada yang mau ditanyakan?"
"Ada kak. Eum... Kak Sharaza udah punya pacar belum? Kalau belum, saya boleh daftar gak?" tanya cowok itu sambil cengengesan.
Seketika kelas heboh meneriaki pertanyaan cowok itu. Sedangkan Shasa hanya tersenyum menanggapinya.
"Pertanyaan di luar materi, saya rasa gak perlu dijawab!" Tuturnya lembut.
"Yaah, kok gitu sih Kak?" Cowok yang baru saja bertanya terlihat kecewa.
"Materi selanjutnya akan disampaikan oleh Pak Ginting di pertemuan minggu depan, jangan lupa dikumpulkan tugas yang tadi saya kasih. Saya cuma hari ini aja menggantikan posisi beliau," ujar Shasa mengalihkan pembicaraan.
Raut kecewa nampak dari para juniornya itu. Apalagi kaum adam, kapan lagi coba diajarin sama cewek cantik yang lemah lembut. Sekalian cuci mata, bikin semangat belajar dan betah di dalam kelas.
Setelah merapihkan beberapa buku dan laptopnya, Shasa berjalan meninggalkan kelas. Ketika akan menuruni tangga, Shasa merasa ada yang memanggilnya.
"Sharaza!" Suara panggilan itu terdengar lebih dekat. Shasa menoleh, dia menemukan seorang dosen yang tadi memintanya mengisi materi di kelas juniornya, semester empat.
"Ada apa Pak? Saya tadi sudah selesai memberikan materi dan tugas sesuai permintaan Bapak," ujarnya to the point. Dia heran, dosen ini tadinya bilang ada kepentingan mendesak seusai mengajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan di kelasnya. Dan dia meminta Shasa untuk menggantikannya mengisi materi di kelas selanjutnya. Karena dirasanya Shasa cukup pintar untuk menjelaskan materi itu.
"Iya, terima kasih Sharaza. Kamu udah mau pulang?"
"Iya Pak," jawab Shasa singkat.
"Mau saya anterin gak? Kebetulan urusan saya sudah selesai," tawar dosen itu.
"Gak usah, Pak! Saya dijemput," ujar Shasa berbohong. Padahal dia tidak dijemput oleh siapapun.
Dosen itu mengernyit. "Dijemput siapa? Pacar kamu? Kamu udah punya pacar?" tanyanya beruntun. Terlihat raut kecewa pada mukanya.
"I-iya Pak, saya punya pacar!" jawab Shasa setengah gugup. Entah kenapa Shasa malah membayangkan wajah Satria saat menjawabnya. Cielah!
"Yah, sayang sekali... Padahal tadinya saya mau ajakin kamu dinner malam ini," ujarnya dengan nada kecewa.
Shasa tersenyum. Dasar dosen genit, pantang menyerah banget ngejar gue! Ini dosen bener-bener gak bisa liat yang bening dikit, langsung deh! Tapi maaf, gak mempan buat gue mau berapa kali pun lo berusaha!
"Maaf ya Pak, kalau gitu saya permisi dulu." Shasa meninggalkan sang dosen yang mematung menatapnya.
❄️❄️❄️
Shasa duduk di halte depan kampus sembari memesan taxi online dengan ponselnya. Sudah sepuluh menit berada di sana, tak satupun driver yang menerima orderannya. Lima menit yang lalu ada yang menerima, tapi tiba-tiba langsung di cancel oleh si driver.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHARAZA (TAMAT)
RomanceMOHON FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! Ketika kamu pergi ke gunung, kamu melihat dan mengaguminya. Dalam arti tertentu, gunung memberimu tantangan, dan kamu mencoba mengungkapkan tantangan itu dengan mendakinya. Seperti halnya ci...