Penggabungan Academy

504 64 1
                                    

Tina Pov

Hari ini adalah hari penggabungan academy. Jian masih belum bangun para petugas medic bilang kalau dia koma. Medengar itu kami panik dan menjadi khawatir.

Apa penyebab dia koma? Terlebih lagi kapan dia akan bangun? Kami khawatir, terutama Kai. Dia selalu berada di samping Jian. Kai hanya meninggalkan Jian untuk makan dan mandi. Dia bahkan tidur tepat di kursi yang dia duduki.

Hari ini pada penggabungan academy, Kai memilih untuk tidak mengikutinya. Kami setuju, seseorang ada yang harus menjaga Jian.

Sekarang aku dan yang lain sedang berdiri di lapangan untuk menunggu kedatangan murid-murid dari academy lain. Secara tiba-tiba seorang guru berkata.

"Visa Academy sudah datang!"kata guru itu

Semakin lama banyak academy yang datang. Sekitar sepuluh academy lebih. Itupun tidak termasuk Photon Academy. Memang banyak academy di luar sana tapi, academy yang paling bagus memang Photon Academy. Terlebih lagi, academy lain bisa saja menerima ras spesifik.

Seperti hanya menerima putri dan putra duyung, vampir, peri, dan masih banyak lagi. Para kepala sekolah terlihat seperti mendiskusikan suatu hal.

Aku kaget kalau ini satu lapangan dapat menampung semua murid. Ya, sebenarnya murid lain tidak sebanyak murid Photon Academy. Plus sebenernya lapangan ini besar banget. Mungkin itu alasannya, atau mungkin mereka memberi sihir untuk memperbesar lapangan ini.

"Ok, kalau begitu kalian dipersilahkan untuk pergi,"kata Pak Rein. Jadi, kita di sini untuk menyambut murid academy lain.

"Diingatkan, kalau kalian harus bekumpul di sini tepat setelah istirahat pertama,"kata Pak Rein. Semua murid termasuk kami langsung mengangguk.

Jadi, kami memutuskan untuk berjalan-jalan di taman Photon Academy. Namun, saat berjalan-jalan tanpa sengaja Amore ditabrak seseorang. Amore pun terjatuh.

"Ow! um maaf ya,"kata Amore sambil melihat ke arah orang yang menabraknya.

'Amore, kamu yang ditabrak malah kamu yang minta maaf,'pikirku

Orang itu hanya melihat ke arah Amore dengan tatapan datar dan dingin. Aish, dingin sekali tatapannya.

"Hn,"katanya sebelum pergi entah kemana. Aku yakin, dia pasti murid dari academy lain karena, seragamnya berbeda.

Amore pun berdiri dan membersihkan debu dari seragamnya.

"Aish, dasar orang dingin,"kata Amore kesal

"Cara ngomongnya kayak Sasuke,"kata Thalia. Reonna dan Lisa langsung mengangguk setuju.

"Amore tidak dibantu berdiri lagi,"kata Auri kesal

"Buh, es batu,"kata Lisa

"Orang dingin dari antah berantah teman-teman,"kata Alexa

"Ey, biasa orang dingin gitu ganteng tsundere,"kata Reonna

"Ganteng? Wah, tadi tuh orang sangat, tsundere? Wah terlihat, melebihi grafik yang kita pakai,"kata Lisa. Orang itu sih memang ganteng dan memang terlihat tsundere gitu.

"Astaga, udah ngomongin orangnya nanti aja,"kata Michelle

"Iya, iya,"balas kami

Kami pun pergi ke kantin untuk makan. Di kantin lumayan rame karena ada murid dari academy lain. Saat kami makan, kami tanpa sengaja melihat cowok yang menabrak Amore. Cowok itu terlihat bersama Alcander dan yang lainnya.

"Eh, itu si cowok muka tembok,"kata Auri dengan pelan

"Muka tembok?"kata Alexa bingung

"Mukanya datar,"balas Auri

"Astaga... udah kalau mau gibahin orang nanti aja,"kata Lisa

"Iya deh iya,"kata Auri

"Eh, tapi serius dia kenal Alcander dan kawan-kawannya?"tanyaku dengan bingung.

"Siapa sih yang tidak kenal Alcander dan kawan-kawannya?"tanya Michelle

"Bener sih..."balasku

Kami pun melanjutkan makan kami. Setelah selesai makan, kami langsung pergi ke arah lapangan. Di lapangan susah ada beberapa murid. Aku dan yang lain pun mengobrol sebentar sambil menunggu para murid dan para guru datang.

Tidak berapa lama para murid dan para guru yang belum datang  akhirnya datang.

"Hari ini kalian akan latihan dengan murid dari academy lain. Silahkan masuk ke kelompok kalian masing-masing,"kata Pak Rein kami pun masuk ke kelompok kami masing-masing.

Kelompok kami adalah kelompok yang pernah dibuat. Setelah semua masuk ke dalam kelompok masing-masing, Pak Rein mulai berbicara.

"Kalau begitu pilihlah salah satu kelompok untuk duel,"kata Pak Rein

Kelompok kami memilih sekelompok orang yang berasal dari Atlanta Academy. Kami semua pun mulai duel untuk latihan. Aku akui, mereka kuat juga. Aku dan yang lain sedang menggunakan sihir untuk menyerang satu sama lain.

Lisa menggunakan sihir apinya, Reonna menggunakan sihir petirnya, Auri menggunakan sihir airnya, aku menggunakan sihir angin, Alexa menggunakan sihir tanah, Michelle menggunakan sihir esnya, dan Thalia menggunakan sihir naturenya. Sedangkan Amore menggunakan sihir gravitasinya dan Martha menggunakan sihir crystalnya.

Sharlene dan seorang yang memimpi kelompok musuh kami, hanya berdiri untuk menonton.

'Enak sekali mereka cuman menonton'pikirku

Time Skip~

Yep, kami menang. Dengan tenaga yang sangat terkuras habis. Akhirnya kami memutuskan untuk istirahat karena capek. Setelah istirahat sebentar kami lanjut berlatih dan akhirnya, setelah beberapa jam kami berlatih. Kami dipersilahkan untuk balik ke asrama. Akan tetapi, sebelum kami balik, kami pergi untuk mengecek keadaan Jian dan Kai di ruang medic.

"Apakah dia belum bangun?"tanya Auri

"Belum,"jawab Kai. Kai terlihat sangat khawatir dan sedih. Kasihan aku melihatnya.

"K-kapan dia akan bangun?"tanya Martha

"Entahlah, tapi kita harus berfikir positif,"kata Alexa

"Yep,"balas Lisa

"Jadi, bagaimana tadi penggabungan academy?"tanya Kai

"Ya, lumayan seru sih. Tadi kita latihan terus,"jawa Reonna

"Yep, terus tadi lawan kita adalah murid dari Atlanta Academy,"lanjutku

"Yang jelas kita bisa setuju satu hal, capek banget,"kata Auri

"Yep,"balas kami semua kecuali Kai

"Kalau begitu, lebih baik kalian istirahat,"kata Kai. Kami pun mengangguk setuju dan langsung pergi menuju asrama. Saat berjalan ke asrama kami sambil berbicara tentang suatu hal.

"Apakah cuman aku doang, tapi tadi kayaknya Kai mencoba mengusir kita,"kata Auri

"Tidak hanya kamu,"kata Michelle

"Ehen ehem,"lanjut Auri dengan senyum nakal. Kami semua hanya menghela nafas.

"Palingan dia khawatir dengan Jian,"kata Lisa

"Sudahlah, lebih baik kita tidak usah mengganggu mereka,"kata Reonna

"Iya, kasihan mereka terutama Kai,"kata Amore

"Sudahlah ayo cepetan balik. Aku capek,"kata Thalia. Akhirnya kami pun mempercepat langkah kami.

----------------------------------------

Author: selesai juga chapter ini, walaupun pendek

Auri: wkwkwk selamat karena sudah menyelesaikan chapter ini

Author: yep, tidak disangka ternyata Isekai'd bisa mencapai 20 chapter dan nantinya akan mencapai sekitar 30 chapter

Auri: yep, banyak tuh chapternya

Author: terima kasih ya semua karena sudah membaca. Terima kasih juga yang sudang mengvote cerita ini.

Auri: terima kasih!

Author: kalau begitu kita tutup di sini. Bye!

Auri: bye!

Isekai'd?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang