CHAPTER I

3.8K 337 15
                                    

...oOo....oOo....oOo....oOo....oOo....oOo...

"Sasuke dan aku sudah putus Ino" kata Sakura sembari membawa kentang goreng dan soda ke sofa untuk menemani acara mereka menonton tv.

"Kau serius? Oh My God, are you crazy Sakura? Sasuke? You should be crazy!" Teriak Ino histeris.

Bagaimana tidak? Sasuke adalah incaran para kaum hawa. Kaya, muda, tampan, berkharisma, penuh dengan misteri. Siapa yang tidak jatuh hati padanya. Dan sekarang, Sakura dengan tenang dia bilang sudah putus dengan lelaki itu?

"I'm not crazy, at all." Jawab Sakura

"Itu Sasuke, incaran kaum hawa dan kau melepasnya begitu saja?"

"Jadi aku harus bagaimana? Menangis sepanjang hari dan memohon untuk kembali? Tidak terima kasih"

"Lagipula dia tidak pernah menyukaiku" Tambah Sakura dengan wajah acuhnya lalu menonton Avangers End Game.

"Kuharap kau tidak menyesal" Ucap Ino.

...oOo....oOo....oOo....oOo....oOo....oOo...

Siang ini Sakura, Ino, dan Hinata sedang mencuci mata di sebuah mall yang ada di pusat kota.

"Kakiku sangat pegal dan kau belum selesai berbelanja" Ucap Sakura gemas.

Memang setiap kali mereka ke mall pasti Ino lah yang paling banyak menghabiskan waktu untuk shoping.

"Sebaiknya kita makan dulu, ini sudah lewat jam makan siang" Sambung Hinata.

"Sebentar lagi, kalian duluan saja nanti aku susul. Di restaurant biasa kan?" Tanya Ino.

"Iya, kita pergi dulu. Kau jangan terlalu lama atau aku tinggal"

"Tenang saja Sakuraku sayang" Balas Ino sambil mengedipkan mata dengan centil.

Sakura dan Hinata akhirnya pergi ke restaurant yang berada di lantai 5 mall ini. Mereka sudah memesan makanan yang mereka inginkan dan sekarang mereka sedang menunggu.

Sakura pov

Aku dan Hinata sedang menunggu pesanan kami, aku melihat Hinata sedang memainkan ponselnya. Seketika aku ingat percakapanku dengan Sasuke, yah bagaimana pun aku yang menawarinya bantuanku.

"Sakura" Suara Hinata menyadarkan lamunanku.

"I..iya, kenapa?"

"Kenapa kau melamun? Apakah kau banyak pikiran?" Tanya Hinata.

Jelas sekali dari ucapannya bahwa dia adalah seorang bangsawan yang sangat terdidik dan lemah lembut, pantas sekali bila Sasuke menyukainya.

"Sakura?"

"Eh... iya"

Aku tersadar dari lamunanku, lagi lagi aku memikirkan Sasuke.

"Aku dan Sasuke sudah putus" Ucapku sedatar mungkin.

"Bagaimana bisa, apa kau ada masalah dengannya?" Hinata terlihat khawatir tetapi aku tersenyum tipis.

"Tidak, aku hanya bosan"
Entah mengapa alasan konyol Sasuke yang ingin berpisah denganku beberapa hari lalu yang tiba-tiba terucap.

"Benarkah?" Tanya Hinata dengan raut muka seolah mencari kebohongan dimataku.

"Permisi pesanannya, sushi, chiken steak with mash potato, dua choco milkshake, silahkan menikmati." Ucap seorang waitress menghentikan pembicaraanku dengan Hinata.

"Terima kasih" ucap Hinata.

"Tak ada yang percaya alasan konyol seperti itu Sakura" Ya Hinata benar, tak ada yang mempercayai alasan konyol seorang Uchiha Sasuke.

Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang