Menara Void

370 52 2
                                    

Tina Pov

Aku dan yang lain sedang berlari ke arah monster itu. Aku pun mengontrol sihir anginku untuk memotongnya. Akan tetapi, monster itu hanya terluka sedikit. Sialan tuh monster.... Monster itupun meraung lagi.

"RrrRAaaAaA.....!!!!" Monster itu langsung mengambil sebuah batu yang lumayan besar dan melemparnya ke arah Auri, Michelle, dan Lisa. Mereka bertiga langsung menghindar dengan berlari.

Agh....!!! Monster ini menyebalkan sekali!!

Di tempat lain~

"Apa?!"teriak Krist

"Tunggu dulu kepala sekolah, di mana Abyss berada?"tanya Sei khawatir.

"Bapak tidak terlalu tahu dimana. Tapi, yang jelas mereka memberi tahu kalau untuk ke Abyss harus dengan hewan kontrak,"kata Pak Rein

"Jadi, sama saja mereka pergi ke tempat yang mereka tidak ketahui,"kata Alcander

Pak Rein hanya menghela nafas sebelum akhirnya mengangguk.

"Tapi, kenapa bapak tidak melarang mereka?"tanya Charael

"Itu karena keinginan tahu mereka serta tekad mereka. Bapak tidak bisa menghentikan mereka,"jawab Pak Rein

"Kita harus percaya pada mereka kalau mereka akan kembali dengan selamat,"kata Shiromaru

"Itu benar, aku yakin mereka pasti akan kembali dengan selamat,"kata Michael

Balik ke gua~

Tina Pov

Astaga ini monster, kami sudah menyerangnya dari beberapa tempat selama entah berapa lama. Yup, itu rencana kami, menyerang dari beberapa tempat. Mengapa? Siapa tahu kita bisa menemukan kelemahannya, belum juga kita bisa melemahkannya.

Tapi, sepertinya ini tidak terlalu berhasil. Monster itu tidak terlalu terluka tapi. Padahal, kita sudah mulai lelah karena menggunakan sihir kita terus menerus tanpa berhenti.

Amore menggunakan sihir gravitasinya dan mengontrol agar beberapa batu di sekitarnya mulai melayang. Lisa menggunakan sihir apinya agar batu-batu itu jadi berapi. Amore pun mengontrol batu-batu itu agar melayang ke arah monster itu dengan kecepatan penuh.

Monster itu terkena batu-batu itu dan meraung dengan keras. Terdapat beberapa luka di tubuhnya akibat serangan tadi. Dia terlihat marah... monster itu pun menggeram dengan keras dan berlari dengan kecepatan penuh ke arah Lisa. Tanah yang kami injak sedikit bergetar akibat monster itu.

"Lisa!"teriak kami, untungnya Lisa berhasil menghindar. Untung saja..... walaupun hampir...

Lisa pun langsung mengeluarkan sihir apinya dan membentuk sebuah bola api. Lalu, dia menembakkan sihir itu ke arah monster itu. Namun, sepertinya tidak berhasil melukainnya.

Thalia mencoba menggunakan sihir nature-nya dengan menumbuhkan beberapa sulur tanaman. Namun, monster itu menghancurkan sulur-sulur itu.

"Sialan nih monster,"kata Thalia dengan kesal.

Reonna menggunakan sihir petirnya untuk melukai monster itu di bagian kakinya, namun monster itu hanya mendapat sedikit luka bakar. Dari tadi, kami mencoba menyerang entah di beberapa bagian namun, sepertinya tidak berhasil karena dia tidak terluka sama sekali.

Sialan banget, aku dapat melihat Michelle menggunakan sihir esnya dan membentuk sebuah anak panah. Sihir itu melayang ke arah dada monster itu. Namun, monster itu menggenggam anak panah esnya dan menghancurkannya.

Auri dan Alexa langsung menggunakan sihir mereka untuk menyerang bersamaan, namun, monster itu tidak terlalu terluka. Monster itu menggeram kesal.

Amore pun melayangkan beberapa batu ke arah monster itu lagi. Monster itu hanya meraung sebelum akhirnya berlari ke arah Amore. Amore membelalakkan matanya melihat bahwa dia tidak sempat menghindar.

Isekai'd?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang