Skip pulang sekolah.
"Ci, pulang bareng yuk" Dimas sambil menggenggam tangan Cici.
"Cie-cie, iya yang udah jadian" Diandra.
"Heem, dunia serasa milik berdua yang lain cuma ngekos" Athallah.
"Iri bilang bos" Resa.
"Ih apaan, gue juga punya doi, ngapain iri ama tukang cilok ini" Athallah sambil menunjuk ke Dimas.
"Dih apaan, gue bukan tukang cilok nyet" Dimas sambil menoyor kepala Athallah.
"Sakit njir" Athallah sambil mengelus kepalanya.
"Nggak boleh ada kata kasar diantara kita" Mei sambil memukul lengan Athallah.
"Ampun beb" Athallah.
"Hahaha, mampus lo tha" Resa.
"Udah deh, gue mau balik dulu" Dimas.
"Gue bawa motor kok dim" Cici.
"Ya udah, gue goncengin elo aja ya pake motor elo, nanti biar temen gue yang bawa motor gue" Dimas.
"Bucin" Athallah, Diandra, Resa, dan Ruy.
"Eh kagak punya kaca lu pada? Ngaca, kalian juga pada bucin ama pacar kalian sendiri" kesal Dimas.
"Selow mas bro, canda elah" Athallah.
"Hm" dehem Dimas.
Selesai dengan perdebatan itu, mereka semua memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Skip rumah Cici.
"Gue udah sampe, terus lo pulangnya pake apa?" tanya Cici.
"Ojol" jawab Dimas.
"Owh, sambil nungguin ojolnya dateng, masuk dulu yuk" ajak Cici.
"Emangnya nggak papa?" tanya Dimas.
"Nggak papa, ada mamah gue kok" jawab Cici santai.
"Ya udah deh, gue mampir bentar, ketemu camer" goda Dimas.
"Ih apaan sih" Cici sambil terkekeh.
Lalu mereka berdua pun masuk ke dalam rumah Cici.
"Assalamualaikum" Cici dan Dimas mengekorinya dibelakangnya.
"Waalaikumsalam, eh ada Dimas, masuk dulu sini, udah jarang ya main kesini" Yurania.
"Iya tan" Dimas.
"Ya udah mah, adek ke kamar dulu ya, mau ganti baju dulu" ijin Cici.
"Ya udah sana" Yurania. Dan Cici naik ke atas untuk menuju ke kamarnya.
"Sini dim, duduk dulu, jangan sungkan-sungkan" Yurania.
"Eh iya tan" Dimas canggung karena memang sudah agak lama tidak berkunjung ke rumah Cici.
"Bi, buatin minum nih buat Dimas" Yurania.
"Siap nya" jawab bi Inah dari dapur.
"Nggak usah tan, nanti ngrepotin" Dimas.
"Nggak kok" Yurania.
"Sini duduk dim" Yurania dan Dimas duduk disofa ruang tamu. Tak lama kemudian, bi Inah datang membawa nampan berisi 3 gelas jus jeruk dan kue.
"Silahkan" bi Inah sambil meletakkan ketiga gelas jus jeruk dan kue.
"Iya bi, makasih ya, maaf jadi ngrepotin" Dimas.
"Iya den, nggak papa kok. Ya udah saya permisi dulu ya den nya" bi Inah.
"Iya bi" Yurania.
Cici pun turun dari kamarnya.
"Ngobrol apa ya, seru banget keknya" Cici sambil duduk disamping Yurania.
"Ngobrol-ngobrol santai aja, kan udah lama juga nih nggak ngobrol sama Dimas" Yurania.
"Iya nih, juga sekalian mau minta ijin" Dimas. Cici yang belum mengerti maksud Dimas, mengernyitkan keningnya.
"Minta ijin apa?" Yurania mewakili Cici.
"Em, Dimas boleh ngajak Cici jalan-jalan ntar malem, boleh nggak tan?" tanya Dimas hati-hati.
"Gimana ya?" Yurania pura-pura berpikir agar membuat Dimas penasaran.
"Kalau nggak boleh juga nggak papa kok tan" Dimas.
"Boleh kok, tadi tante cuma bercanda doang" Yurania.
"Jalan-jalan kemana dim?" tanya Cici.
"Ada deh, makasih ya tan udah ngasih ijin ke Dimas" Dimas tersenyum sumringah.
"Iya" Yurania tersenyum.
"Ya udah deh, Dimas pamit pulang dulu ya tan, takut kesorean" Dimas sambil beranjak dari duduknya dan mencium punggung tangan Yurania.
"Iya, kamu pulangnya naik apa dim?" tanya Yurania.
"Naik ojol tan, ini katanya udah didepan" Dimas.
"Owh gitu, hati-hati ya" pesan Yurania.
"Iya, tan ci, duluan ya, assalamualaikum" Dimas keluar dari rumah Cici.
"Waalaikumsalam" Yurania dan Cici.
"Gue anter sampe depan ya" Cici.
"Iya" Dimas.
Cici mengantarkan Dimas sampe depan rumahnya dan melihat orang memakai jaket hijau diatas motornya.
"Dengan Dimas?" tanya orang itu.
"Ya saya sendiri" Dimas.
"Ini dek helmnya" orang itu menyerahkan helm pada Dimas dan Dimas pun segera memakainya dan naik ke atas motor.
"Ya udah ya ci, gue balik dulu" Dimas.
"Iya dim, ati-ati ya" Cici sambil melambaikan tangannya.🍂🍂🍂🍂
Skip malam harinya.
Dimas sudah siap dengan hoodie hitamnya, celana hitam panjang, dan sepatu sneaker hitam. Dimas pun siap untuk pergi.
"Ganteng banget nih anak ibu, mau kemana?" tanya Rina, ibu Dimas (author ngarang 😅).
"Mau keluar bu" Dimas.
"Sama siapa hayo" goda Rina.
"Sama calon mantu ibu, insyaallah" Dimas sambil garuk-garuk tengkuknya.
"Heh masih kecil udah mikir nikah, sekolah dulu yang bener" Rina.
"Iya bu, canda elah" Dimas sambil cengengesan.
"Beneran emangnya kamu udah punya calon nih?" tanya Rina.
"Dimas udah punya pacar bu" bukan Dimas yang menjawab, tetapi ayahnya.
"Hah, yang bener yah. Kok ibu nggak tau sih" Rina.
"Iya, ayah pernah liat Dimas main hp sambil senyum-senyum sendiri kek orang gila" canda Herman, ayah Dimas (ngarang gaes).
"Ayah mah, masa anak sendiri dikatain orang gila" Dimas sambil memanyunkan bibirnya.
"Ya abisnya kamu senyum-senyum sendiri sih, kan ayah jadi takut, otak kamu geser" canda Herman membuat anak semata wayangnya tambah cemberut.
"Udah yah, jangan digangguin mulu Dimas nya, ya udah sana, katanya mau pergi" Rina.
"Iya bu, Dimas pamit dulu ya, assalamualaikum" Dimas sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Iya, waalaikumsalam" Rina dan Herman.
"Kapan-kapan anaknya diajak kesini, buat kenalan sama ayah dan ibu" goda Herman.
"Iya yah, siap deh" Dimas.
Dimas pun pergi ke garasi untuk mengambil kendaraannya.
"Mau pake mobil apa motor ya" gumam Dimas.
"Pake mobil aja deh, sekali-kali" Dimas sambil mengambil kunci mobil dan memasuki mobilnya. Dia pun menyalakan mesin mobilnya dan segera menuju ke rumah Cici.
Skip sesampainya di rumah Cici.
Dimas keluar dari mobilnya dan mengetuk pintu rumah Cici.
Toktoktok
Lalu keluarlah seorang wanita paruh baya yang masih tetap cantik, ya dia adalah Yurania.
"Assalamualaikum, tante" Dimas sambil mencium punggung tangan Yurania.
"Waalaikumsalam, ayo masuk dulu, biasa, anak cewek kalo mau pergi ya pasti lama siap-siap nya" canda Yurania sambil mempersilahkan Dimas masuk ke dalam rumahnya. Mereka duduk di sofa ruang tamu.
"Bentar ya, tante panggilin dulu" Yurania sambil menaiki tangga menuju ke kamar Cici.
Toktoktok
"Sayang, itu Dimas nya udah dateng" ucap Yurania dari luar kamar Cici.
"Iya mah bentar" Cici membuka pintu kamarnya. Dia memakai atasan panjang warna merah maroon polos, celana hitam panjang, sepatu sneaker hitam, rambutnya digerai.
Mereka pun turun ke bawah dan mendapati Dimas yang sedang duduk sambil memainkan kunci mobilnya.
Melihat Yurania dan Cici sudah turun, Dimas beranjak dari duduknya.
"Ya udah ya mah, adek keluar dulu ya" Cici.
"Iya sayang" Yurania.
"Tante, Dimas sama Cici berangkat dulu ya, assalamualaikum" Dimas sambil mencium punggung tangan Yurania.
"Iya, waalaikumsalam, jangan pulang malem-malem ya" pesan Yurania.
"Siap tan" Dimas.
Dimas dan Cici keluar dari rumah dan menuju ke mobil sport hitam milik Dimas. Dimas pun membukakan pintu mobil untuk Cici.
"Silahkan my princess" Dimas.
"Thanks my prince" Cici tersenyum.
Setelah Cici masuk, Dimas pun menutup pintu mobil dan masuk ke sisi mobil yang lain. Setelah memakai sabuk pengaman, Dimas menyalakan mesin mobil dan menjalankannya.
Sepanjang perjalanan mereka saling diam dan Dimas pun yang merasa bosan, memulai pembicaraan.
"Em ci" panggil Dimas.
"Iya" Cici menoleh ke arah Dimas.
"Nggak jadi deh" Dimas sambil menggaruk tengkuknya.
"Gimana sih" Cici sambil terkekeh dan memalingkan wajahnya ke arah jendela melihat indahnya malam.
Setelah itu tidak ada percakapan apapun, mereka sama-sama diam. Lalu sampailah mereka disebuah taman. Dimas memarkirkan mobilnya dan segera turun dan membukakan pintu mobil untuk Cici. Cici pun turun dan sangat kagum dengan taman yang sangat indah, disitu juga ada sebuah danau. Cici berlari ke arah danau dan Dimas mengekorinya dibelakangnya.
"Waw! Bagus banget" Cici.
"Kamu suka?" Dimas.
"Suka banget" Cici tersenyum.
"Ikut aku" Dimas menarik tangan Cici.
"Kemana?" tanya Cici.
"Ikut aja" Dimas dan mereka pun duduk direrumputan tepi danau.
"Suka nggak?" Dimas.
"Suka banget" Cici tersenyum sumringah.
"Seneng nggak?" Dimas.
"Seneng banget lah" Cici.
"Lebih senengan aku" Dimas menyenderkan kepalanya dibahu Cici.
"Kok malah kamu sih yang lebih seneng?" tanya Cici.
"Kan aku kesininya bareng orang yang aku sayang" Dimas.
"Mulai deh gombalnya" Cici sambil mencubit hidung Dimas.
"Beneran tau, bukan gombal, tapi ini beneran tulus dari hati aku yang paling dalam" Dimas.
"Iyain deh, biar seneng" Cici.
Cici bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah danau. Namun, karena agak licin, hampir saja Cici terjatuh ke danau yang dalam itu. Untungnya Dimas dengan sigap menarik tangan Cici dan langsung memeluknya.
"Makasih dim, udah nyelametin aku, kalau enggak, aku nggak tau apa yang terjadi" Cici dengan jantung yang masih berdegup dengan kencang karena mungkin saja jika Dimas tidak siap, dia akan tewas tenggelam di danau.
"Aku kan udah janji bakal jagain kamu, aku nggak mau kehilangan kamu lagi, aku sayang banget sama kamu, kamu janji ya, jangan ninggalin aku" Dimas mempererat pelukannya. Dia sangat takut kehilangan untuk yang kedua kalinya.
"Iya aku janji, aku nggak akan ninggalin kamu, tapi kalau aku nanti pergi duluan gimana" Cici. Dimas menutup mulut Cici menggunakan jari telunjuknya.
"Huust, jangan ngomongin perpisahan, kita baru aja bersama lagi" Dimas.
"Iya" Cici.
"Malam ini, danau, bintang, bulan, dan apapun yang ada disini, akan menjadi saksi janji kita, kita janji nggak akan pernah meninggalkan satu sama lain disaat susah maupun senang dan saling percaya satu sama lain, promise?" Dimas sambil menggenggam kedua tangan Cici.
"Yes, I promise" Cici sambil mengangguk mantap. Kemudian mereka berpelukan.
Mereka berdua menikmati malam ini bersama didanau yang menjadi saksi bisu janji mereka. Cici menyenderkan kepalanya dibahu Dimas.
Cici melihat jam di ponselnya, jam menunjukkan pukul 11 malam.
"Pulang yuk dim, udah malem" ajak Cici.
"Yuk, takut kamu dicariin mamah papah kamu" Dimas beranjak dari duduknya dan membantu Cici berdiri.
Mereka pun menuju ke mobil Dimas dan segera pulang ke rumah.
Skip rumah Cici.
Dimas membukakan pintu mobil untuk Cici.
"Sana cepet masuk" suruh Dimas.
"Kamu juga sana pulang" Cici.
"Iya sayang" Dimas sambil mengelus rambut Cici dan masuk ke mobilnya.
"Dah" Cici melambaikan tangannya ke arah Dimas dan kemudian masuk ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekocakan Adik-adik Pemain Timnas U-18 [SELESAI✅]
Ficção AdolescenteKocaknya adik-adiknya para pemain timnas U-18 yang terdiri dari 5 orang perempuan.