T U J U H

1K 166 158
                                    

Jangan lupa vommentnya yah!

Happy reading!!!

"Pulang lah sekali-sekali, mama dan papa kangen banget sama lo."

Satria berdecih. "Mereka gak bakalan kangen gue, kan ada elo anak emasnya."

Dua cowok itu duduk di pinggir danau Ranu Kumbolo, mereka Satria dan Guntur.

"Mereka berdua gak pernah pilih kasih!"

"Tapi lo beda, lo bisa mendapatkan apa yang lo mau. Lo pinter, rajin, dan nurut. Wajar selalu dibanggain sama mereka. Sedangkan gue? Gak ada yang bisa mereka banggain dari gue,"

"Tapi gue iri sama lo, Sat! Lo hidup mandiri tanpa mau dibantu sama sekali sama kedua orang tua kita. Beda sama gue, yang apa-apa masih minta sama orang tua."

Satria tersenyum sinis. Dia tau apa yanh dibilang kakaknya tersebut cuma omongan kosong belaka. Bukan yang sebenarnya.

Iri katanya? Tidak mungkin.

Seorang Guntur selalu merasa lebih dibandingkan adiknya itu. Dia bisa mendapatkan apa yang dia mau tanpa harus berusaha keras.

Mereka berdua adik kakak yang selisih umurnya hanya satu tahun, Guntur kakaknya. Sejak lulus SMA, Satria memutuskan untuk tidak tinggal bersama keluarganya. Dia memilih tinggal di sebuah apartemen. Walaupun baru lulus SMA, dia sudah memiliki cukup tabungan untuk membeli apartemen. Uang yang diberikan oleh orang tuanya sewaktu sekolah yang nominalnya lumayan besar, ditabung olehnya. Belum lagi sejak kelas 2 SMA, dia membuka usaha distro bersama tiga orang temannya. Sekarang, malah bertambah lagi usahanya. Dia menjual dan menyewakan perlengkapan outdoor, yang ini cuma miliknya sendiri. Makanya dia menolak bantuan dari orang tuanya untuk biaya kuliah dan kehidupannya sehari-hari.

Setelah larut dalam keheningan, akhirnya Satria mulai bangkit dari duduknya.

"Duduk dulu, gue belum selesai bicara!" ujar Guntur meninggikan volume bicaranya.

"Mau ngomong apalagi?" tanya Satria malas.

"Gue harap lo sempatin pulang ke rumah!"

"Gak janji!" jawabnya santai. "Udah kan, gue capek mau tidur!" Satria mulai berjalan kembali menuju tendanya.

"Tunggu dulu!"

"Apa sih mau lo?" Satria terlihat mulai geram namun berusaha menahan emosinya.

"Jangan dekat-dekat, Shasa! Dia gebetan gue!" ancam Guntur. Satria membalikkan badannya, berjalan kembali mendekati cowok itu.

"Kalau nanti dia suka gue gimana?" tanyanya sengaja memancing emosi sang kakak.

Guntur mengepalkan kedua tangannya. "Jangan mimpi! Lo itu gak ada apa-apanya dibanding gue. Liat aja nanti siapa yang bakal dia pilih."

Rahang Satria mengeras, dan lagi dia berusaha untuk tidak emosi. Cowok itu masih menyombongkan diri seperti biasanya, Satria paham betul watak kakaknya itu. Tanpa mengucapkan satu katapun, dia melangkahkan kembali kakinya menuju tenda.

Memang banyak sisi menonjol dari kakaknya itu dibandingkan dirinya. Namun dari segi fisik, mereka berdua sama-sama memiliki wajah yang tampan.

SHARAZA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang