Ruang Kepala Sekolah

37 5 0
                                    

Valeron POV
Pagi harinya di rumah Valeron. Jam dinding menunjukkan pukul 05.00

"Yon, bangun. Udah siang nih, mau sekolah kagak?" kata emak gue bar-bar padahal masih pagi.
"Ya elah emak, masih pagi udah treak-treak aja" kata gue sambil ngumpulin nyawa gue.
"Udah siang, ayo bangun terus mandi" emak.
"Iya mak, eyon mau sholat subuh dulu" kata gue sambil berjalan ke kamar mandi.
"Iya, abis sholat langsung mandi terus turun ke bawah, sarapan dulu" kata emak.
"Iya mak, repot amat sih" kesal gue dikamar mandi.

Setelah gue wudhu terus pake sarung sama peci, gue siap buat sholat. Selesai sholat, karena gue masih ngantuk gue malah molor lagi di sajadah.
Gak kerasa jam dinding menunjukkan pukul 06.30. Gawat!!!!!
Gue langsung ngacir ke kamar mandi dan mandi lalu gosok gigi cepat-cepat.
Setelah itu gue langsung pake seragam, sepatu, dan menggendong tas gue dipunggung gue. Setelah gue siap gue langsung keluar dari rumah dan menuju garasi untuk ngeluarin motor gue. Setelah siap gue make helm fullface gue dan naik ke motor.
Namun, sebelum mengegas motor ninja gue kek Valentino Rossi, gue liat ada cewek didepan rumahnya dengan raut wajah panik sambil memakai sepatunya dan ngomel-ngomel sendiri. Ya, cewek itu tak lain ada lah Cici. Lalu gue samperin dia ke rumahnya.

"Ci, lo ngapain jam segini belum berangkat?" tanya gue.
"Gue tadi kesiangan" ketus Cici sambil memakai sepatunya.
"Biasanya lo dibangunin sama kakak lo atau bokap nyokap lo, tumben amat telat" kata gue.
"Dari kemaren gue ditinggal di rumah sendirian karena mamah papah gue lagi keluar kota, terus kakak gue lagi dirumah temennya karena tadi malem dia main PS di rumah temennya dan nginep disana. Dan bi Inah lagi pulang kampung karena anaknya lagi sakit" Cici sambil berdiri dan bersiap berangkat sekolah.
"Bareng aja yuk" ajak gue.
"Nggak perlu" Cici sambil berjalan ke garasi untuk mengambil motornya.
"Ya udah, tapi kita berangkatnya bareng ya" tawar gue.
"Iya, bentar gue ambil motor dulu" Cici.
"Santuy mba, lagi pms ya" ujar gue sambil terkekeh melihat tingkah Cici.
"Diem" Cici dengan galaknya dan gue cuma kicep.

Saat Cici membuka garasinya, dia melihat ban motornya kempes.

"Yah, sialan" umpat Cici.
"Kenapa ci?" tanya gue.
"Ban motor gue kempes" teriak Cici.
"Ya udah sekarang bareng aja sama gue pake motor gue" ajak gue.
"Ya udah oke" kata Cici sambil berjalan ke motor gue dan naik ke motor.
"Pegangan jangan lupa gue mau ngebut ala Valentino Rossi" ucap gue.
"Iya" Cici sambil melingkarkan tangannya di perut gue.
"Dah siap?" ucap gue.
"Dah" Cici.
"Valentino Rossi siap melaju" ucap gue sambil melajukan motor gue dengan kecepatan tinggi.

Kami berdua sampai di sekolah tepat pukul 07.00, dan gerbangnya pun sudah ditutup.

"Pak, biarin kita berdua masuk ya" pinta gue dengan menunjukkan muka memelas.
"Iya pak, plis. Kan kita tepat pukul 07.00 pak" Cici.
"Ya udah untuk kali ini saja ya, besok-besok saya tidak akan kasih masuk" pak satpam.
"Siap pak" kata gue dan Cici kompak.
"Bentar bapak buka dulu gerbangnya" kata pak satpam sambil membukakan pintu gerbangnya untuk gue dan Cici masuk.
"Makasih pak" ucap gue dan Cici bersamaan sambil masuk ke dalam parkiran untuk markirin motor gue.
"Udah sono lo duluan ke kelas, ntar lo dimarahin guru" ucap gue sambil markirin motor diparkiran.
"Masa gue ninggalin orang yang udah bantuin gue" Cici.
"Cie nungguin ya" goda gue.
"Nggak usah kepedean, cuma kali ini doang" Cici.
"Iya udah ayo cepetan ke kelas" ucap gue sambil nggandeng tangan Cici.
"Nggak usah gandeng-gandeng tangan gue, gue bisa sendiri" Cici sambil melepaskan tangannya dari genggaman tangan gue.
"Nggak usah banyak omong, cepet" kata gue tanpa merduliin omongan Cici.

Sesampainya dikelas.

"Assalamualaikum Bu, maaf kami telat" ucap gue sama Cici bareng dan membuat seluruh warga kelas memandang ke arah gue sama Cici.
"Waalaikumsalam, sini kalian berdua masuk" Bu Sari.
"Iya Bu" kata gue sambil masuk ke dalam kelas diikuti Cici dibelakang gue.
"Kalian kenapa terlambat?" tanya Bu Sari.
"Kesiangan Bu" jawab gue dan Cici bersamaan.
"Sekarang kalian ibu hukum bersihin ruang kepala sekolah" perintah Bu Sari.
"Iya Bu" jawab gue.
"Ya sudah sana kerjakan" perintah Bu Sari.

Lalu gue ngletakin tas gue ke kursi dan Cici juga. Dan keluar dari kelas menuju ke ruang kepala sekolah.

"Ci, tungguin" kata gue dramatis.
"Ih biasa aja ngomongnya dong" Cici.
"Biarin" ucap gue.

Lalu gue sama Cici bersih-bersih ruang kepala sekolah. Gue nyapu sama ngepel terus Cici ngelap kaca jendela. Karena kaca jendelanya lebih tinggi, Cici naik ke kursi dan mulai membersihkan kaca dengan lap dan pembersih kaca.

"Makanya jadi orang cepet tinggi dong, dulu emak lo suruh ngidam tiang listrik biar lo tinggi" ucap gue sambil terkekeh.
"Dih gue yang ngrasain aja biasa, kenapa lo sewot?" Cici sambil memanyunkan bibirnya.
"Ya nggak papa sih" jawab gue sambil menyapu.
"Nggak usah banyak omong, kerjain aja hukuman masing-masing" Cici.
"Iya, kek gitu aja marah. Lagi pms lo ya?" goda gue.
"Nggak" ketus Cici.

Lalu setelah gue selese nyapu, gue ambil alat pel dan mulai mengepel lantai ruang kepala sekolah. Cici sudah selesai membersihkan kaca dan berjalan keluar dari ruang kepala sekolah.

"Eh lo mau kemana? Ini belum selese tau" jengkel gue pada Cici yang pergi ninggalin gue sendiri di ruang kepala sekolah. Lalu Cici berbalik ke arah gue.
"Kan gue udah selese mbersihin kacanya, jadi ya gue mau balik ke kelas lah" jawab Cici santuy.
"Ya kali bantu gue napa" ujar gue.
"Iya, gue bantuin kok, buat ucapan terima kasih udah boleh nebeng" Cici sambil berjalan masuk kembali ke ruang kepala sekolah.
"Siniin alat pelnya" sambung Cici sambil merebut alat pel dari tangan gue.
"Santuy aja napa" ujar gue.

Saat gue mau ngambil alat pel yang satu lagi.........

"Arggggghhhhh" teriak gue karena kepleset lantai yang licin.
Tap
Sebelum tubuh gue nyentuh ke lantai, Cici nangkep gue.
Cieeee
Tapi masa kebalik sih. Masa cowoknya yang ditangkep biasanya kan ceweknya yang kepleset terus yang cowok nangkep. Batin gue
Lalu gue berdiri.

"Em, makasih ya. Untung ada lo, kalo nggak bisa remuk nih tulang-tulang gue" kata gue sambil cengengesan.
"Iya sama-sama, makanya kalo jalan ati-ati" Cici.
"Iya, sekali lagi makasih ya" ucap gue sambil menggaruk kepala gue yang tidak gatal.
"Hmmm" jawab Cici lalu kembali mengepel lantai dan gue mbantuin dengan pel yang satunya lagi.

20 menit kemudian, kami berdua selesai mengerjakan hukuman kami dan akan kembali ke kelas.

"Duh capek bat dah, aus nih. Beli minum yuk. Gue yang traktir deh" ajak gue sambil menggandeng tangan Cici.
"Ye, kagak usah gandeng-gandeng napa" Cici sambil melepaskan tangannya dari genggaman tangan gue.
"Iya ayok" ajak gue sambil berjalan ke kantin untuk membeli minum.
"Iya sabar napa" gerutu Cici sambil memakai sepatunya.
"Lo nya yang kelamaan sih, kalo lama-lama gue gendong lo" ancam gue.
"Nggak perlu gue juga punya kaki buat jalan, ayo" Cici sambil berdiri.
"Yayayay" gumam gue.

Lalu gue dan Cici pergi ke kantin untuk membeli minum.
Valeron POV end.

🍂🍂🍂🍂

Bel istirahat berbunyi dan semua anak-anak keluar kelas dan menuju ke kantin. Seperti biasa Athallah cs dan Mei cs ke kantin bersama.
Sesampainya di kantin, mereka duduk di bangku yang sudah disediakan. Setiap bangku mampu menampung 5 orang. Ada 2 bangku di setiap meja. Di bangku pertama ada Ruy, Sani, Khikma, Diandra, Resa, dan Alfi yang duduk berhimpitan. Dibangku yang satunya lagi ada Dimas, Cici, Valeron, Mei, dan Athallah.

"Pada mau pesen apa, biar sekalian" tawar Resa.
"Gue bakso sama es teh" Diandra.
"Gue samain Diandra" Khikma.
"Gue juga samain" Ruy dan Sani.
"Gue mie ayam aja sama es jeruk" Cici.
"Gue juga sama kek Cici" Valeron dan Dimas kompak.
"Cie kompak" all kecuali Valeron dan Dimas.
"Dih apaan sih lo ikut-ikutan gue" Valeron.
"Yang ada lo yang ikut-ikutan gue" Dimas.
"Lah bodoamat, kagak usah mulai ribut lagi. Kuping gue sakit denger kalian ribut mulu" kesal Cici.
"Ya udah, yang belum pesen siapa, cepetan" Resa.
"Gue siomay sama pop ice coklat" Mei dan Athallah.
"Kalo gue batagor sama es teh" Alfi.
"Oke, gue ke ibu kantin dulu ya" Resa sambil beranjak ke ibu kantin.
"Eh ci, tumben tadi pagi elo telat. Biasanya kagak pernah telat" Mei.
"Gue tadi pagi kesiangan, soalnya kagak ada yang bangunin gue tadi pagi" jelas Cici.
"Biasanya yang bangunin elo siapa?" tanya Sani.
"Biasanya sih, kakak atau mamah gue, tapi dari kemaren kan gue dirumah sendirian. Mamah sama papah diluar kota karena urusan kerjaan, terus tadi malem kakak gue main PS dirumah temennya dan nginep disana. Terus bi Inah lagi pulang kampung karena anaknya sakit ya jadi gue dirumah sendiri" panjang lebar Cici yang diangguki oleh yang lain.

5 menit kemudian, pesanan mereka semua datang dan mereka langsung melahapnya sampai habis. Setelah menghabiskan makanan mereka, mereka semua membayarnya dan kembali ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

Kekocakan Adik-adik Pemain Timnas U-18 [SELESAI✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang